────────
ARACHA POV—(KARINA POV)
Masih sama seperti kemarin—
cuaca Senin pagi ini tidak cerah dan kemungkinan akan mengikuti moodnya, bisa jadi nanti agak siangan panas lalu di atas jam 12 mendadak hujan deras. Bulan November memang sudah musim hujan. Aku mengarahkan tim-ku untuk program kerjaan hari ini.
Supervisor adalah kerjaanku, tak jarang cewek menjadi supervisor lapangan apalagi di proyek. Dari sekian banyak kerjaan aku juga tidak mengerti kenapa aku memilih ini. Bermimpi adalah cita-cita yang bebas, waktu kecil dulu cita-citaku ingin punya pabrik sapi yang bisa memproduksi susu, karena aku suka sekali minum susu dulu—sehingga membuatku kurang menyukai air putih.
Terjun di dunia proyek sudah aku lakukan sejak tahun 2018. Rasanya saat itu umurku, masih 20 tahun.
''Kalian berdua ke lantai 2, kamu ke lantai 1 dan sisanya bagian bawah ya disana banyak pekerjaan yang harus di selesaikan. Kamu Kobus sama Komang pasang draincell dan geotex yang kurang'' paparku ke mereka sambil meyakinkan bahwa mereka paham dengan yang aku jelaskan.
Setelah menjelaskan ke mereka, aku duduk di salah satu pos satpam sambil mengeluarkan kertas gambar yang cukup rumit ini dan menyalakan rokok kesukaanku. Bagaimana orang sekitar ku? Tentu sorot mata mereka seperti ingin menghujaniku pertanyaan. Tapi ini kan Bali? Harusnya sudah biasa.
"hahh terlalu banyak quantity yang digunakan sedangkan lahannya tidak terlalu luas"keluhku saat melihat gambar siteplan ini. Sambil sesekali melirik ke arah-anak anak yang sedang bekerja.
Drrrt..drttt.. pesan masuk dari whatsapp—iya dia. Nevshvara Evania Luciera (WINTER!)
|lagi apaaa?
|kerjaa ya
|semangattt
—pesan darinya, dan aku mengulum senyumku saat membaca pesannya. Sial aku benar-benar takut terjebak dan jatuh ke pelukannya. Setelah membalas pesannya, aku keliling proyek dan koordinasi dengan kontraktor lain terkait mana saja lahan yang bisa aku eksekusi oleh timku.
"cha khe kok mau sih kerja panas-panas an di proyek''tanya pelaksana kontaktor lain di bidang struktur.
"udah pilihanku bli, Acha gak bisa diem di kantor. Terlalu membosankan" balasku sambil membenarkan beberapa kertasku yang hampir jatuh karena angin kencang. Walaupun namaku Aracha orang sekitarku memanggilku Acha—
"keren dah pokoknya khe cha" aku cuma nyengir.
Sesekali aku juga tetap membalas pesan darinya, dia benar-benar menunjukkan sisi perhatiannya walaupun dari pesan aplikasi hijau itu. Aku di buat senyum-senyum sendiri hanya karena sebuah ketikan darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
T-R-U-S-T |trust who?|-winrina
RandomBukankah di awal aku sudah bilang ''aku sangat meragukan-mu karena usiamu jauh dariku'' Tapi apa? Janji hanyalah sekedar janji Perkataan hanyalah sebuah ucapan yang mudah keluar saat jatuh cinta. Sedangkan perlakuan manismu hanya mampu kau tunjukan...