Bagian 4. Boncengan

191 46 14
                                    

Haaallooooiooo gayssss

Happy weekend ya walaupun besok udah senin☺️

Happy reading!!!!!


.



.





.





.




.

"Yaasshhh! Bagus sekali Rora!" Teriak pelatih dipinggir lapangan setelah menekan stopwatch ditangannya sesaat Rora sampai garis finish. "Waktunya 26 detik dan coach yakin kalau kamu rajin latihan, 100 meter ini bisa kamu tempuh dalam 10 detik" rora yang mendengar itu semua hanya mengangguk, rora sadar betul akan kemampuan yang ia miliki. Dan benar apa kata coachnya, ia bisa menempuh 100 meter ini dalam 10 detik jika ia mau. Pertanyaannya adalah, apakah rora mau?

"Gimana coach?" Jihoon yang sedari tadi menahan diri dipinggir lapangan akhirnya menghampiri coach dan rora. "Bagus! Tapi rora pasti bisa lebih dari ini" ujar pelatih menatap rora, "yasudah, rora istirahat. Besok kita latihan lagi" kali ini pelatih menepuk pundak rora dua kali dan meninggalkannya bersama jihoon. "Ayo sekarang giliran pelari putra kumpul semua!" Terdengar teriakan pelatih yang sudah kembali masuk kedalam lapangan

Jihoon tersenyum menatap rora, "mau apa lo ji liatin gua kaya begitu?" Rora mendorong bahu jihoon dengan tangannya dan berjalan kepinggir lapangan

"Besok latihan lagi ya?" Jihoon buru-buru berlari ke hadapan rora dan menunjukkan puppy eyes nya. Tentu saja itu tidak mempan jika ditunjukkan kepada rora. "Lusa. Besok ada yang harus gua beresin di club sains" rora menolak dengan tegas. Orang yang mengenal baik Rora tahu betul jika rora merupakan orang yang benci basa-basi, jika dia tidak bisa atau tidak mau pasti dia menolak. Jihoon yang sudah mengenal rora selama 2 tahun ini paham dan hanya mengangguk dan membiarkan rora istirahat sedangkan ia berlari kelapangan.

"Akhirnya lo mau gabung juga sama club lari ya" rora melirik risih pada orang yang kini duduk disampingnya. Rora tidak suka jika ada sembarangan orang duduk disampingnya tanpa permisi, jadi rora bangkit mencoba mencari tempat baru untuk dia duduk tapi tangannya ditahan.

"Mau sampai kapan ngehindarin gua ra?" Rora diam, dia tak menjawab pertanyaan dari orang yang duduk disampingnya ini.

"Roraaaa~" teriakan seseorang membuat tangan rora spontan dilepaskan

"Lho? Ahyeon juga disini? Kebetulan, ayo kita kumpul dulu" Rora tersenyum dan merangkul orang didepannya "ayo chiq, wah untung banget lo dateng" rora menarik Chiquita berjalan meninggalkan ahyeon sendiri.

"Eh eh tapi ahyeon" Chiquita membalikan badannya tapi ditahan rora. "Udah biarin, yuk" kekuatan rora lebih besar dari Chiquita, jadi mau tidak mau tubuh Chiquita mengikuti rora

"Yo Rora welcome back!" Kali ini Ruka yang teriak

"Welcome back apanya? Kan gua baru gabung" ujar rora melirik ruka aneh

"Sstt udah iyain aja" bisik Chiquita mendapat anggukan dari rora

Semua orang berkumpul duduk ditengah lapangan dengan langit yang hampir gelap. Pelatih yang sedang memberi arahan didepan tak rora hiraukan, tatapannya fokus pada seseorang yang duduk di bench penonton.

'Perasaan tadi gaada siapa-siapa deh disitu' batin rora makin menyipitkan matanya

Sementara sedari tadi tatapan ahyeon tak lepas memperhatikan rora yang ada didepannya.

"Okay guys thankyou so much buat hari ini, jangan lupa istirahat yang cukup. Sampai jumpa besok" ujar jihoon penuh semangat. Selalu, jihoon selalu penuh dengan semangat.

DENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang