4

1.8K 112 4
                                    

Jiyong menahan napsunya untuk memberitahu Sandara, karena siang ini dia akan mengajak Sandara untuk makan dan memberitahu soal debutnya.

Tiba tiba saja Jiyong teringat kata kata Sandara, Sandara ingin makan bersama Seunghyun hari ini, tapi siapa peduli dia harus memberitahunya secara langsung dan kebetulan sekarang waktunya makan siang.

"Yeoboseyeo"

Sandara mengangkat telfon dari Jiyong.

"Noona, kau dimana? Terdengar sangat berisik"

Jiyong penasaran dengan kebingsingan dari telfon.

"Aku sedang di jalan menuju cafe Queen, Seunghyun sedang ada urusan jadi aku berjalan kaki ke cafe sendirian, ada apa kau menelfon?"

Jiyong tersenyum, pada akhirnya dia bisa memberitahu Sandara dengan bebas tanpa gangguan Seunghyun.

"Noona, tunggu aku, aku akan datang untuk makan bersamamu, Cafe Queen yang dekat agensiku kan?"

Dengan semangat Jiyong langsung memakai jaket kulitnya.

"Jinjja?? Nde Jiyong-ah, sampai bertemu"

Jiyong mematikan telfonnya dan langsung berlari, kebetulan Cafe itu berada tidak jauh dari agensi hanya butuh berjalan sedikit lalu menyebrang.

Dengan cepat Jiyong berlari kencang karena dia terlalu bersemangat untuk memberitahu Sandara.

-------

Sandara memperlambat jalannya setelah tahu Jiyong ingin ke Cafe bersamanya tetapi akhirnya dia sudah sampai lebih dulu di Cafe Queen.

Sandara mematung, dua orang di dekat jendela sedang mengobrol dengan sangat akrab, itu Seunghyun dan seorang yeoja cantik.

Sandara terus memperhatikan dari jauh, mereka tertawa dan bahkan saling suap menyuap, dan jika diperhatikan mereka mempunyai cincin yang sama.

Sandara mengeluarkan air matanya, dia merasa sangat bodoh, dan bahkan sekarang dia sangat merasa bersalah pada Jiyong.

Bruk

Sandara mengalihkan pandangannya menuju jalan raya, tanpa waktu yang lama seluruh orang berkumpul.

Sandara ikut melihat apa yang terjadi.

"Ji....Jiyong?!?"

Samdara sangat kaget sampai ingin pingsan, untungnya dia tidak pinsan, hanya terus menangis dan menangis sambil memeluk Jiyong yang mengalami luka dikepalanya.

"Jiyong-ah! Jiyong-ah! Bangun Jiyong-ah"

Jiyong tetap tidak bangun sampai akhirnya ambulance datang.

------

Setelah sampai di rumah sakit dan diobati Jiyong pun terbangun.

"Dami noona"

Panggil Jiyong setelah melihat dua wanita cantik sedang duduk di sebelah ranjangnya.

"Kau sudah bangun? Syukurlah, bagaimana keadaanmu?"

Dami terlihat sangat khawatir dengan dongsaengnya.

"Gwenchana, noona jangan beritahu eomma, aku tidak apa, hanya sedikit pusing dan.... lapar"

Dami tersenyum sedikit sementara Sandara mengeluarkan air matanya.

"Araseo, noona akan membelikan bubur untukmu"

"Gomawo"

Dami pergi keluar untuk membeli bubur, Jiyong menatap Sandara dengan khawatir sementara Sandara hanya tersenyum sambil menghapus air matanya.

"Noona..., gwenchana? Jangan menangis, aku tidak suka"

Sandara segera menghapus air matanya.

"Aku yang seharusnya bertanya, kau tidak apa?"

Jiyong mengangguk pelan.

"Noona tadi aku terdiam karena melihatmu menangis dan mobil itu menabraku begitu saja, tapi tidak usah khawatir aku baik baik saja, tapi kenapa kau menangis tadi?"

Sandara mengeluarkan air matanya lagi, dia memegang tangan Jiyong.

"Jiyong-ah, mianhae, aku seharusnya percaya padamu, satu satunya yang kupikirkan dan ku khawatirkan hanya kau, aku menyesal memarahimu, aku...aku..."

Sandara mulai menangis.

Jiyong memegang tangan Sandara dengan kedua tangannya.

"Noona, saranghae, aku akan selalu mencintaimu, aku janji, bahkan saat kau tidak mempercayaiku, aku akan terus berusaha untuk membuatmu percaya dan yakin"

Sandara memeluk Jiyong yang masih terbaring lemas di kasur rumah sakit.

"Saranghae Jiyong-ah"

Jiyong mengusap kepala Sandara pelan.

"Noona, jangan menangis lagi ya, aku tidak suka melihatmu menangis bahkan hanya mendengar kau menangis, dan soal Seunghyun aku akan beri pelajaran padanya"

Sandara menatap Jiyong dengan kesal.

"Jangan lakukan itu, kau bukan orang yang suka balas dendam, setahuku Jiyong itu manis dan sopan"

Jiyong mengerutkan dahinya.

"Paling tidak izinkan aku memarahinya sebelum debutku"

"Debut?!?"
Sandara dan Dami berkata bersamaan.

Sandara dan Dami yang baru saja datang langsung terkejut dengan kata kata Jiyong.

"Aigoo, lucu sekali para yeojaku ku ini, tidak perlu kaget noona, aku sedang mengerjakan laguku akhir akhir ini, dan sekitar dua bulan aku akan mengeluarkan video clip, tunggu saja"
Samdara dan Dami hanya bisa menatap Jiyong tak percaya.

"Kalian hanya diam? Tidak memberi selamat atau apa? Eoh gwenchana jiyong, memang sudah takdirku"

Jiyong berbicara pada dirinya sendiri.

Tiba tiba Sandara dan Dami berpelukan.

"Jiyong-ah!! Chukkae!!"

Teriak mereka berdua sambil berputar putar.

"Aigoo.... yak! Teddy sunbae!"

Sandara dan Dami menghentikan acara konyolnya.

"Ji...jiyong-ssi, maaf mengaggetkan, aku hanya membawakan buah untukmj"

Teddy tersenyum canggung begitu juga Dami dan Sandara.

End.

------------------------------

Gomawo udah mau baca FF ini dan berpartisipasi dalam vomment(?) Saranghae!!!

I Promise To Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang