Chapter Satu

71 12 3
                                    




Ashaveina dari SMA BHAKTI KENCANA INDAH, nama itu terdengar di seluruh penjuru sebuah GOR sebagai seseorang yang menjadi juara umum. Dengan langkah tegapnya seorang gadis menghampiri ke arah sumber suara untuk menerima piala besar dan mengkilap dari juri, banyak tatapan iri dan tidak suka yang mengarah kepada gadis itu namun tidak satupun yang mampu membuatnya gentar untuk menjatuhkan kepercayaan dirinya.

Acara terus berlanjut hingga sesi foto penerimaan telah usai, gadis tersebut berjalan menghampiri seorang pria yang memakai jaket putih berhias logo dan tulisan beladiri terkenal. Senyuman tidak luput di bibir pria tersebut dan segera menepuk nepuk bahu gadis itu dengan bangga sembari melihat piala dan juga medali yang tergantung di leher gadis tersebut.

"Selamat Asha, emang kamu satu satu nya murid saya yang bisa saya andalkan disaat yang lain menghina saya."

Pujian itu tidak luput dari perhatian para pelatih dan peserta yang lain, dan semakin membuat mereka menatap tidak suka.

"Terimakasih sabeum, saya pastikan yang menghina akan kehilangan kata setelah melihat kemampuan saya."

"Terimakasih Asha, Ah saya lupa tadi orang kamu menelpon saya, mereka bilang kamu harus segera pulang karena keadaan darurat."

Mendengar itu gadis tersebut menjadi kehilangan kepercayaan diri, ada apa dengan keluarga nya?, perasaan takut mulai menggerogoti tubuhnya dan hal itu pun disadari oleh pria yang berada di hadapannya.

"Jangan takut Asha, keluarga kamu tidak apa apa. Saya pastikan itu, sekarang berkemas lah kita akan pulang." Ucap pria tersebut lalu berlenggang pergi dengan merangkul gadis itu.


Gadis yang sudah memenangkan piala dan medali kejuaraan bela diri taekwondo adalah Ashaveina, murid kelas 10 semester satu yang menjadi primadona SMA BHAKTI KENCANA INDAH. Banyak prestasi yang ia raih melalui pertandingan bela diri dan perlombaan debat bahasa Indonesia dan mengharumkan nama sekolahnya, tidak heran banyak orang iri dan tidak suka kepadanya terlebih dengan sikapnya yang dianggap sombong karena hanya akrab dengan segelintir orang saja dan bukan hanya itu karena prestasinya dalam bela diri banyak orang yang merasa sungkan dengannya karena takut akan menjadi sebuah objek keangkuhan asha.
























Asha telah sampai dirumahnya dan dirinya melihat seluruh keluarganya tengah berkumpul dengan riang, bahkan Asha tidak melihat ada tanda tanda sebuah masalah darurat. Lantas kenapa orang tuanya menelpon dan mengatakan bahwa ada keadaan darurat?.

"Asha pulang..." Sapaan Asha membuat keluarga nya yang sedang bercengkrama langsung menghampiri nya dan memeluknya dengan senang, Asha merasa bahwa keluarganya berkumpul untuk merayakan kemenangan nya.

"Aduh Asha, kamu cepet mandi gih udah telat banget ini aduhh." Ucap seorang wanita berparas cantik dan sedikit kerutan di dekat kening,

"Tapi mau kemana mah?."

"Banyak tanya ah kamu, bobby ajak sepupu kamu ke kamar dandanin dia seganteng mungkin." Ucap orang itu yang disebut mah oleh Asha, dan sudah pasti itu adalah ibu dari Asha yang bernama Miranda Roselina.

"Oke Tante, semuanya beres kalo Bobby yang kerjain, pokoknya Asha bakalan cuco macho deh." Ucap sepupu Asha, Bobby.

Akhirnya Asha pun diboyong Bobby ke kamarnya untuk di dandani, namun entah apa maksudnya atas semua perlakuan yang diterimanya.




Asha masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi dan kini dirinya sedang didandani oleh Bobby, Asha memakai stelan tuxedo yang rapih dan mengkilap. Kini dirinya semakin bertanya tanya, sebenernya ini ada apa?, dia tidak akan dikubur hidup hidup kan?.

"Tuh kan, apa Bobby bilang macho loh." Ucap Bobby yang melihat tuxedo yang terpasang rapih di tubuh Asha, badannya yang tegak tinggi membuat kesan maskulin yang dominan.

"Duh bob, ini gue sebenernya diapain si?." Protes Asha tidak dihiraukan oleh Bobby yang sekarang membawanya pergi keluar dari kamar dan menghampiri keluarga nya yang sudah menunggunya.

"Sudah kan?, ayo ayo semuanya kita berangkat." Ucap sang kepala keluarga,

Belum sempat Asha untuk kembali bertanya, dirinya sudah diboyong kembali ke sebuah mobil yang sudah dihias dengan bunga bunga di kap mobilnya.



















Kini Asha berada di sebuah gereja dan apa yang tidak ia duga adalah, ia dinikahkan dengan seorang gadis cantik yang memiliki dimple. Jujur asha merasa terpesona dengan dimple yang dimiliki oleh mempelai wanita.

Kejadian itu berlangsung begitu cepat, tidak ada waktu untuk Asha melarikan diri, sejak tanggal 06 mei dirinya telah menikah dengan seseorang yang tidak ia kenal sebelumnya. Keluarga nya memang gila, menikahkan dirinya ketika ia masih dibawah umur dan asha tidak bisa membayangkan dengan semua impian nya untuk menjadi abdi negara telah sirna.

Dan ya kejadian itu telah terjadi sekitar satu setengah tahun yang lalu, karena sekarang Asha telah menginjak kelas 12 semester awal.

Banyak masalah yang dihadapi oleh Asha dan istrinya, namun banyak waktu juga yang telah dihabiskan berdua maka cinta dengan perlahan tumbuh diantara mereka berdua dan begitulah faktanya. Dan Asha pun telah merelakan impian nya untuk menjadi abdi negara yang sekarang berganti ingin menjadi seorang ayah dari 12 anak dan tentu saja di tolak keras oleh istrinya. Padahal banyak anak banyak rezeki, iya ga?

Hubungan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang