Let's learn

111 11 1
                                    

AhCjeen╭∩╮

[3 missed calls]

AhCjeen╭∩╮

Lo ngga apa-apa?

Lo beneran berantem sama Phuwin di tengah rapat Hima? Gila, lo

Pond masukin ponselnya ke saku celana setelah baca pesan Archen, sama sekali tak berniat untuk membalas. Mood-nya sudah rusak karena Phuwin menghinanya saat rapat bareng kakak tingkat tadi.

Mereka lagi bahas acara penyambutan anggota baru, mau dibikin acara minum biasa buat perkenalan, tujuannya biar santai dan Anak Teknik tak cuma dikenal suka kekerasan aja. Itu memang saran Pond.

Lagi serius ngejelasin, tiba-tiba Phuwin motong omongan Pond waktu lagi bahas ide games untuk acara yang akan mereka bikin -Pond kebagian jadi sie acara- dengan bilang 'Emang lo udah tahu rasanya minum? Lo aja belum pernah coba karena belum legal, 'kan? Sok-sokan bikin acara minum segala'.

Pond coba ikutin saran Archen untuk mengabaikan, malas juga ia ribut kalau urusannya sama organisasi. Malu lah, kelihatan tak profesional kalau bawa-bawa urusan pribadi ke organisasi. Jadi ia memilih diam, lanjut memaparkan ke konsep selanjutnya.

Tapi Phuwin lagi-lagi ngetes kesabaran Pond, mungkin memang niatnya pengen bikin Pond marah. Pond tetap diam walaupun Phuwin jadi bawa-bawa masalah pribadi sampai ungkit perkara seks ke rapat penting sekelas Welcoming Party anggota baru.

Semua orang yang mengikuti rapat diam, candaan Phuwin tak lucu lagi dan sudah keterlaluan. Tetapi Phuwin tak berhenti, sampai ada satu kalimat yang sudah melampaui batas toleransi Pond, Phuwin tersungkur karena satu bogeman mentah yang tiba-tiba Pond layangkan padanya. Sudah habis kesabaran Pond. Yang baru saja tak akan bisa Pond maafkan, Phuwin salah kasih umpan. Akhirnya mereka jadi bertarung di ruang rapat dan rapat dihentikan.

"Si goblok."

Yang barusan ngomong itu Archen, menanggapi cerita Pond soal kejadian di rapat Hima Teknik Elektro tadi. Tangannya bersihin luka di pelipis Pond, kemudian pasang plester dan kapas. Bibir Pond masih tak berhenti cerita sampai selesai.

"Kesel, 'kan lo? Udah gue bilang juga tu Phuqitank udah nginjek harga diri gue, kapan hari aja lo ngga percaya sama gue," Pond menyilangkan kakinya di lantai. Mereka sedang duduk di ruang E104, Prodi Ilmu Komunikasi. Archen yang menyeret Pond kesini setelah temannya itu tak mengangkat telepon dan membalas pesannya.

"Ya maaf, deh. Soalnya gue keseringan dapat kata itu dari lo. Bosen gue dengarnya, apalagi lo sama itu orang sama-sama batu."

"Thanks." Pond mendengus, Archen selesai dengan acara pertolongan pertamanya.

Tadinya Archen ingin nyamperin Phuwin karena sudah bikin Pond jadi bonyok, tapi kata Pond muka Phuwin lebih parah, ia sudah jago berantem sekarang. Jadi Archen ngurungin niatnya.

Bukan itu alasan sebenarnya. Pond cuma tak ingin Archen ketemu Phuwin dulu. Takut kalau ketemu Phuwin malah nyeritain hal yang bikin ia marah banget.

Soal Pond yang dihina-hina itu tak masalah, serius, apalagi cekcok mulut dengan Phuwin seperti itu sudah biasa terjadi sejak mereka semester satu. Lain halnya kalau Si Kutu sudah menyeret nama Archen ke dalam perselisihan mereka.

Tak akan pernah ia lupa betapa sakit hatinya saat Phuwin bilang 'Ah, gue tahu penyebab lo jadi sok laku. Sok mainin cewek sana-sini, tapi ngga ada yang lo pacarin atau lo ajak ngeseks, minimal. Karena sebenarnya lo gay, 'kan? Lo pacaran sama temen lo yang anak FISIP itu, siapa namanya? Oh iya, Joong Archen. Lo sama si Archen-Archen itu, sebenernya gay, ya gak?'. Pond ingat dengan jelas gimana tatapan remeh dan menjijikan yang diberikan Phuwin padanya setelah mengucap kalimat terakhir.

Do Everything With Archen • [JoongPond]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang