1- Different Eyes.

3 1 0
                                    

"Tadi tetangga sebelah gosipin lo. Nyebarin gosip kalo lo gila walaupun emang gila sih, enaknya gue kerjain apa gak, ya?" suara seorang gadis bernama Seara mengagetkan seseorang yang duduk di meja belajarnya sembari mengerjakan skripsi kuliahnya dengan fokus, namun fokusnya jadi teralihkan pada gadis yang duduk di jendela dengan santai.

"Sea! ngagetin gue aja," kaget gadis yang duduk di depan meja belajarnya. Talia namanya, Talia menatap Seara di jendela. Wajah Seara pucat, rambutnya panjang dengan poni tipis. Mengenakan seragam SMP.

Seara mendengus, "lo terlalu fokus ngerjain tugas, sampe suara gue yang lemah lembut gini aja ngagetin lo."

"Suara lo melengking btw, dan kabar yang lo kasih ke gue barusan gak penting. Biarin aja lah, biarin mereka mau ngomong apa tentang gue. Lo gak perlu ngurusin hal yang gak penting, Sea." Talia menjawab dengan nada acuh tak acuh.

"Gue mohon kalo lo denger ada orang ngomongin gue, gak usah lapor segala macem. Sekarang situasi udah beda, lo sama gue beda dunia. Kita udah gak kaya dulu, yang kalo ada yang ngomongin gue lo langsung labrak. Sekarang udah gak bisa, Sea." Ucapan menohok Talia membuat Seara mematung ditempatnya.

"Wah, Tal, gue tau lo gak bermaksud bikin gue sakit hati tapi tetep aja nusuk banget ke ulu jantung anjir ucapan lo." Seara tertawa hambar membuat Talia menunduk, ia tak yakin apakah membuat Seara sadar akan tempatnya itu baik atau justru malah sebaliknya.

"Emangnya lo punya jantung? lo kan setan,"

"Kurang ajar!" umpat Seara, sembari tertawa. Talia juga ikut tertawa.

"Btw miss k kemana? dari tadi gak keliatan," tanya Talia.

"Dia nempelin orang anjir, ngawur sumpah." Seara menggeleng penat.

"Nempelin orang? siapa?" tanya Talia penasaran.

"Anak SMA, yang katanya ganteng banget sampe Miss K klepek klepek." Seara menjawab, Talia mengangguk mengerti lalu kembali fokus ke tugas skripsinya lagi.

Seara menatap Talia yang mengetik di laptopnya dengan fokus, Seara membayangkan bagaimana jika ia dan Talia berkuliah di satu kampus bersama. Berangkat bersama juga.

Namun ia justru malah mati duluan saat menginjak bangku SMP kelas sembilan, andai saja ia tak mati. Ia pasti sudah tamat SMA dan masuk ke kampus bergengsi seperti Talia, mengerjakan skripsi, bermain bersama teman teman.

"Aelah, Tal, lo gak asik ah. Gue kan bosen gak tau mau ngapain, udah ah gue mau gosip bareng tuyul di depan komplek dulu." Seara mengeluh.

"Iya jangan lupa balik lag-" belum sempat Talia menyelesaikan ucapannya, Seara sudah lebih dulu menghilang membuat Talia mendengus.

Seara berjalan di sekitar komplek, menuju jalan raya. Satu anak perempuan membawa tas koper menghampirinya.

"Kak ayo sekolah!" ajak anak perempuan itu.

"Itu yang lo bawa apaan? pinjem boleh gak?" tanya Seara, matanya berbinar binar.

"Kakak gak buta, kan? bisa diliat kalo ini tas koper!" sinis bocah perempuan itu membuat Seara melotot.

"Setan gak sopan!" ucap Seara tak kalah sinis.

"Tuyul yang lain mana kok lo sendirian?" tanya Seara basa basi.

"Lagi nyolong, tapi aku kabur karna males kerja. Lagian gak dibayar juga," bocah itu mengeluh.

"Tapi kan lo dikasih susu jir," heran Seara.

"Males, kak, setiap aku minum susunya tuh kaya basi gitu." Ucap bocah itu dengan nada malas.

"Mending jalan jalan, kak." Lanjutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different Eyes.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang