1

1.1K 38 4
                                    

"mantan, selamat pagi!"teriak wezen dari arah pintu membuat semua orang beralih menengok kearah nya, dengan gaya bajunya dikeluarkan rambut acak-acakan, berjalan kearah zavian yang sedang duduk santai mengerjakan tugas nya bersama salah satu teman sekelasnya.

Melihat langkah wezen yang semakin mendekat temannya beranjak dari duduknya mencari tempat lain, "apa kabar mantan!"sapa wezen meletakkan kakinya diatas kursi disebelahnya. Zavian menghela nafasnya dan berdiri dari duduknya, ia sungguh malas mengahadapi mantannya satu ini.

Wezen yang melihat zavian ingin pergi menarik kerah baju pemuda itu hingga tubuh zavian sedikit mundur kebelakang karna ketarik, "lepasin baju gua, anjing!!"jerit zavian, mendengar itu wezen segera melepas tangannya dari kerah nya. Zavian membenarkan bajunya yang akibat tertarik itu dan menatap wezen dengan tatapan tajam.

"Lo, bisa enggak sih!! Jangan ganggu gua terus!!" Teriak zavian.

"Hmm...kalau enggak gangguin Lo, gua, bakal jadi bosan dong!" Balas wezen dengan santai.

"Minggir!!"

Zavian mendorong tubuh wezen kesamping untuk menyingkirkan dari hadapannya dan pergi dari sana bukan nya diam, wezen justru menyusul zavian menuju kantin tujuan pemuda itu. Mereka duduk disatu meja yang sama, walaupun malas zavian memilih mengabaikan pemuda itu dengan mendiami.

"Mantan, Lo makan masih kayak bocil aja." Wezen mengelapkan saus yang menempel disudut bibir zavian, ia mendongak menatap kearah wezen yang sedang tersenyum jahil kearahnya.

"Dasar bocil!" Ejek wezen mencubit hidung zavian yang membuat pemuda itu ingin melepaskan sendok kearahnya tapi beruntung dirinya berlari menghindari. Menatap kepergian wezen, zavian tersenyum tipis sampai tidak terlihat.

Pelajaran belajar mengajar sudah selesai, kini waktu nya para siswa/i pulang kerumah dan akan kembali keesokan harinya. Suara parkiran yang ramai dan hiruk pikuk para siswa/i yang mengeluarkan kendaraan mereka.

Zavian melakukan hal yang sama, ia berjalan kearah sepeda motor nya yang terparkir dibawah pohon pelindung yang meneduhkan motornya agar tidak terlalu panas. Sebelum ia menghidupkan mesin motor nya tiba tiba saja matanya tertuju pada wezen yang sedang  bersama seorang gadis masuk kedalam mobil milik pemuda tersebut. Mobil mereka mulai meninggalkan pekarangan sekolah.

Zavian menghela nafas berat dan menggeleng kepalanya, dari pada memikirkan pemuda itu ia lebih memilih pulang dan istirahat dikamarnya.

Jika, dipikirkan dia dan wezen sudah lama menjalin hubungan mungkin saat mereka masih menginjak di bangku sekolah menengah pertama, saat itu wezen selalu mengejarnya, bahkan pemuda itu selalu meletakkan surat cinta di atas meja nya. Tak hanya itu boneka dan coklat juga tidak luput diberikan oleh wezen pada nya. Karna kasian ia pun menerima perasaan wezen hingga mereka menduduki sekolah menengah atas kelas 11, alasan mereka putus karna wezen selingkuh dari nya.

Iya, selingkuh! Ia melihat wezen bersama gadis lain sedang jalan jalan di taman bermesraan dan bahkan wezen saja tidak pernah mengajak nya pergi ketaman tapi justru pemuda itu pergi bersama gadis lain yang bukan dirinya. Ia tau jika hubungan mereka selalu salah Dimata orang lain, mungkin wezen malu punya kekasih seorang laki-laki makanya ia mengajak wanita. Dan disitulah hatinya terasa hancur ingin menyalahkan wezen tapi dirinya juga salah.

Menangis dibawah hujan agar orang lain tidak tau jika dirinya sedang menangis, dan menyamakan suara hujan dengan isakan nya.

"Bang pian!" Seorang mengetuk pintu kamarnya, ia sudah sampai dirumah dan langsung menghempaskan tubuhnya diatas ranjang. Dengan langkah malas berjalan kearah pintu dan membuka untuk orang itu.

"Ada apa?"tanya saat melihat seorang gadis berdiri didepan pintunya. Itu adiknya namanya Amira, gadis itu sekarang sudah bersekolah menengah atas kelas 10 satu tahun dibawahnya. "Bunda manggil, nyuruh Abang buat turun!" Ucapnya langsung diangguki oleh dirinya, setelah mengucapkan itu dirinya langsung menutup pintu meninggalkan adiknya.

