0005

0 0 0
                                    

Kami melangkah menuju suara itu tetapi tiba tiba saat kita menuju lorong, monster itu persis berdiri melewati lorong.

"HAH-"
Viona hampir saja teriak, bilqies langsung membungkam mulut Viona lalu mereka berempat sembunyi di balik tembok.

Aku Viona dan Bilqies berada di tembok kanan dan Jenitya dengan Radit di tembok sebelah kiri.

*Nghhrr
Suara itu mendekat ke arah lorong yang kita lewati, kami semua ber gemetaran.
"Si4l dia kesini!!"
Viona berbisik bisik ke Bilqies.

"Ya kamu sih isi teriak segala"
Bilqies hampir ingin menonjok Viona.
Bilqies tersadar di belakang Jenitya ada sebuah kapak yang besar, Bilqies membuat kode dengan matanya.
"Ha?"
Jenitya menoleh ke belakang dan dia melihat ada kapak.
"Ambil dit buat was was"
Radit langsung membawa kapak itu dan siap siap untuk membunuh si monster.
"Oke siap siap"
Radit sudah menyiapkan kapak nya.

Tetapi aneh nya suara monster itu sama sekali tidak mengeluarkan suara.

"Kenapa tiba tiba suara monster itu tidak ada?"
Viona berbisik kepada Bilqies.

"Mungkin sudah hi-"
Bilqies terkaget kaget dengan apa yang dia lihat, monster itu menjadi wujud manusia.

"Hm? nj!r..."
Viona juga melihat itu.

Kita semua membeku disana, sambil menunduk kan diri tidak berani bersuara apa pun.

Untung nya monster itu pandangan nya hanya kedepan tanpa menoleh, kita menatap mata satu sama lain.

"Manusia?"
Viona dengan mimik bibir nya.

Radit dan Jenitya mengangguk sambil
ketakutan dan gemeteran.

Kita menoleh ke arah lorong yang di lewati monster itu, dia memang tetap berwujud manusia tetapi pandangan nya kosong.

"Pantes sepi dia lagi nyamar?"

"Serem banget mau pulang!!"
Kata nya Jenitya.

Tiba tiba ada suara berisik dari arah ruangan laboratorium.

Kita semua ber instiatif untuk melihat apakah itu adalah siswa di sekolah ini, sambil radit membawa kapak nya.

*kreEeEk
Viona membuka pintu ruangan itu, pintu nya seperti sudah tua yang membuat bising.

"Ribut banget pintu nya kocak"
Ucap nya Jenitya.
"Tapi aneh nya monsternya engga ada"
Radit sambil melihat sikon ruangan itu.

"Halo? Ada orang kah"
Viona langsung menutup pintu ruangan itu, mereka melihat apakah ada seseorang.

"HAH! PERGI PER-"
Seseorang yang kaget karena bilqies melihat nya.
"Diem nj!r kita cuma bantu in"
Bilqies langsung membungkam mulut anak itu.

"Lah dewi??!"
Viona kaget, Jenitya dan Radit langsung menghampiri.

"Ha... ha... kalian ternyata kalian selamat?!"
Dewi sambil mengusap air matanya.
"Lah kocak kok bisa sampe sini"
Kata nya Jenitya.
"Aku lagi izin ke toilet, tapi tiba tiba denger suara teriakan, pas aku lihat kaya ada monster gitu... jadi aku sembunyi disini"
Ucap nya Dewi dengan muka kebingungan.

"Hebat amat bisa langsung selamat gitu"
Viona sambil tenangin dewi.

"Sekarang mending kita ambil alat apa aja buat jaga diri"

Kita melihat sekitar Viona dan Radit mengambil tongkat pramuka, Bilqies dan Jenitya mengambil bongkahan besi, Dewi mengambil pengepelan.

"Buat jaga jaga aman kan ini"
Tanya nya Bilqies.
"Tapi tetep hati hati"
Kata nya Radit.

"Oke yuk kita keliling lagi"

Kita terus berjalan melewati lorong lorong sekolah yang tiba tiba sekali sangat hening, tidak tahu kemana lari nya murid.

JUST RUN! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang