Jake berbaring sembari menopang sisi kepalanya, iris merahnya menatap wajah damai sosok mungil yang ia culik beberapa tempo hari yang lalu.
Ini sudah masuk hari ke-2 dia pingsan, sepertinya dia terlalu keras menghisap tenaganya.
" Kuharap kau tidak berteriak histeris saat kesadaranmu kembali.. " Jemari lentiknya mulai berselancar mulus di wajah Sunoo dan sepertinya sukses membuat kerutan kecil di kening Sunoo akibat rasa dingin yang menerpa kulit wajahnya.
Senyum tipis menghiasi wajah Jake, Sunoo mengeram pelan, perlahan kelopak matanya terbuka dan pemandangan pertama yang menyapanya adalah langit-langit kamar yang terlihat aneh untuknya.
" Ugh ada apa denganku.." Gumamnya, tangan kanannya terangkat dan memjiat lembut perpotongan keningnya. Kepalanya sedikit terasa pusing, entah kenapa.
" Owh kau sudah sadar honey?" Celetuk suara yang sejak tadi memperhatikannya, bagaikan gerakan lamban, Sunoo menolah dan langsung disuguhkan oleh pemandangan yang menurutnya tidak masuk akal ataukah dirinya masih bermimpi?
Sepasang mata merah yang menatapnya.
Iris mata Sunoo melihat sedikit ke bawah, disana terlihat sepasang gigi taring tapi ini agak beda.
"Apa aku sedang bermimpi?" Jake terdiam ketika jemari lembut Sunoo menyapa wajahnya.
Di mulai dari pipinya, merambat ke pelipisnya, " Wajah ini memang sangat tampan, di tambah dengan iris merahnya semakin membuatnya indah berkali-kali lipat.." Gumam Sunoo tapi masih bisa di dengar oleh Jake.
Jangan lupa dengan reaksi Jake, sudut bibirnya berkedut menandakan ia tengah menahan diri untuk tidak menerkam Sunoo saat ini juga.
" Dan disini.." Jemari Sunoo terhenti di bagian mulut Jake, iseng- Jake menecup jemari itu tapi Sunoo tidak beraksi apapun karena si rubah itu masih beranggapan bahwa dirinya sedang bermimpi.
" Entahlah, kau terlihat sangat cocok menggunakannya.." Jake membuka mulutnya sedikit dan menunjukkan taringnya pada Sunoo, bahkan membiarkan rubah itu menyentuhnya hingga taringnya tidak sengaja menggoresnya dan mengakibatkan jari Sunoo berdarah.
Sunoo meringis pelan dan langsung menarik jemarinya tapi Jake lebih cepat menahan tangannya, pria itu melirik sekilas ke arah darah yang menetes dari jari Sunoo.
" Wait a minute..." Kini raut wajah Sunoo perlahan berubah, mata rubahnya bergerak liar melihat sekitaran kamar yang sekarang ia tempati.
" Kupikir aku sedang bermimpi? Tapi kenapa aku bisa merasakan rasa sakit?" Tanya Sunoo masih linglung.
Jake tertawa gemas dan tanpa komando, ia langsung mengguling tubuhnya menindih tubuh Sunoo tanpa melepas jemari Sunoo yang masih meneteskan darah.
" K-kau siapa? Aku dimana?" Sedikit panik, Sunoo mencoba melepaskan diri tapi kekuatannya sepertinya tidak berguna.
" Apa yang sebenarnya terjadi disini!!" Ia ingin berteriak tapi sepertinya percuma saja.
Jake yang berada di tasnya perlahan mendekatkan jemari Sunoo yang berdarah meski darah itu sejak tadi mengotori pakaian Sunoo dan pakaiannya.
" Tenanglah honey, kau berada di tempat aman.." Bisik Jake, lidahnya terulur dan tanpa babibu ia menjilat darah Sunoo yang membuat tubuhnya meremang dan bergejolak.
Hanya dengan darah di jarinya sudah bisa membuatnya bergairah seperti ini, Jake berpikir bagaimana jika dia menikmatinya langsung di tubuh Sunoo?
Sunoo menatap horror pemandangan menjijikkan yang tersaji di depan matanya, " K-kau..." Percuma saja dirinya menarik tangannya, ia tidak sanggup mengimbangi kekuatan sosok yang kini menindih tubuhnya.
Sunoo sudah ingat, pria itu adalah yang menyelamatkannya di perpustakaan saat itu.
" Saat ini kau berapa di duniaku, di istanaku dan kau akan tinggal disini selamanya honey.." Setelah menikmati darah Sunoo, Jake menatap luka di jari Sunoo yang perlahan menutup sendiri.
" Secepat itu proses regenerasinya.." Batin Jake, ia menatap takjub dengan proses penyembuhan itu.
"S-elamanya, oi jangan bercanda-"
" Aku tidak pernah bercanda honey, kau akan tinggal di istanaku dan menjadi ratuku untuk selamanya.." Ucap Jake dengan wajah serius tapi bagi Sunoo itu raut wajah yang menyeramkan.
" Omong kosong apa yang sedang kau katakan!? Ratu? Ya! Aku pria jika matamu tidak berfungsi-"
Mata rubah Sunoo membulat sempurna saat bibir tebal Jake membungkam mulutnya dengan ciuman yang dalam. Apalagi lidah hangat itu langsung mendobrak belahan bibirnya dan langsung melululantakkan isi mulutnya.
Tubuhnya benar-benar di luar kendalinya.
" Kau sedang tidak bermimpi honey, ini nyata.." Setelah Jake menghentikan cumubuannya pada bibir merah Sunoo, pria mungil itu terlihat meraup udara sebanyak mungkin, bibir ranumnya terlihat mengkilap dan semakin memerah.
"K-kau benar-benar.." Jake hanya tersenyum, ia membuat kedua tangan Sunoo merengkuh lehernya.
" Kau milikku sekarang dan selamanya akan seperti itu honey.." Bagi Sunoo, ucapan itu seperti ultimatum untuknya.
Tapi sejenak Sunoo terlihat berpikir, Jake yang menyadari perubahan itu mengernyitkan dahinya, " Jika ini benar-benar nyata, kau menculikku ke kastil seperti di manga-manga, jadi aku sudah tidak bisa masuk kuliah lagi?" Gumam Sunoo dengan pemikiran konyolnya.
" Tapi jika aku hidup di tempat ini, Hongjoong hyung akan kesepian dan uring-uringan mencariku.." Tambahnya tanpa memikirkan kondisinya saat ini.
Jake merasa gemas melihat sisi unik si rubah miliknya.
" Kau tidak perlu memusingkan kehidupan saudaramu di dunia manusia karena sudah ada yang menggantikanmu disana.." Celetuk Jake menarik atensi Sunoo.
" Maksudmu? Coba kutebak, pasti maksudmu aku punya Doppelganger?" Tebak Sunoo yang kemudian di angguki oleh Jake.
Dengan polosnya, ia ber'wow' ria, merasa kagum dengan tebakannya sendiri, " Minggirlah dahulu, tubuhku terasa sedikit kaku.." Sunoo menatap wajah Jake, pria itu tanpa berpikir dua kali langsung mengikuti perintah Sunoo.
Ia memilih untuk duduk bersila di sampingnya dan membantu Sunoo bangun kemudian menyenderkan punggungnya pada sandaran ranjang.
"Aku masih belum percaya jika aku sedang berada di sebuah istana dan bertemu dengan makhluk yang menjadi mitos orang-orang di luar sana.." Sunoo beragumen kala ia melihat pemandangan luar yang terlihat jelas dari kaca jendela kamar yang saat ini ia tempati.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Mate" - SunSunJake
VampirePernah mendengar sebuah pepatah " Rasa penasaran bisa membunuhmu?". Itulah yang sedang Sunoo rasakan dan kini ia sendiri tidak tahu tentang masa depannya.