"Anjing! Orang belum selesai ngomong udah main tutup tutup aja, dasar!" Kata Amira melangkah turun, "bunda, Abang enggak mau turun katanya malas!" Adu nya kepada seorang wanita yang dipanggil 'bunda'. Reana  selaku ibunda dari zavian dan Amira, reana adalah seorang janda anak dua. Suaminya meninggal karna sebuah kecelakaan pesawat usia Zavian dan Amira berumur 7-6 tahun.

Hal itu membuat zavian kurang mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah tapi ia juga beruntung memiliki reana yang selalu menjadi ibu sekaligus ayah untuk mereka.

"Kapan gua bilang gitu?"tanya zavian saat berjalan mendekati dua orang itu. Amira yang mendengar ucapan zavian pun menoleh dan berlari dibelakang bundanya, "pitnah Lo," ujar zavai tidak terima.

"Udah udah, jangan ribut didepan makanan nanti hikmahnya hilang!" Reana melerai kedua anaknya agar tidak terjadi keributan, "awas Lo,"gumam zavian.

"Bunda liat Abang!" Adu Amira berlari kearah reana. "Zavian jangan ganggu adek mu,"

"Dia duluan, bun,"

Reana menggeleng kepalanya, zavian memilih diam dan menoleh kearah adiknya yang sedang mengejarnya dengan wajah yang konyol.

___
_
___

Setelah menghabiskan makan malam dan membantu membereskan sisa makanannya, zavian kembali ke kamarnya dan menghempas tubuhnya diatas kasur ia juga mengecek isi ponselnya melihat grup chat, disana sudah banyak pesan yang tidak terbaca olehnya. Semua orang sibuk karna besok ada ulangan harian jadi mereka menanyakan kisi kisi ataupun menayangkan materi yang tidak dipahami.

Zavian menghela nafas berat dan ingin meletakkan ponselnya kembali tapi terhenti oleh telpon dari seseorang, pemuda itu melihat siapa yang menelpon nya malam malam begini dan ternyata itu adalah wezen.

Sedikit malas untuk mengangkat nya, dengan sedikit keraguan ia pun mengangkat nya, "ada apa?"

"Lo, sibuk enggak?"tanya wezen dari sebrang sana, "iya gua sibuk banget hari ini!"jawab zavian dengan malas.

"Gua, serius njir. Lo sibuk enggak, kalau enggak sibuk gua mau ngajak Lo keluar hari ini!"

Wezen mengajak nya keluar? Tak biasanya, biasanya pemuda itu menelpon nya hanya sekedar mengganggu nya ataupun meminta nyontek tugas sekolah padahal mereka beda kelas emng agak Laen tu bocah, "gua, lagi malas keluar. Ajak yang lain aja, gua ngantuk mo tidur."ucapku, bukan malas sih tapi gimana ya, masa ia mantan ngajak keluar kan enggak keren dong. Ingin segera menutup telpon tapi suara wezen menghentikan nya.

"Enggak bisa, gua Udha didepan rumah Lo!" Seketika zavian melotot dan berjalan membuka tirai dan melihat wezen yang sedang berdiri didepan gerbang rumahnya, apa apaan tu orang. Melihat dirinya wezen melambaikan tangan kearahnya.

"Abang!!! Ada teman Lo tuh!!"teriak Amira dari bawah, tenang tenang! Ambil nafas dalam dalam lalu buang perlahan-lahan. Zavian mematikan telpon nya dan beranjak keluar kamar dengan langkah cepat, disana sudah ada bunda dan juga adiknya  sedang ngobrol dengan wezen. Seperti nya obrolan mereka asik ia tahu saat mendengar tawa lepas adiknya.

Wezen menghentikan tawanya dja beralih menoleh kearahnya tanpa menunggu satu kata dari wezen, ia langsung menarik pemuda itu menjauh dari sana, "Lo, ngapain disini bego?"bisik zavian ketika sudah sampai di luar rumah.

Wezen menepis pelan tangannya, "Lo, lupa ato gimana sih? Kan udah gua bilang mau ngajak Lo keluar malam ini, tapi Lo enggak mau ya jadi gua masuk lah."

"Rencana nya sih, gua mau ngajak adek Lo itu. Cantik juga ya adek Lo, boleh lah gua pacarin"

"Jangan sentuh adek, gua!" Ancam zavian mendapatkan kekehan dari wezen, "kalau Lo enggak mau, yaudah ayo pergi!" Wezen menarik tangan zavian hingga di depan mobil nya.

Pemuda itu ingin membuka pintunya tapi ditutup kembali oleh zavian, "Lo mau ngajak gua kemana?"tanya zavian. Dengan penasaran.

"Udah ikut aja," ucapnya kembali ingin membuka pintu mobilnya tapi kembali ditutup oleh zavian, "gua, enggak bakal apa apain Lo, udah masuk!" Wezen langsung membuka pintu mobilnya dan mendorong zavian kedalam mobil, ia tidak peduli jika pemuda itu memberontak.

Bersambung.....

7 Oktober 2024

mantan kok manggil sayang? || BxbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang