pairing : agra x hadjar
genres : boyslove, rivals to lovers, fluff, comedy
word count: 1064
・ ・ ・
Agra menatap koper besar di tangannya, ekspresinya penuh ketidakpercayaan. Sungguh hidup ini tidak adil. Dari semua kemungkinan, kenapa dia harus tinggal di rumah ini— tepat di sebelah orang yang paling dia benci di dunia ini, Hadjar?
"Demi Tuhan, apa salahku?" gumam Agra, menghempaskan kopernya di lantai. Tidak ada jawaban. Tentunya tidak ada. Hidup memang sering kali tidak masuk akal, dan kali ini, kesialannya terasa nyata.
Agra dan Hadjar sudah menjadi tetangga selama hampir dua tahun, dan dari hari pertama, mereka sudah tidak cocok. Entah itu masalah parkir mobil, volume musik yang terlalu keras, atau Hadjar yang selalu pulang larut malam dengan langkah kaki seperti dinosaurus mabuk.
Mereka selalu bertengkar. Pertengkaran yang dimulai dari hal sepele terus membesar hingga mencapai titik puncak, di mana mereka nyaris saling melempar barang dari balkon.
Jadi, ketika apartemen mereka harus direnovasi dan pemilik gedung memaksa mereka tinggal sementara di satu rumah bersama selama renovasi berlangsung, Agra nyaris melompat dari gedung.
'Satu rumah dengan Hadjar? Ya ampun.'
Agra menghela napas berat.
Hadjar sendiri sedang berdiri di ruang tamu, menyilangkan tangan dengan tatapan yang sama tidak senangnya. Sejujurnya, Hadjar tidak terlihat seburuk itu jika tidak sedang membuka mulutnya untuk berbicara atau mengeluarkan ejekan.
"Jadi, kita satu rumah sekarang?" Hadjar membuka suara dengan nada datar, tidak peduli, tapi jelas tidak menyenangkan.
Agra menatapnya dengan dingin. "Sementara. Hanya beberapa minggu sampai renovasi selesai. Jangan terbiasa dengan keberadaanku."
Hadjar memicingkan mata dan mengangkat bahu, seolah tidak peduli. "Kita lihat siapa yang akan duluan meledak, ya."
Mereka berdua tahu bahwa percikan api akan segera muncul.
Dan siapa yang tahu kalau percikan itu bisa berarti sesuatu yang lebih.
❛❛
Hari Pertama.
Agra dan Hadjar tidak berbicara satu sama lain. Mereka melewati satu sama lain di koridor seperti dua orang asing yang terjebak di dalam gua yang sama, masing-masing berusaha untuk tidak memulai perang.
Tapi Agra tahu. Ini tidak akan bertahan lama.
Pukul sepuluh malam, saat Agra sedang berusaha untuk tidur, tiba-tiba terdengar suara musik dari ruang tamu. Bukan sekadar musik, tapi dangdut keras yang menggema ke seluruh rumah.
'Dangdut? Hadjar, serius?'
Agra keluar dari kamarnya dengan amarah di wajahnya, mengenakan kaus putih longgar dan celana pendek. Dia menemukan Hadjar sedang berbaring santai di sofa dengan ponsel di tangan, bergoyang-goyang mengikuti irama lagu.
"Serius, Hadjar?" Agra memelototinya.
Hadjar mendongak, mengangkat alis. "Apa? Kau tidak suka lagu yang bikin goyang?"
Agra berusaha menahan amarahnya. "Ini sudah larut malam, beberapa orang ingin tidur, tahu?"
Hadjar hanya tertawa, tawa yang menjengkelkan. "Kau terlalu tegang. Cobalah rileks sekali-sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BL ] "Close Quarters, Closer Hearts." ㅡ complete
Short Story[ one-shot ] Jagra dan Hadjar, dua tetangga yang tidak pernah akur terpaksa harus tinggal serumah karena renovasi apartemen mereka. ______________ 06 10 2024, uki.