Terlampau malu dengan apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya dengan kasus penggelapan dana, Shenna memutuskan untuk pergi dari kampung halamannya. Dia hanya membawa uang 2 juta saat itu, sehingga sangat sulit untuk mencari fakultas favorit di Bandung.Kehidupan Shenna bak ratu pada awalnya, namun karena kasus tersebut kini Shenna harus jatuh miskin. Shenna memilih untuk menjadi nerd di kampusnya, meninggalkan penampilan modisnya dulu.
“Gue kudu lakuin apa yah biar punya banyak duit? Ngandelin beasiswa doang mana cukup?”
Shenna mencari-cari loker di Facebook, namun dia belum menemukan pekerjaan yang cocok baginya.
“Waiters tapi gajinya 5 juta? Real kah ini?” Shenna dengan segera menghubungi nomer yang tertera di sana.
Dan di sinilah dia berada saat ini, sebuah club ternama di kota Bandung. Shenna berpenampilan dengan sangat sopan. Seluruh orang di sana memandangnya aneh.
“Astaga! Kamu Shenna ya? Cepet ganti baju kamu pakai seragam dari sini.”
Seorang wanita yang lebih tua darinya mengantarkan Shenna untuk ganti pakaian di toilet.
“Lo pasti udah tau kan jobdesk kerja di sini? Gue cuma mau bilang kalau di sini itu keras, Lo harus kuat. Gue Nadin.”
“Gue tau kok, gue rela lakuin apa pun demi uang, gue butuh buat kuliah. Btw nama gue Shenna.”
“Oh iya, emang Lo kuliah di mana?”
Shenna terdiam, dia enggan menjawab pertanyaan Nadin. Menurutnya mereka belum terlalu dekat.
“Gue gak masalah sih kalau Lo belum mau jawab, gue peringatan buat hati-hati aja, karna tugas kita nganterin minuman di private room.”
Suara dentuman musik DJ yang memekakkan telinga membuat kepala Shenna pening, senakal-nakalnya dia dulu, dia sama sekali gak pernah masuk club' karna memang gak ada di tempat kelahirannya.
Shenna mengantarkan 5 botol Vodka ke private room, dia sedikit lega karna ada Nadin yang juga membawakan beberapa camilan. Entah lah, club ini juga menyediakan makanan ringan.
“Ah, om!” Nadin langsung meletakkan nampan yang dia pegang tadi dan duduk di pangkuan bapak-bapak berkumis.
Syok rasanya saat melihat Nadin dan orang tua itu berciuman di hadapan banyak orang. Pasalnya di private room itu ada 6 pria yang berusia cukup matang, mungkin 50 tahunan.
“Kenalin nih, Om, pegawai baru di sini. Namanya Shenna.”
Shenna sedikit risih kala tubuhnya dipandangi bak orang yang akan menelanjanginya. Dia hanya tersenyum canggung.
“Bagus juga bodinya, kalau semalem dipakek rame-rame budged berapa?”
“Aduh, Om. Mana Nadin tau, Lo emang udah pernah main rame-rame, Na?”
Shenna menggelengkan kepalanya. “Ummm, gue belum pernah main, Din. Udah yuk, kita pergi.”
Nadin yang mendengar bisikan lirih Shenna langsung tersenyum. “Kalian itu pelanggan gue, gak bakalan gue biarin Shenna ngerebut. Udah ah, gue Ama ini anak baru mau ke luar dulu.”
“Eits! Ini tipnya.”
Pria itu pun langsung memasukkan beberapa lembar uang berwarna merah ke dalam seragam Nadin, tepat di dada Nadin.
“Lo jangan kaget kayak tadi yah, gue emang sekalian jual diri di sini. Mayan lih 1 orang kalau main bayarannya.”
“Emang berapa?”
“Pokoknya kalau ber 6 itu selama 2 hari gue dapet kali 60 an juta, berarti per orang 10 juta.”
Shenna tercengang. “Apakah segampang itu mencari uang?”
“Hahaha. Kalau Lo open bo atau jadi lonte sih iya. Gue bisa rekomendasiin bayaran yang lebih mahal kalau buat Lo, daripada jadi kayak gini doang kan, mending jadi pemuas om-om.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Nerd kesayangan
JugendliteraturWarning! Full 21+, gak suka skip, gak usah bertingkah report! "Lo milik gue sekarang, gue suka Lo goyang di atas gue." Demi memenuhi kebutuhan hidupnya, Shenna terpaksa menjadi wanita bayaran, namun apa jadinya jika dia dipertemukan dengan Aldebar...