"nghh aahhh"
"ohh sayangg ahh ena sekali mmhhh"
"ahh u like this mm"
suara erangan terdengar samar-samar sudah biasa jika freen mendengar hal itu, kunci pintu rumah sudah terbagi untuk kakanya, kaka ipar nya dan juga dirinya sendiri, freen bisa masuk rumah kapan saja dengan kunci cadangan yang ia pegang,tanpa mengabari kakanya , becky mengikuti langkah freen menuju lantai atas di mana letak kamarnya berada
rumah elit cukup besar yang hanya di tinggalin 3 orang itupun mereka jarang di rumah juga
Bragh
"woi pelanin dikit desahan" tangan freen mengepal menggedor pintu kasar mendengar aksi persetubuhan kaka mereka, freen menoleh ke arah becky ia tertawa kecil baru pertama kali masuk ke rumahnya malah di suguhi suara birahi orang seks
kedua sejoli di dalam kamar berhenti meracau melihat arah pintu,
"ade kamu ganggu aja" gumam pria yang sedang menumbuk kejantanannya menggoyangkan dengan ritme pelan,
"yauda sih biarin mmhh" untung pintunya terkunci kan gaenak kalau berhenti tanpa pelepasan, tak menghiraukan suara adeknya mereka kembali melakukan hubungan seks dengan tempo cepat, keranjang berdencit menjadi saksi aksi panas mereka di malam hari
di kamar becky melamun bingung atas apa yang gendang telinga nya dengar,
"lo tau ga mereka ngapain bersuara gitu?" tanya freen iseng ia sudah lebih dulu duduk di ujung ranjang miliknya becky di depannya
"egak tau ka"
freen keheranan dia berdiri berkacak pinggang mendekati becky
"itu yang akan kita lakukan" ucap freen menepuk tangannya satu kali tepat di depan wajah becky
agar becky sedikit mengetahui
"gw mainin dan lo menjerit mendesah mengalun indah di gendang telinga gw, hfufffft" sambungnya lagi meniup telinga becky di akhir kalimatnyabecky merasa geli akan tiupan freen di telinganya membuat bulunya meremang
"lo masih gangerti?" tanya freen karna becky hanya menatap bingung akan kalimat yang di lontarkan freen
becky menggelengkan kepala
"buset dah bocah polos banget" ucap freen cepat menepuk jidatnya
"yauda lah lo mandi ganti baju dulu sana"
"iyaa ka, bole pinjam pembalutnya ada?" tanya becky bikin sedikit kecewa freen namun tak akan menjadi halangan baginyaa
Suami dr. fahlada (wisnu)
kakanya freen berkacak pinggang di depan meja makan dengan senyum menghiasi wajah, dirinya sendiri telah mempersiapkan sarapan untuk suami serta adeknya, wajahnya berseri mendapati hari ini suaminya akan pergi dinas keluar kota lagi.
di mana mana orang mana pun kalau di tinggal kekasihnya pasti bakal sedih, menjalin hubungan jarak jauh bukanlah hal yang menyenangkan tapi tidak bagi Dr. Fahlada dirinya sangat bahagia jika suaminya sering berpegian di banding harus di rumah
pernikahannya dengan Wisnu sang pengacara serta CEO pemilik perusahaan batu bara hanyalah kesalahan dan juga untuk menutupi bahwa dirinya seorang lesbian, yap seorang wanita mandiri yang kini memiliki gelar dokter itu menyukai sesama wanita
dirinya tak segan segan menjalin hubungan tersebut bahkan adeknya sudah mengetahui, mirisnya lagi adeknya yang tak lain adalah freen juga mengikuti jejak sang kaka.
fahlada berjuang membesarkan adeknya tanpa adanya orang tua, kekayaan warisan cukup untuk menyelesaikan pendidikan fahlada meskipun dulunya pernah kost rela menjual rumah, kini lada bisa membeli rumah kembali atas kesuksesannya menjadi dokter.
"morning ka" sapa freen turun dari tangga
"morning ayo sarapan gih"
"kesambet lo kak? nyengir² sendiri wajah uda seger bgt"
"jelas dong, kaka iparmu kan mau pergi"
"buset dah pantesan sumringah"
fahlada hanya mengangguk
"denger denger kemarin ada suara ah ah emg kaka gabakal kangen gtu"
"freen! kamu ya ngeledek kaka seenak kata" mendengar ledekan dari adeknya lada menatap tak bersahabat
"ah sorry sorry ka ampun" ujar freen meminta maaf lalu duduk tersenyum kikuk "a-ayo sarapan aja ini"
"kak Wisnu mana ga ke meja makan" tanya freen yang tak di balas oleh fahlada karna pandangannya kini fokus pada gadis yang baru akan turun dari tangga rumahnya
freen yang keheranan melihat juga ke arah kakanya memandang
"ahh itu becky adek kelasku, sini beck gabung sama kita"
fahlada melempar senyum ke arah becky begitu juga sebaliknya kini mereka bertiga berada di meja makan, freen memperkenalkan keduanya
sudah ga aneh lagi jika cwe asing abis dari rumah ini kesusahan jalan. - batin fahlada mengulum senyum
"ka Wisnu blom turun juga"
"iyah mungkin lagi siap siap beberes"
"suami sibuk packing kok ga bantuin" gumam freen hampir tak terdengar
"coba bilang yang keras adekku sayang" ucap lada membuat freen menyatukan tangannya di depan. maaf
"eh diem aja ayo dong di makan sarapannya, kaka mau ke atas dulu uda kenyang ini kalian ngobrol aja"
perih serta linu berdenyut becky rasakan pada area intim bawahnya, freen merekatkan kursinya pada becky mengambil benda kecil putih dari sakunya melumuri jarinya lalu tangannya menyelinap masuk dari rok becky meski terhalang pembalut tak masalah ia mengusapnya di area klirotis becky, dingin
"aww ah" becky merintih mau bagaimanapun freen menyentuh titik sensitifnya tubuhnya bisa kerangsang
"gimana fresh kan" becky mengangguk
freen pergi untuk mencuci tangannya, karna sebagian jarinya terkena bercak darah haid selepas mengolesi salep pada memek becky
"ka aku mau pamit pulang sekarang" kalimat becky membuat freen menoleh ia mematikan kran wastafel mengelap tangannya kemudian menghampiri becky
"kenapa ga di sini aja dulu pulang sorean"
"engga ka pasti ibu mencariku dan khawatir"
freen hanya mengangguk
lalu pergi dari dapur
"woi bocah ngapain masi dstu, ayo gw antar"
becky berlari kecil jangan di tanya selangkangannya masi sedikit perih berdenyut
KAMU SEDANG MEMBACA
7.7places (gxg 21+)
Fiksi Penggemar"dunia ini sempit sesempit mem3K lo" "tapi sekarang egak, karna ulah lo"