4. Kejutan Pagi Hari 21+

106K 364 2
                                    

Pagi hari, Yumi sedang menjemur pakaian di halaman belakang rumahnya. Ia tampak sedikit gelisah, pikirannya masih dipenuhi dengan kejadian yang terjadi beberapa hari lalu. Sementara itu, Dimas baru saja selesai berlari di treadmill yang berada di halaman belakang rumahnya. Matanya secara tidak sengaja tertuju pada Yumi. Rumahnya masih sepi, istri dan anak-anaknya masih tertidur karena ini adalah hari libur.

Dengan langkah perlahan, Dimas berjalan mendekati Yumi, senyum tipis tersungging di bibirnya. Ketika Yumi tidak menyadari kehadirannya, Dimas tiba-tiba memeluknya dari belakang, membuat Yumi tersentak kaget.

"Selamat pagi, Yumi" bisiknya lembut di telinga Yumi.

Yumi menggigil merasakan kehangatan tubuh Dimas yang begitu dekat. "Bagaimana harimu? Apa kau bisa tidur nyenyak setelah aku membuatmu nikmat?" Dimas melanjutkan sambil tangannya mulai menjelajahi tubuh Yumi.

Yumi berusaha memberontak, namun tubuhnya terasa lemah di hadapan Dimas. "やめて、ディマスさん!離して!(Yamete, Dimas-san! Hanashite!) teriaknya panik, yang artinya, "Tidak, Dimas-san! Lepaskan aku!"

Namun, Dimas tidak berhenti. Tangannya mulai meremas payudara Yumi sementara bibirnya menyesap lembut lehernya. Yumi merasa takut dan tidak berdaya.

"ディマスさん、やめてください。お願いです!
(Dimas-san, yamete kudasai. Onegai desu!)"
pintanya dengan suara bergetar, yang artinya, "Dimas-san, tolong hentikan. Aku mohon!"

"Shh, Yumi," bisik Dimas dengan nada menenangkan, namun tetap mendesak. "Kau milikku sekarang. Jangan menolak apa yang kau inginkan."

"アリニが見つかったらどうするの?お願い、私は既婚者です!
(Arini ga mitsukattara dousuru no? Onegai, watashi wa kekkonsha desu!)" Yumi berusaha mengingatkan, "Bagaimana jika Arini menemukannya? Aku mohon, aku sudah bersuami!"

Namun, Dimas hanya tertawa pelan, semakin mempererat cengkeramannya. "Tenang saja, Yumi. Arini masih tidur, dan suamimu tidak akan tahu apa yang kita lakukan. Nikmatilah saat ini."

Yumi tidak tahu harus berbuat apa. Tangannya berusaha mendorong Dimas menjauh, tapi kekuatannya seolah menghilang. Ia terjebak dalam situasi yang tidak bisa ia kendalikan.

Yumi menggigil ketika merasakan tangan Dimas yang masih meremas payudaranya. "ディマスさん、離して!(Dimas-san, hanashite!)" bisiknya dengan nada memohon, yang berarti, "Dimas-san, lepaskan!"

Dengan sekuat tenaga, Yumi berusaha melepaskan cengkeraman Dimas. "お願い、離して!(Onegai, hanashite!)" pintanya, "Aku mohon, lepaskan!"

Namun, Dimas hanya tersenyum dan tidak mengendurkan pegangannya masuk ke dalam baju tidur Yumi. "Kau tidak pakai bra, Yumi. Kau nakal," bisiknya dengan nada menggoda.

"ちがう、ディマスさん!(Chigau, Dimas-san!)" Yumi mencoba membantah, yang berarti, "Tidak, Dimas-san!"

Dimas merendahkan suaranya menjadi lebih lembut dan menggoda, "Apakah kau juga tidak pakai celana dalam?"

Yumi bisa merasakan tangan Dimas mulai menjelajah ke bagian bawah tubuhnya menelusup melewati karet celananya, semakin membuatnya panik. "ディマスさん、やめて!(Dimas-san, yamete!)" bisik Yumi, berusaha menahan desakan yang semakin intim, yang berarti, "Dimas-san, hentikan!"

Namun, Dimas hanya mengabaikan protesnya, matanya penuh dengan keinginan. "Shh, Yumi-san. Aku hanya ingin memastikan kau merasa nyaman," katanya dengan suara rendah dan penuh hasrat.

Yumi menahan napas, merasa terjebak dalam situasi yang semakin sulit dihindari. Tangannya yang lemah tidak bisa menyingkirkan tangan Dimas, yang semakin dalam menjelajah tubuhnya.

"君のヴァギナが濡れているね、もう興奮しているのか?" 
("Kimi no vagina ga nureteiru ne, mou koufun shiteiru no ka?") 
"Vaginamu basah, apa kau sudah terangsang?"

"君のおっぱいを揉むのが好きか?乳首ももう硬くなっている。君のおっぱいは大きいね。" 
("Kimi no oppai o momu no ga suki ka? Chikubi mo mou katakunatteiru. Kimi no oppai wa ookii ne.")
"Apa kau suka payudaramu aku remas? Putingmu juga sudah menegang. Payudaramu besar."

"ディマスさん、やめて…" 
("Dimas-san, yamete…") lirih Yumi, air mata mulai mengalir dari matanya. Tubuhnya gemetar, merasa ketakutan dan tidak berdaya.

Tiba-tiba, suara dari dalam rumah Dimas terdengar. Itu suara anak-anak yang mulai bangun. "Anak-anak sudah bangun," bisik Dimas dengan nada rendah. "Nanti sore, aku akan memasuki mu lagi, Yumi. Bersiaplah," lanjutnya dengan penuh maksud, sebelum mengecup lembut pundak Yumi.

Dimas perlahan mengeluarkan tangannya dari dalam celana Yumi, memamerkan tangannya yang basah kepada Yumi sebelum beranjak dari halaman belakang. Senyumannya penuh kemenangan, seolah-olah dia baru saja menaklukkan sesuatu yang sangat diinginkannya.

Dengan panik, Yumi cepat-cepat masuk ke dalam rumahnya, menutup pintu di belakangnya. Tubuhnya masih gemetar, dan pikirannya kacau balau, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Dimas berjalan ke dapur dengan tenang, menyalakan keran dan mencuci tangannya dengan sabun, menghapus jejak perbuatan yang baru saja terjadi di halaman belakang. Sambil melihat air mengalir, pikirannya mengingat kembali momen tadi dengan Yumi. Sebuah senyuman kecil muncul di sudut bibirnya.

Setelah memastikan tangannya benar-benar bersih, Dimas mengeringkannya dengan handuk dan berjalan menuju ruang keluarga. Di sana, dia melihat anak-anaknya sedang asyik menonton TV, tertawa riang tanpa menyadari apa pun yang baru saja terjadi.

"Anak-anak, kalian baik-baik saja di sini?" tanya Dimas dengan suara ramah, berusaha menutupi kegelisahan dalam dirinya. Anak-anaknya mengangguk tanpa mengalihkan perhatian dari layar TV.

Dimas mengangguk kecil, merasa lega bahwa mereka tidak mencurigai apa pun. Dia memutuskan untuk membiarkan mereka menikmati waktu santainya sambil merencanakan langkah selanjutnya dalam pikirannya.

Sambil duduk di sofa, Dimas memandangi layar TV, tetapi pikirannya terus menerus kembali kepada Yumi. Hasrat dan keinginan yang belum sepenuhnya terpuaskan membuatnya semakin bersemangat untuk pertemuan berikutnya.

TBC

Godaan Tetangga Sebelah 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang