00

2 0 0
                                    

tring tring ~

dering telepon yang terus berbunyi sejak tadi, mungkin sudah ada puluhan kali dering itu berbunyi tapi tetap saja sang pemilik hp tak terbangun juga.

"sial siapa si." terbangun sudah sangat pemilik hp, "si wina, kenapa." tanya nya tanpa dosa sambil mengucek matanya.

"monyet lu masih nanya kenapa!" teriak sang sahabat lewat telepon tersebut yang membuat nya reflek menjauh kan hp nya itu.

"ga usah teriak aelah." jawab nya santai, "santai palak lu, lu kaga liat apa ini udah jam berapa." ucap Wina dan membuat sang empu melihat jam dinding nya, sontak mata nya melotot dan segera lari bersiap.

"anjir, kesiangan sial!!" ucap nya tanpa mematikan hp nya membuat sahabat nya di sebrang sana menggeleng kan kepala itu "ni bocah kalau kaga gue telpon mungkin kaga sekolah kali ya." ucap nya bangga dan mematikan telpon nya.

ya, gadis yang kesiangan ini adalah sasa. padahal dia adalah seorang osis di sekolah nya dan hebat nya lagi ini adalah tahun ajaran baru dan tentu saja dia akan mengurus anak-anak baru.

"mampus deh gua, out aja lah gua dari osis." ucap nya sambil berlari keluar rumah.

                                ____

di sekolah.

untung saja masih ada waktu untuk masuk dan mengambil posisi, bukan menjadi peserta baru tapi menjadi panitia, sudah pasti.

"kesiangan lagi sa." tanya anak osis lain sambil memberikan name tag untuk panitia "hahaha, iya nih alarm gua ga bunyi keras soalnya." ucap nya sambil klarifikasi kenapa bisa telat meskipun sedikit.

tet tet tet

bel berbunyi menandakan kegiatan MPLS akan di mulai, sasa cukup kaget saat melihat murid baru nya cukup ramai (sekolah primadona) wajar saja batin nya.

dan ya ini adalah kegiatan yang pertama adalah upacara, sasa tidak menjadi petugas dia adalah tim medis karna ia memang lihai di bagian ini (calon dokter).

saat sedang berjaga di belakang, tiba-tiba ada yang menarik lengan baju nya, reflek melihat siapa yang menarik lengen baju nya itu.

ternyata itu salah satu peserta didik baru, "manis." batin sasa mengucapkan nya sendiri.

"permisi kak." ucap pelan dan sopan peserta itu "ah iya kenapa?" saut sasa dengan senyum manis nya.

"itu aku lupa bawa name tag ni kak." ucap sang empu dengan wajah takut, sasa menyadari itu "oh kamu lupa bawa ya, ikut kakak sini." ucap nya sambil menggenggam tangan lawan bicaranya itu.

di jalan menuju ruang osis mereka tidak ada pembahasan, sebenernya sasa ingin mengajak ngobrol tapi takut nya malah canggung.

"masuk ayo, gapapa ga usah takut." sasa sambil tersenyum manis membuat anak itu membalas senyum manis sasa.

"ini ada name tag dan warna nya juga sama kaya punya kalian, coba sebutin nama kamu sama cita-cita kamu biar kakak tulisin." ucap nya dengan senang hati membantu.

"Nadin.."

"hah"

"Nadine Aprilia."

entah kenapa sasa terdiam seperti dia tak bisa berkata apa-apa setelah mendengar nama itu " nama yang cantik, persis kaya orang nya." gombal manis yang membuat keduanya sama-sama tersipu.

"makasi kak." jawab Nadin dengan senyuman manis nya.

"ya udah yu kelapangan lagi." ajak sasa sambil menarik tangan Nadin yang mendapat anggukan dari Nadin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

right person, wrong destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang