T W O ~

26 1 0
                                    

"Kenapa dari dulu kau selalu menutupi semuanya dariku? Kau bilang kita sahabat. sesama sahabat harusnya saling terbuka satu sama lain,kan? Ya,kan? Aku selalu terbuka kepadamu. Semua masalah-masalah yang aku alami, aku ceritakan kepadamu dan kau membantuku untuk menyelesaikan masalah itu. Tapi kenapa kau tidak seperti itu? Hah? Awalnya aku kira kau butuh waktu untuk sendiri dulu, dan aku terus menunggu dan bersabar sampai kau akan bercerita padaku, tapi, sampai sekarang hal itu tak pernah terjadi. Kau tau? Akhir-akhir ini aku terus memaksamu karena aku hanya ingin membantumu. Aku sangat khawatir saat melihatmu terluka tadi, dan aku berharap aku bisa membantumu." Ucapku panjang lebar sambil menatapnya dalam.

Aku merasa mataku mulai memanas.

Oh .. Jangan.. Aku mohon.. Aku tidak mau menangis di depan rafa.. Aku tidak mau terlihat lemah di hadapannya.

Aku merasakan beberapa tetes air mulai membasahi pakaianku.

Gerimis.

Hahaha. Bahkan cuaca mendukung perasaanku sekarang.

Aku membuang nafas perlahan.
"Atau mungkin, kau tidak menganggapku sahabat? Iya? Baiklah kalau begitu. Mulai sekarang kita temanan saja. Kau senang bukan? Tidak ada lagi orang yang akan mencampuri urusanmu." Ucapku sambil tersenyum lemah.

Dan ku lihat, dia hanya menatapku dengan pandangan, kaget? Kurasa begitu.

"See? Bahkan kau tidak berkata apapun. Berarti benarkan? Kalau kau tidak pernah menganggapku sahabat." Ucapku sambil menatapnya sinis, lalu berjalan melewatinya yang masih diam di tempat.

===
> keesokan harinya <
Tok !!! Tok !!! Tok !!!

"Non nella?" Panggil bibiku dibalik pintu kamarku.

"Iya, bi. Nella udah bangun,kok." Ucapku lalu segera bangun dari tempat tidur dan berjalan perlahan menuju kamar mandi.

Setelah mandi dan bersiap-siap untuk pergi sekolah, aku langsung berjalan menuju ruang makan untuk sarapan.

"Bi, papa sama mama mana?" Tanyaku.

"Tadi pagi nyonya bilang, mau ke luar kota untuk beberapa minggu. Karena ada urusan mendadak, non." Jawab bibiku.

Sedangkan aku hanya mengangguk beberapa kali.

"Non Nella?" Panggil bibiku.

"Kenapa bi?" Jawabku sambil mengambil segelas susu hangat dan meminumnya.

"Non abis nangis,ya? Kok mata non bengkak gitu?" Tanya bibi hati-hati.

Astaga.

"Nangis? Nggak, kok bi." jawabku cepat. Lalu segera berdiri, mengambil roti dan berjalan keluar rumah.

"BI. NELLA PERGI DULU,YAAA!" Teriakku ketika berada di luar rumah.

Lalu Aku segera memasuki mobil dan berangkat menuju sekolah.

Hari ini Aku berangkat menggunakan mobil Karena kejadian kemarin.

Kemarin sepulang aku dari taman, aku langsung menangis di dalam kamar sampai malam.

Sedangkan Rafa? Kata bibi ketika pulang dari taman kemarin rafa langsung mengambil tasnya cepat dan pulang ke rumahnya sambil menjambak rambutnya frustrasi.

Tapi aku tidak peduli akan hal itu.

Yeah.

"Non, udah sampai." ucap supirku yang langsung membuyarkan lamunanku.

"Oh I .. Iya, Pak. Makasih, ya." Ucapku yang di jawab anggukan oleh supirku.

Lalu aku segera berjalan menuju kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Lovely PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang