4

260 68 3
                                    

"Pah, papah nggak papa kan.? Kenapa ayah di rumah sakit.?" Tanya shani

"Bang lu kenapa kok bisa sama papah.?" Tanya cio, lalu ia melihat lengan jaket Mirza ada noda darahnya.

"Bang lu sama papah gw habis ngapain, darah siapa di lengan lu itu.?" Perkataan Cio itu membuat kakak-kakaknya sontak melihat mirza.
Merasa tidak mendapat jawaban sebab mirza masih saja menundukkan kepalanya, Cio yang mulai emosi mencengkram baju Mirza

   "Lu kalau di tanya jawab anjing, jangan munduk aja"

"CIO STOP LEPASKAN DIA"  perkataan yang penuh penekanan itu kennal lontarkan dan menatap Cio.

"Zean" satu kata itu keluar dari mulut mirza dengan kepala yang masih menunduk.

"Zean.? Kenapa dia, dan kemana anak itu bang.? Mirza tidak menjawabnya tapi tangannya menunjuk ke pintu  UGD di depannya.

Dan saat itu juga pintu itu terbuka.

"Gimana dok, kondisi anak itu.?" Papah Kennal langsung berdiri di ikuti Mirza dan menghampiri dokter itu.

"Pasien simpat kritis sebab luka tusukannya cukup dalam, untungnya tidak sampai mengenal organ vitalnya, kalau bapak terlambat sedikit saja membawa pasien ke sini, mungkin saja tidak tertolong. Akan tetapi.." dokter itu menjeda penjelasannya.

"Tapi ada dok adik saya tidak apa apa kan.?

"Adik.?" Ucap natio bersaudara

"Akan tetapi pasien koma, karena dalamnya luka tusukan itu"

"Pah ada apa ini sebenarnya" henry yang dari tadi menyimak akhirnya membuka suaranya.

Kennal berjalan ke kersi di ikuti anak anaknya, dan juga feni. Ia menceritakan apa yang terjadi dan kenapa zean bisa masuk rumah sakit.

Waktu menunjukkan pukul 11 malam, papah kennal sudah pulang dari jam 10 tadi yang tersisa hanya feni, shani, cio. Hendry mengantar papah pulang dan mirza membersihkan badannya.

   Cio memandangi temannya yang tertidur. "Zee bangun zee gw tau lu kuat" gumamnya.
"Tenang aja zean bakal bangun kok dia anak yang kuat" ucap seseorang yang sudah berdiri di samping cio. "Iya kak fen, kakak nggak pulang aja sama cici biar zean aku yang jaga.

Kini genap 1 minggu zean masih saja tertidur di dalam komanya. Cio dan mirza bergantian menjaga teman mereka, papah kennal sesekali menjenguk zean.

      Siang ini shani dan cio berada di kamar zee, cio memaksa cicinya itu untuk menemaninya.  "Ci aku cari makan ke bawak bentar ya." Cio beranjak dari kursinya, "cici ada titip sesuatu.?" Yang di tanya hanya menggelengkan kepalanya.

Sepeninggal cio shani hanya duduk dan bermain handphonenya, sesekali melirik zean yang masih tertidur. Dan entak kenapa ia meletakan handphonenya dan memandangi wajah zean.

   "Kalau  dilihat lihat dia tampan juga ya" gunamnya, tangannya tanpa ia sadari mengusap wajah zean. Ia terkejut saat ada pergerakan di jari zean, dan mata pria itu terbuka perlahan,

Zean menyipitkan matanya menyesuaikan sinar cahaya, "dimana ini" batinnya, ia melihat ke sebelah ada perempuan yang memandangi dirinya.
















"Kamu.?"
















Hay untuk kali ini pendek dulu ya partnya, kerjaan lagi banyak nih jadi upnya kalau sempat aja..

Jangan lupa vote dan comment





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TAKDIR.? (ZESHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang