Bella memperhatikan banyaknya orang yang berlalu lalang mengenakan setelan hitam putih. Dia tersenyum kecil, merasakan euforia yang membuncah dalam hati. Tadi malam saja, dia sampai tidak bisa tidur membayangkan hari ini akan semenyenangkan apa. Bisa melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi dengan jurusan yang diminati merupakan impian Bella sejak duduk di bangku SMA. Tentu saja dengan doa yang dipanjatkan, usaha yang ada, dan tekad yang kuat, membawanya bisa sejauh ini.
Hari ini akan diadakan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) atau semacam ospek. Mahasiswa baru di anjurkan membawa segala perlengkapan yang telah diumumkan jauh hari sebelum kegiatan ini dilaksanakan. Dan untuk hari ini, mereka hanya disuruh membawa alat tulis, buku, perlengkapan sholat, obat-obatan jika memiliki riwayat penyakit, nametag, bekal makan siang, dan air mineral saja.
"Hai, anak hukum bukan?"
Seseorang menepuk punggung Bella membuat Bella tersentak kaget. Dia menoleh ke belakang, ingin mengetahui siapa gerangan yang mengejutkannya itu.
"Eh iya," Bella tersenyum canggung. Dihadapannya ada seorang gadis bersetelan hitam putih dengan rambut terurai panjang dan mengenakan bando merah.
"Bareng yuk," tanpa persetujuan Bella, gadis itu menarik pergelangan tangannya agar berjalan beriringan.
"Aku Jelita Amara. Kamu bisa panggil aku Jelita atau Lita atau Rani, terserah deh. Senyamannya kamu aja."
Gadis yang mengaku namanya Jelita itu mengulurkan tangan, masih terpampang senyum manis yang sedari tadi ia tunjukkan.
Bella dengan senang hati membalas uluran tangan tersebut lalu tersenyum, "Nama aku Arabella Tri Saskirana, kamu cukup panggil Bella aja."
"Wah, kamu pasti anak ketiga."
Bella mengangguk. Bukan hal umum lagi untuk Bella mendengar ada yang mengatakan hal itu, karena tiap-tiap orang yang mengetahui nama lengkapnya akan memiliki kesimpulan yang sama.
"Selamat ya Bell, kamu orang pertama yang jadi teman aku di kampus," Jelita dengan riangnya merangkul Bella.
Bella juga belum menemukan teman, dan Jelita teman pertamanya. Melihat Jelita yang begitu excited membuat Bella ikutan bersemangat, seolah mengalirkan energi positif kepadanya. Untuk ukuran Bella yang sulit bersosialisasi Bella bersyukur sebab Jelita yang memulai semuanya.
Bella bersyukur panitia PKKMB memberikan syarat agar tiap fakultas membuat nametag dengan warna berbeda. Hal ini memudahkan dalam mengetahui mahasiswa baru dari fakultas apa saja. Begitupun Jelita yang mengenali Bella karena nametag merah dan pita merah yang dikenakan Bella pada rambut kepang duanya.
***
Bella mengibaskan kedua tangan ke wajah, merasa kepanasan karena memang matahari tepat berada diatas kepala. Perilaku serupa juga di lakukan Jelita menggunakan bukunya, tak peduli dengan bentuk buku yang sudah lecek. Mungkin kalau tidak ada tenda putih sebagai tempat berteduh sekarang, mereka sudah pingsan sangking panasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly Era
Teen FictionBella kira kuliah itu akan sangat menyenangkan. Membayangkan akan menyandang gelar "mahasiswa," ke kampus dengan hanya memakai totebag yang isinya tak seberat ransel sekolah, dan bebas mengenakan pakaian apa saja, serta tak adalagi razia-razia tidak...