Rusak.

27 3 0
                                    


"Nu, kok rumah sepi? Kalian kemana?" Ucap seorang kepala rumah tangga kepada seseorang yang ada di seberang telfon, pria itu hampir 30 menit menunggu di kursi depan rumah namun tiada tanda-tanda ada orang di dalamnya atau tidak.

"Mas, aku sama Ayan lagi di rumah sakit,"

Argani mengernyit "Siapa yang sakit?"

"Temen kampus kita kecelakaan, Mas, kejadiannya kemarin malem, terus salah satu kating kita meninggal atas insiden itu,"

"Innalilahi wainnailaihi raji'un, Mas turut berduka cita. Awalnya Mas kesini mau ngasih masakan Mbak Nin, kebetulan Mbak mu masak banyak dan enggak mungkin habis kalau cuman makan berdua," Argani melirik sebuah rantang stainless steel berisi makanan yang terletak di atas meja sekilas.

"Aku sebentar lagi pulang, Mas. Makanannya taruh di meja aja,"

"Ngaco kamu! Nanti di colong kucing mu gimana? Ini isinya ikan kuah kuning, doyan banget tuh kucing kamu sama makanan beginian,"

Si penerima telfon di seberang sana terlihat mendengus, lantas membalas "Yee enak aja! Meri anak baik, enggak nakal, enggak mungkin makanan babu nya di colong,"

"Mas titip di tetangga sebelah aja ya, kalau kamu sama Ayan udah nyampe rumah ambil aja makanannya,"

"Tetangga yang mana, Mas? Tetangga kita banyak. Yang di depan, belakang, samping, apa ujung?"

"Bu Hayati ya, yang anak nya punya ternak lele,"

"Oke Mas,"

"Mas tutup ya, Assalamualaikum."

Tut..!

Argani menutup telfon, setelah ia mengantungi ponselnya pria itu pun bergegas menuju salah satu tetangganya yang bernama Bu Hayati. Semoga saja beliau ada di rumah.

Tok.. tok.. tok..

"Assalamualaikum.."

Tidak lama kemudian suara decitan pintu terbuka, menampakkan wanita paruh baya menggunakan hijab panjang berwarna cream, wanita itu tersenyum sumringah saat mengetahui Argani yang telah mengetuk pintu rumahnya.

"Wa'alaikumsalam, MasyaAllah, Nak? Ini Argani ya rupanya, apa kabar kamu?" Sapa wanita itu dengan ramah.

"Alhamdulillah, baik," Sahut Argani.

"Mari duduk dulu, Nak. Sudah lama Ibu tidak berbincang sama kamu. Mau minum apa? Ibu buatkan," Titah wanita itu, Argani pun langsung duduk di kursi kayu yang terletak di teras rumah.

"Ah, enggak usah repot-repot, Bu, saya kesini cuman mau nitip makanan dari istri saya buat anak-anak, kebetulan mereka lagi ada keperluan di rumah sakit, rumah nya di kunci. Saya minta tolong ya, Bu," Jelas Argani.

"Begitu rupanya, iya Nak, nanti Ibu berikan makanannya sama Nayanka,"

"Terimakasih ya, Bu. Sehat-sehat ya, maaf kalau saya ngerepotin, saya pamit," Argani beranjak dari duduknya setelah memberikan rantang tersebut kepada Bu Hayati.

"Sama-sama, enggak masalah Nak," Wanita itu mengangguk seraya tersenyum.

"Assalamualaikum.." Setelah bersalaman Argani pun meninggalkan pelataran rumah Bu Hayati.

"Wa'alaikumsalam, hati-hati!" Pesan Bu Hayati setelah menerima salam dari Argani.

. . . ༺♡༻ . . .

"Yan.."

"Yan.."

"Hmm..."

"Yan.."

Renjana ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang