NK 3 [Dimainin om-om]

2K 8 0
                                    

Kata sensor khusus wp

“Aduh, Om. Pelan-pelan aja uhhh. p*t*ngnya gak ilang kok.” Shenna berucap dengan begitu genitnya, jujur saja dia sudah jijik harus dikerubungi pria yang kurang tampan.

Salah satu pria yang berada di samping Shenna memposisikan kepalanya agar mendekat ke arah s*s* Shenan.

Slurp slurp.

Kepala Shenna mendongak, merasakan nikmat yang mulai mendera tubuhnya.

“Ag —” desahan Shenna hanya bisa menguar di udara saat tiba-tiba pria satunya mencumbu bibirnya. Aroma rokok dan alkohol menguar begitu saja, sebisa mungkin Shenna menahan rasa mualnya.

“Euhhhh.”

“Gerakin lidahnya, jangan Guma diem aja.”

Shenna menurut saja saat pria itu menyuruhnya menjulurkan lidahnya dan lidahnya disedot oleh pria itu.

“Saya Benny, yang nyusu sama kamu itu Adnan. Kalau mau desah, desahin nama kita berdua, kayak temen kamu itu tuh.”

Benny menunjuk Nadin yang sudah terkapar di lantai, Shenna bergidik sendiri karna posisinya kepala Nadin di lantai dan pinggulnya di atas sofa, sedangkan pria yang bersama Nadin tengah menggenjotnya.

Tangan Adnan mulai mengelus perut rata Shenna. “Mulus banget perut kamu, kalau diginiin enak gak?” tanyanya seraya menjilat daun telinga Shenna.

“Euhhh, Om Adnannnn, geligghh.” Shenna sedikit menghindar saat merasakan geli, namun Benny justru mendorong tubuh Shenna hingga dia terjengkang.

Posisi Shenna saat ini sangat ambigu, wajahnya tepat berada di depan k*nt*l Adnan. Shenna meneguk salivanya, k*nt*l Adnan nampak begitu menggembung.

Plak!

Shenna hendak protes saat Benny menampar pantatnya yang memang berada di hadapannya, namun Adnan malah membekap wajah Shenna di gundukan k*nt*l itu.

“Uhggg O — Om,” ujar Shenna yang kehabisan nafas. Dia merasa jika di belakang sana, Benny sedang melepaskan CD nya.

“Emutin k*nt*l saya, nanti kamu pasti bakalan ngrasa nikmat.”

Adnan menarik rambut Shenna hingga kepalanya mendongak, Adnan tersenyum miring seraya tangannya yang sedang menganggur dia gunakan untuk melepaskan kaitan celananya.

k*nt*l Adnan kini sudah terpampang jelas di hadapan Shenna. “Gede banget k*nt*lnya,” pekik Shenna.

“Emutin k*nt*lnya, nanti kalau bisa keluar banyak, saya kasih uang tambahan.”

“Euhhh.” Shenna kembali melenguh saat di belakang sana Benny sudau mulai menjilati pantat Shenna.

“Aku belum pernah ngemut k*nt*l, Om.”

“Ck! Makannya belajar!”

“Ahhhh, Om! Kencengin lagi uhhh, enak banget genjotan kamu, Om. Gak pernah gagal bikin aku becek uhhhh. Pingin ditusuk dalem-dalem!”

Nadin berteriak sangat kencang hingga suaranya memenuhi satu ruangan itu, tiba-tiba Shenna diangkat oleh Adnan dan kini dia sudah berada di pangkuan Adnan.

Mata Shenna semakin terbelalak saat mendapati raut wajah temannya yang terlihat sangat menikmati, jujur, Shenna juga ingin merasakan apa yang dirasakan oleh Nadin.

“Liat temen kamu, Sampek kayak gitu.” Adnan mengangkat kedua kaki Shenna hingga dia mengangkang, m*m*knya yang memang selalu bersih tanpa bulu itu kini terpampang jelas di hadapan Nadin.

“Ben, kamu jilmek dia, atau mau nonton aja?” tanya Adnan.

“Jelas jilmek lah.” Benny pun segera beranjak dari duduknya. Benny memposisikan kepalanya tepat di hadapan m*m*k Shenna.

Jemarinya mulai mengelus paha dalam Shenna, sedangkan Adnan sengaja memposisikan k*nt*lnya agar bisa dijepit oleh pantat Shenna.

“Uhhhh,” desah Shenna saat jemari Benny membuka m*m*knya.

“Aghhhh!!!!” Desahnya lagi, “Om, jangan dicubitin uhhh it*l akuhh.”

Slurp!

“Ahhhhhh!”

Nerd kesayangan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang