Hari Senin kita semua melakukan Upacara Bendera di lapangan barat yang cukup luas sekali.
Barisan ku dengan Jenitya dam Bilqies
berdempetan."Jen kamu ajalah yang di depan, kau pendek"
Viona menarik Jenitya."Auk auk, Bilqies aja"
Jenitya berusaha diam di belakang tapi ujung ujungnya di depan.Saat Upacara bendera sudah di mulai di tengah perjalanan ada sesuatu suara teriakan yang sangat ribut se akan akan ada seribu orang yang ingin menyerang kita semua.
"Suara apa itu weh?"
Bilqies yang berada di belakang Viona langsung mencolek Viona."Lah iyaa suara apa? kok rame banget"
Viona dan bilqies langsung menghadap ke belakang*AAAAAAGGGHHH RAWR
"HAH APAAN ITU ANJ3RR!!!"
Viona langsung memegang erat tangan Bilqies.Semua siswa teriak histeris karena ada 5 monster yang bentuk nya sangat aneh datang dari arah Selatan.
"JENITYA WOY JENITYA LARI"
Bilqies dam Viona berlari ke arah Jenitya dan memegang erat tangan nya."KEMANA NI WOY RAME KOCAK, BTW APA DIBELAKANG"
Jeni berusaha melihat sesuatu tetapi tidak bisa."POKONYA MONSTER ADA 5 YANG AKU LIAT, LARI AJALAH PANT3K MONSTER GIL4"
Viona melihat ada semak semak yang cocok untuk bersembunyi, akhirnya mereka bersembunyi disana.Saking tegang nya mereka semua tidak berani bersuara dan hanya bisa duduk sambil menutup mulut sambil menyaksikan para siswa yang terbunuh.
"Hah... kalian liat apa yang aku liat kan...?!!"
Jenitya berbicara dengan nada gemeteran."Iya semua nya kebunuh..."
Viona dengan nada lemas."Apakah kita akan selamat"
Jenitya sambil menangis.
"Shhh!!"
Bilqies mendengar suara monster di dekat mereka, untung nya monster itu hanya numpang lewat di depan mata mereka."g-gede banget, takut"
Kita semua mulai makin gemeteran."Itu monster beneran? kita ga mimpi kan?"
Kata nya Jenitya.
"Tenang... tenang, dia cuma lewat kita pasti selamat"
Bilqies berusaha menenangkan suasana."Di depan mata kita, banyak siswa yang terbunuh, kep4l4 mereka... terpisah pisah"
Viona sambil meneteskan air mata nya.Saat suasana lapangan itu sepi aku Viona, Jenitya, dan Bilqies inisiatif untuk keluar dari semak semak itu dan berusaha mencari teman teman nya.
"Apakah teman teman kita selamat?"
"Aku tidak tahu, tapi kenapa tiba tiba sunyi sekali yaa mau kita cari ga?"
Inisiatif nya Bilqies.
"Yakin kah?"
Jenitya ragu ragu.
"Gapapa pelan pelan aja yuk"
Bilqies berusaha tenang."Agh banyak sekali mayat mereka... tetapi aku lihat lihat tidak ada teman teman kita"
Viona inisiatif melihat satu persatu mayat yang sudah terpisah pisah.Kami pelan pelan menuju ke gerbang lapangan agar tidak ketahuan oleh monsternya, tiba tiba seseorang dari belakang mengagetkan kita.
"Hey! kalian"
Dengan nada yang kesakitan.
"AGH!"
Jenitya membuat suara kaget yang besar."Shht! ntar di hap loe anj!r, lah btw radit ar yu oke? kok bisa dateng dari sana?"
"Nghh aku kepental, pinggang ku kena pohon duh encok woy"
Radit sambil memegang pundak.
"Untung aja kamu selamat"
Kata Bilqies.
"Iya lagi kita ga nyelamatin radit"
Kata Jenitya.
"Aku gamau disini, aku gakuat liat mayat mayat disana"
Radit sambil menutup matanya."Ayo kita cari dulu yang selamat, gamungkin kita doang"
Mereka akhirnya mengedap engdap keluar dari gerbang, sambil melihat sikon.
*AAAAGGHH!!! TOLONG!!!
Ada suara teriakan dari kejauhan."Ada suara orang teriak"
Radit berbicara sambil berbisik bisik"Ayo samperin hati hati"
Kami berjalan menuju suara itu pelan pelan sampai tak ada suara apa pun selain suara langkah sepatu kita.