6. Pertemuan 21+

8.4K 61 0
                                    

Dimas mempercepat gerakannya, mengerahkan seluruh gairahnya saat ia memaksa Yumi menelan cairannya. Yumi terbatuk, menyebabkan cairan itu keluar dari mulutnya, membasahi dagu.

Yumi: 「うっ…うっ…」 
(Uu… uu…) 
("Ugh… ugh…")

Dimas mengusap lembut rambut Yumi, berusaha menenangkan situasi, sementara Yumi masih berjuang untuk pulih dari pengalaman yang baru saja terjadi. Dimas memandangi Yumi dengan campuran rasa puas dan kekaguman.

Dimas perlahan-lahan memasukkan miliknya ke dalam vagina Yumi, merasakan setiap detik sensasi jepitan dan denyutan yang begitu erat di dalam tubuhnya. Dia sengaja melakukannya dengan pelan, menikmati bagaimana tubuh Yumi bereaksi terhadap setiap gerakannya.

Matanya tak lepas dari wajah cantik Yumi yang penuh emosi. Ada ketakutan, keinginan, dan rasa bersalah yang bercampur menjadi satu. Setiap tarikan napas Yumi, setiap tatapan matanya, hanya membuat Dimas semakin terobsesi "Rasakan ini, Yumi. Lihat bagaimana tubuhmu menerima penisku. Kau begitu sempit dan hangat."

Yumi menggigit bibirnya, berusaha menahan suara yang ingin keluar dari mulutnya. Matanya terpejam, merasakan bagaimana penis Dimas masuk semakin dalam, setiap gerakan memperkuat denyutan di dalam dirinya.

"お願い…やめて…" 
(Onegai... yamete...) 
("Kumohon... hentikan...")

"Tidak, Yumi. Aku ingin kau merasakan setiap bagian dari diriku di dalammu. Aku ingin melihatmu takluk di hadapanku."

Dimas mulai meningkatkan ritmenya, masih dengan kontrol penuh, tetapi kini lebih dalam, lebih intens. Sementara itu, tangan Yumi mencengkeram handuk yang tergeletak di sampingnya, berusaha menahan arus kenikmatan yang semakin tak tertahankan.

Dimas menatap Yumi yang tampak bingung dan penuh konflik, tetapi hasrat di matanya tak bisa disembunyikan. Dimas mendekati Yumi dengan senyuman yang penuh arti, dan tangannya yang kokoh namun lembut mengangkat tangan Yumi yang menutupi bagian bawah tubuhnya.

"Aku tahu kau menginginkanku, Yumi."

"ダメ…やめてください..." 
(Dame... yamete kudasai...) 
("Tidak... tolong hentikan...")

Yumi mencoba menghindar, tetapi tubuhnya sudah mulai bereaksi dengan hasrat yang tak bisa ia tolak. Ketegangan antara keinginan dan ketakutan terlukis jelas di wajahnya. Dimas menarik penisnya keluar menyentuh vagina Yumi dengan jarinya"

"Tidak perlu berbohong pada dirimu sendiri. Vaginamu sudah basah, Yumi-san. Tubuhmu sudah menungguku."

"お願い…やめて…" 
(Onegai… yamete…) 
("Kumohon... hentikan...")

Dimas lalu mengelus penisnya perlahan, membuat Yumi semakin sulit menahan diri. Dia tahu Yumi berusaha menolak dengan sisa-sisa kekuatannya, tapi Dimas dapat merasakan bahwa di balik semua itu, ada hasrat yang sama membara.

"Tenang saja, Yumi. Aku akan membuatmu merasa lebih nikmat daripada sebelumnya."

Dimas perlahan membawa penisnya lebih dekat ke tubuh Yumi, bersiap untuk memasuki bagian vagina terdalam dari wanita itu. Yumi menggigit bibirnya, menahan desahan yang sudah berada di ujung lidahnya, sementara tubuhnya bergetar antara penolakan dan keinginan yang tidak dapat lagi ditahan.

"Kau keluar lagi, Yumi," bisik Dimas, suaranya penuh dengan godaan.

"ディマスさん...やめて..."
(Dimas-san... yamete...) 
("Dimas-san... lepaskan...")

"Tidak, Yumi. Aku belum merasakan pelepasan. Aku masih ingin berada di dalammu."

Dimas memperdalam dorongannya, tak mengindahkan permintaan Yumi. Ia tahu betapa tubuh Yumi telah menyerah sepenuhnya, meski mulutnya berusaha menolak. Yumi menggelengkan kepalanya, air mata berlinang di sudut matanya, namun tubuhnya tetap merespons setiap gerakan Dimas dengan getaran yang semakin intens "Aku akan membalikkan tubuhmu, Yumi," ucap Dimas sambil dengan lembut memaksanya berbalik, menjadikan Yumi berada di atas.

Godaan Tetangga Sebelah 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang