Pada hari itu, sekolah mengadakan kegiatan literasi bersama yang bertujuan untuk menumbuhkan minat baca di kalangan siswa. Seluruh siswa diharapkan berkumpul di lapangan dengan membawa buku cerita masing-masing, baik yang berjenis fiksi maupun non-fiksi.
Suasana lapangan dipenuhi antusiasme, di mana para siswa tampak bersemangat menunjukkan buku-buku pilihan mereka, siap untuk berbagi cerita dan berdiskusi. Kegiatan ini diharapkan tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga mempererat hubungan antar siswa melalui kecintaan terhadap literasi.
Ketika semua siswa sudah berkumpul dan duduk dengan rapi di lapangan, para guru memberikan waktu sekitar 15 menit kepada mereka untuk membaca buku cerita yang telah mereka bawa. Selama 15 menit itu, suasana menjadi tenang, dengan semua siswa tenggelam dalam buku masing-masing. Tak terasa, waktu pun berlalu begitu cepat. Setelah waktu membaca selesai, para guru memutuskan untuk memilih beberapa siswa yang akan menceritakan kembali cerita yang mereka baca. Ketika nama Lino disebut, ia merasa terkejut dan sedikit gugup. Lino diminta untuk menceritakan kembali kisah yang baru saja ia baca. Di sinilah segalanya dimulai, awal mula perjodohan yang tak terduga, yang ternyata dipicu oleh campur tangan teman Anna, yaitu Shasa. Tanpa disadari, peristiwa ini akan membawa perubahan besar dalam hidup mereka.
Lino berdiri di sudut lapangan, tampak sedikit gugup dengan semua perhatian yang tertuju padanya.
"Lihat deh, Anna sama orang itu, cocok!" seru Shasa sambil menunjuk ke arah Lino dengan semangat.
Teman-teman yang lain segera mengangguk dan berseru,
"Nih, iya! Boleh juga tuh!" mereka tampak antusias, seolah-olah telah menemukan pasangan yang sempurna.
Namun, Anna tampak kesal dan menjawab dengan nada meninggi,
"Dia siapa, sih? Ngapain aku sama dia?" Raut wajahnya menunjukkan bahwa ia merasa sangat tidak nyaman dengan situasi ini.
Shasa, yang tidak ingin menyerah, tertawa kecil dan berkata,
"Eh, cocok banget, lho! Dibilangin malah nggak percaya. Ayo, kasih kesempatan!."
"Ngga, ngga, aku nggak mau!" tegas Anna, masih dengan nada kesal, meskipun hatinya bergetar mendengar celotehan itu.
Saat mereka kembali ke kelas, ejekan tentang Lino masih terus bergulir di antara teman-teman sekelas. Setiap langkah yang diambil Anna terasa berat, dan ia merasa kesal karena semua orang seolah menikmati situasi tersebut. Namun, di dalam hati, rasa penasaran terhadap Lino semakin tumbuh, membuatnya tak bisa mengabaikan pemikirannya.
"Dia sebenarnya seperti apa, ya? Tapi mukanya terlihat seperti anak baik-baik," pikir Anna sambil merenung.
Ia mencoba membayangkan bagaimana karakter Lino di luar penampilannya yang tenang.
"Apakah dia benar-benar sebaik itu? Atau hanya berpura-pura?" Pikirannya terus berputar, membuatnya merasa semakin bingung. Di satu sisi, ia ingin menjauh dari semua ini, tetapi di sisi lain, rasa ingin tahunya terus mengganggu pikirannya, seolah ada sesuatu yang menarik perhatian dan membuatnya ingin mengenal Lino lebih jauh.
...
Sudah seminggu berlalu, namun Anna masih saja menjadi bahan ejekan, selalu dikaitkan dengan nama yang tidak dikenalnya, Lino. Ia merasa kesal setiap kali mendengar namanya disebut. Rasa penasaran pun muncul, membuat Anna terus bertanya-tanya, siapakah sebenarnya Lino?
![](https://img.wattpad.com/cover/377800221-288-k962798.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
344 Days
Romance❗Don't Copy❗ ig: cmiettaa_ / miwaayy__ tt: rewnjunc Selama 344 hari, hubungan ini seperti berada di antara garis tipis cinta dan kebimbangan. Dua orang yang saling terikat oleh perasaan yang mendalam, namun tak pernah benar-benar memutuskan apa yang...