8

15 9 1
                                    


"Dari mana saja kamu habis ngejalang" suara bariton terdengar

"Bukan urusan ayah" ucap Letta melenggang masuk

"Mau jadi anak durhaka kamu" teriak Brama

"Gue bilang bukan urusan ayah denger gak sih" ucap Letta biar gak dianggap sopan santun yoh mana dia peduli

"Berapa pria yang kamu layani" ucap brama

"Sampe pulang jam segini" remeh brama

Letta tak menjawab ucapan brama jawab pun sia sia karena nanti akan dihiraukan oleh ayahnya

"Diam kamu" sinis brama

"Mas udah kasian Letta capek" ucap lizza

"Kamu pun sama" ucap brama menatap tajam istrinya

"Bukan gitu" ucap lizza

"Mau kemna kamu anak tak tau diri" teriak brama saat melihat Letta sudah tak terlihat

"TIDUR LAH ANJING" teriak Letta

"Dasar gak sopan" gumam brama emosi

_oOo_

Letta membanting tubuhnya di kasur ia menatap langit-langit kamar apa dia bisa membongkar pembunuhan Lea

Sementara Letta asli gak menunjukkan adanya bukti

"Kira kira anak itu masih pakai kalung itu gak ya" ucap Letta

"Alvin juga malah menjauh kan gue jadi kesel, mana dia saksinya nanti akan mempermudah" ucap Letta

"Haaahhh" helaan napas panjang Letta memikirkan saja sudah membuat pusing apalagi menyelidiki mana udah lama lagi

_oOo_

Pagi pagi ini sudah diisi oleh pertengkaran ayah dan anak dimeja makan

"Motor kamu saya sita" ucap brama

"Gak bisa gitu dong, lagian yang beliin motor bunda bukan anda" bantah Letta

"Pokoknya saya sita" tajam brama

"Lagian situ Siapa main sita sita" sinis Letta

"Saya ayah kamu" ucap brama

"Mfftt emang lo anggep gue anak gak kan?" ucap Letta terkekeh miris brama dibuat bungkam oleh ucapan Letta

"Mana sita gak ada penjelasan nya lagi" ucap Letta

"Ada" ucap brama

"Apa" tantang Letta

"Kamu pulang malam" ucap brama spontan

"Emang lo peduli" tanya Letta

"Saya peduli" ucap brama

"Baru sekarang? Kemarin kemarin kemana? Ngumpet " ucap Letta

brama pun tak tau ada apa dengan dirinya tapi saat melihat Letta acuh padanya membuat hati brama sedikit sakit, ingat sedikit garis bawahi!!!

_oOo_

Letta menggeliat badannya, katanya masih tertutup, padahal jam sudah menunjukkan pukul enam Lima puluh menit lebih

Bunda lizza sudah menyerah untuk membangunkan anak kesayangannya itu, karena sedari tadi di sudah berusaha membangunkan nya.

"Eughh... "

Letta membuka matanya perlahan, dia mengucek matanya pelan saat melihat jan didinding nya

"Astaga gue kesiangan anjir! " Letta loncat dari kasurnya, ia berlari kearah kamar mandi tapi tak sempat mandi, hanya cuci muka dan gosok gigi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Vania Saquelaa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang