(Akan) Selalu Bersama dimanapun.

92 16 7
                                    

Waktu demi waktu yang telah berlalu...

"Hyung? Itu kau?"
Anggukkan sebagai balasan dari pertanyaan itu.
"Apa yang membawamu kesini? Kembalilah dan lanjutkan hidupmu"
"Chan.." ucap seseorang dengan menggunakan seperti seragam khusus yang berisi tanda sebagai orang baru.

"Aku tidak mengerti, ada apa?"
"Chan, kalau saja bukan karena kecelakaan itu. Pasti hyung yang lebih dulu disini."
Wajah bingung 'chan' belum hilang, hingga salah satu malaikat membisikkan sesuatu padanya. Chan terdiam sejenak kemudian matanya berkaca-kaca.

"Hyung.. aku merindukanmu" chan perlahan menuruni tangga dan menghampiri ruang bawah tempat dimana wonwoo berada.
"Aku juga, sangat merindukanmu" merekapun dapat berpelukan.
"Kau begitu indah chan." Ujar wonwoo
"Ini karena aku telah selesai melewati tahap awal, tahap yang akan kau laksanakan hyung." Jawab chan
"Syukurnya kita bisa bertemu" sekali lagi wonwoo memeluk erat chan.
"Itu karena kekuatan dan ketulusanmu kepada saudaramu. Ketulusan yang ada didiri kita untuk satu sama lain ini. Sehingga malaikat mengizinkan kita untuk bersama kembali bahkan ketika kita sudah tidak hidup dibumi lagi."
"Hyung, aku akan mengulang sedikit pekerjaan di tahap ini. Maka dari itu aku akan bisa terus bersamamu, selamanya."

"Chanie, terimakasih."
"Tentu saja hyung."










Disisi lain, tepatnya di dunia nyata, dibumi tempat para makhluk hidup tinggal..

"Wonwoo-ya.. apa kau sudah bertemu adikmu sekarang? Kau sudah bahagia kembali sepenuhnya?" Ujar salah satu dari tiga laki-laki yang berdiri didepan sebuah makam baru dengan banyak karangan bunga di sekitarnya.
"Bukankah sebelumnya kita berjanji untuk saling bersama? Menikah dan membangun rumah bersebelahan?"
"Wonwoo-ya kau sebenarnya curang. Tapi jika sekarang kau sudah bahagia disana bersama chan, aku akan ikhlas."

Air mata yang tak kunjung berhenti mentes di pipi Seungcheol, Jeonghan, dan Joshua itu memperlihatkan betapa kehilangannya mereka. Mereka bertiga menatap langit biru yang cerah, dan mengungkapkan isi hatinya kepada sahabatnya yang telah pergi untuk selamanya.

