Lee Haechan

3 1 0
                                        

Bel istirahat pun berbunyi, seluruh murid di kelasku berhamburan untuk pergi ke kantin dan mengisi perut mereka masing-masing, sementara aku berada di dalam kelas sembari mengeluarkan kotak bekal yang sudah di siapkan oleh ibuku dari rumah pagi tadi.

"Jena, lo mau ke kantin nggak?" Ajak Yeji

"Nggak, gue bawa bekel dari rumah" Ucapku kepadanya

"Oh yaudah kalo gitu gue ke kantin dulu ya, bye byee" Pamit Yeji

Yeji pun pergi untuk pergi ke kantin, sementara aku memutar tubuhku serta kursiku ke arah belakang dan berhadapan langsung dengan Haechan. Aku pun menawarkan makananku ke dia, karena aku takit tidak bisa menghabiskannya sendiri.

"Hai, kamu mau nggak?" Tawarku kepada Haechan

"Hai juga, nggak perlu, aku tidak lapar kok" Ujar Haechan kepadaku

"Oh iya, kenalin aku Kim Jena, kamu bisa panggil aku Jena" Ujarku sambil mengulurkan tangan kepadanya sambil tersenyum

"Aku Lee Haechan" Ucapnya dengan membalas senyumanku serta uluran tanganku

Aku menatapnya sejenak, dia begitu indah saat dilihat dengan lebih dekat seperti ini. Aku kagum melihat wajah sempurna milik Haechan, bulu matanya yang lentik serta bibirnya yang kecil dan lucu. Entah mengapa aku malah menatapnya terus-terusan sampai-sampai aku tidak sadar sudah memandangi dirinya sejak dari tadi.

"Kenapa kamu menatapku seperti itu Jena?" Tanya Haechan yang menyadari bahwa aku menatapnya sejak tadi.

Aku pun langsung tersadar dari lamunanku dan berkata dengan sedikit rasa malu. "Uhm...Nggak papa kok Chan, aku cuman kagum sama wajah kamu aja hehe" Ujarku dengan malu-malu.

"Kamu kagum padaku? Benarkah itu? Kamu tidak bohong kan?" Tanya Haechan.

"Iya, itu bener kok, emangnya kenapa? Kok kelihatannya kamu kayak kaget gitu?"

"Iya, baru kali ini aku dikagumi sama seseorang"

"Emangnya dari dulu nggak ada yang kagum sama kamu? Padahal kamu tuh indah banget loh Chan"

"Haha, makasih ya udah bilang itu kepadaku, padahal kita baru kenal"

"Iya sama-sama, oh iya aku boleh minta nomor kamu nggak? Biar kita bisa lebih deket lagi"

"Boleh kok"

Kami berdua pun bertukar nomor handphone satu sama lain, aku memberi dia nama di kontakku menjadi 'Full sun🌻' karena dia mirip sekali, apalagi saat dia senyum. Aku pun kembali melanjutkan untuk memakan bekalku sendiri, sementara Haechan sedang mendengarkan sebuah musik dengan menggunakan earphone nya sendiri, aku penasaran apa yang dia dengar, jadi aku bertanya kepadanya.

"Itu lagu apa Chan?" Tanyaku sambil mengunyah makananku di dalam mulut.

"lagu Sempurna, ini lagu kesukaanku. Setiap liriknya selalu bermakna untuk diriku, kau mau mendengarnya Jena?" Tanya Haechan

"Boleh" Aku pun mendengarkan lagu yang sedang Haechan dengarkan. Haechan pun melepaskan earphone yang satunya dan memasangkannya di telinga kiriku, aku mendengarkan lagu tersebut dengan tenang. Benar sekali, lagu serta lirik-liriknya sangat menenangkan.

Aku mendengarkannya dengan tenang, sungguh. Bahkan Haechan lebih sempurna daripada lagu sempurna ini, dia benar-benar menakjubkan bagiku, apakah ini saatnya aku menemukan arti cinta yang sesungguhnya? Atau apa? Aku tidak yakin Haechan mau menerimaku yang seperti ini.

Lee Haechan, kamu adalah laki-laki sempurna di mataku, meskipun di mata orang lain kamu selalu di pandang rendah, tapi tidak di mataku Chan. Kamu bagaikan matahari yang bersinar dan datang ke dalam kehidupanku untuk menerangi hidupku yang suram ini, Chan, sebelum kamu datang di kehidupan aku, aku merasa seperti tidak punya teman di dunia ini. Tapi entah kenapa saat aku baru melihatmu pertama kali, aku merasakan sesuatu yang aneh, aku merasakan ada getaran di hatiku saat aku memandang dirimu. Haechan, aku harap kamu bisa merasakan bahagia dan tersenyum setiap hari sebagai matahariku.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 03, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang