"Cakep juga dunia fiksi hasil tangan gue," Ucap seorang gadis yang memandang takjub pada dunia novel ciptaannya.
"Asal lo pada tau! kalo bukan karena gue, gak ada yang namanya dunia novel 'Love for Morael' anjir! Lo pada gak bakal hidup kalo bukan k...
Rafael terkekeh, "Kamu yang membuat takdir mereka begini, tapi kamu juga yang merubah takdir ini agar gak terjadi,"
"Apalagi mereka yang bakal mati di akhir cerita," Timpal Elana sendu.
"Kita,"
Seketika atensi keduanya mengarah pada Aletha.
"Kita yang mati di akhir cerita,"
Elana terdiam membeku. Ia menunduk lesu, ia yang akan mati?
Rafael mengelus surai rambut Aletha lembut dengan tatapan teduh, "I'm now, Rafael mati kecelakaan. Aletha dan Elana.. mereka mati karena Rafael yang nembak 'kan?"
Aletha mengangguk kaku, "Kita tau apa yang bakal terjadi kedepannya. Jaga diri kita di sini kalau kita masih ingin pulang dan pergi dari sini," Aletha beralih menatap Elana yang tengah menundukkan kepalanya. Aletha merasa sedih melihatnya.
"Gue bakal usahain yang terbaik buat lo."
Elana menatap Aletha yang baru saja membuka suara, "Leona?"
"Salah gue yang buat takdir lo berakhir mati,"
"Salah gue juga yang buat kalian begini,"
"Gue akan tanggung jawab. Maafin gue,"
•••
Amora menangis tersendu-sendu di kamarnya. Ia menenggelamkan wajahnya di kedua lututnya.
"Semuanya bocor, SEMUANYA BOCOR KE SATU SEKOLAH!!" Sentaknya bak kesetanan.
"Gue gak akan diam. Gue bakal buat perhitungan buat lo, El!" Desisnya sebelum turun dari ranjangnya.
Elana duduk di atas meja belajar seraya menatap sendu sebuah lembar kertas yang baru saja ia tulis sesuatu.
"dari Leona, jangan takut selagi ada ia di belakang," Ucap Elana membaca isi kertas tersebut.