"Kita masih sakit ditinggal adik kita Chan, sekarang kau malah menyusulnya."
"Wonwoo, Chan, tenanglah dialam sana. Berbahagialah kalian. Sampai berjumpa di kehidupan selanjutnya."











~~~~~~

This is the beginning :

📞
🍒: "Wonu-ya, lo ga masuk kerja hari ini?"
🐈‍⬛: oh.. ka-kayaknya gue sakit..
🍒: hah? Lo kenapa? Lo dimana???
🐈‍⬛: rumah, gue ga bisa tidur semalem. Kepala gue sakit, dada gue sesek. Tapi gue pagi tadi kayaknya sempet ga sadar.
🍒: (panik) Gila lo baru bilang sekarang, gue otw.
🐈‍⬛: eh gap..

Tut tut tut.. (telepon terputus)

Sekitar 20menit kemudian, seungcheol sampai dirumah wonwoo. Ia masuk dan segera mencari keberadaan wonwoo. Namun dengan sangat terkejut seungcheol dihadapkan dengan kondisi wonwoo yang tergeletak di depan pintu kamarnya. Bahkan dia tampak masih mengenakan baju kerja yang kemarin ia pakai.
Panik, gemetar tangan seungcheol mengambil telepon dan menelepon ambulance. Sembari menunggu, ia juga sempat menelepon jeonghan dan joshua. Kini mereka bertiga menjaga wonwoo disana.

"Seungcheol, lo tau ini kapan?" Tanya jeonghan
"Tadi, karna ga biasanya dia datang agak telat tanpa memberitahuku. Jadi aku meneleponnya" Jawab seungcheol
"Huhh kenapa hari ini kita harus ada kunjungan sih" ucap joshua sambil menatap jeonghan.

Singkat cerita, Ambulance datang dan wonwoo dibawa kerumah sakit.
"Pak, apa anda keluarganya?" Tanya dokter di dalam ambulance
"Saya temannya. Ada apa?" Jawab seungcheol yang ikut didalam ambulance
"Kondisi pasien parah, apa keluarganya tidak ada yang tahu?"
"Dia hanya sendiri dok, memang dia sakit apa?"
"Ini komplikasi, berdoalah kepada tuhan pak."

Deg...
"Komplikasi? Wonwoo sakit separah ini dan aku tidak pernah tau? Mengapa dia menyembunyikannya?" Batin seungcheol sambil ia menggenggam erat tangan wonwoo.

Sesampainya dirumah sakit, wonwoo dirawat di ICU dengan banyak alat medis terpasang di tubuhnya. Ketiga sahabatnya sangat syok mengetahui wonwoo yang ternyata sakit parah.

"Permisi dok, kapan kita boleh menjenguknya?" Tanya joshua kepada dokter yang menangani wonwoo. Dokter itu diam sejenak kemudian mengizinkan mereka masuk.
"Gunakan baju khusus, dan masuklah." Ucap dokter, merekapun senang karena diijinkan masuk.

Mereka bertiga berdoa disamping wonwoo dengan harapan wonwoo akan segera sadar, dan benar saja wonwoo membuka matanya.
"Wonwoo.. akhirnya lo sadar" ucap penuh haru jeonghan.
"Guys.. gue berterimakasih karena udah ngasi kekuatan sampe sekarang ke gue." Ucap wonwoo dengan lemah
"Seterusnya akan seperti itu wonu, kenapa bilang gitu sih hehe ga lucu loh baru sadar." Jawab seungcheol.
"Lo kenapa ga bilang lo sakit?" Tanya joshua
Wonwoo menggeleng "gue juga gatau hal ini."

"Seungcheol, jeonghan, joshua.. terimakasih. Gue sayang kalian, karena gue belum bisa bales semua kebaikan kalian saat ini.. gue bakal bales di kehidupan selanjutnya. Maaf gue harus pergi."

"Maksud lo apa? Lo bakal sem-"

Tit tit tit tit tit..
Suara mesin yang mulai tak karuan membuat mereka bertiga sangat panik.

Wonwoo yang tadinya melihat kesamping, kearah para sahabatnya, kini ia meluruskan kepalanya kemudian tersenyum. Perlahan matanya tertutup diikuti setetes air mata yang keluar dari masing-masing matanya.

Tiiiiittt.....
Alat yang tadinya menampilkan bentuk naik turun kini hanya menjadi garis lurus.
"Pasien atas nama Wonwoo, kami nyatakan meninggal pada pukul 9:10 pagi." Ucap dokter yang tidak bisa diterima oleh ketiga orang itu.

"Tidak tidak... ulang!! Periksa ulang!!"
"Wonwoo-ya!!!!! Bangun!!!!"
"Tega lo pergi gitu aja, kemarin kita masih ketawa bareng. Bangun wonu!!!!!!"

Tangisan pilu ketiga pria yang sangat tidak bisa menerima kenyataan itu.

Dihari selanjutnya, mereka memeluk erat foto wonwoo dan mengantarkan ke peristirahatan terakhirnya.

"Selamat jalan, wonwoo. Bertemulah dengan Chan, dan berbahagialah disana."











The End.

Udah, ikhlasin aja ya?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang