Setelah sebulan berpacaran, hubungan Sunoo dan Jungwon semakin erat. Mereka telah saling mengenal kebiasaan kecil satu sama lain seperti cara Jungwon selalu memainkan ujung pakaian nya saat gugup atau bagaimana Sunoo suka mengusap punggung Jungwon dengan lembut saat ingin membuatnya nyaman. Malam itu, mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu di rumah jungwon, menikmati momen berdua tanpa gangguan dunia luar.
Di ruang tamu, Sunoo dan Jungwon duduk bersebelahan di sofa, selimut tipis melingkupi tubuh mereka. Hujan rintik-rintik terdengar samar di luar jendela, menciptakan suasana yang tenang dan intim. Mereka menonton film bersama, tapi sebagian besar perhatian mereka tertuju pada satu sama lain.
"Wonnie, nyaman nggak?" tanya Sunoo sambil mengusap pelan rambut Jungwon, yang bersandar di bahunya.
"Nyaman banget. Aku senang di sini sama kamu" Jungwon mengangguk pelan.
Sunoo tersenyum hangat, lalu memiringkan kepalanya sedikit untuk mencium kening Jungwon. Jungwon memejamkan mata sejenak, menikmati kehangatan dan rasa aman yang selalu ia temukan di dekat Sunoo.
"Kamu tahu, nggak terasa ya udah sebulan kita pacaran" kata Sunoo pelan.
"Iya, tapi rasanya kayak kita udah kenal lama banget," balas Jungwon sambil menyentuh tangan Sunoo yang melingkar di pinggangnya.
"Bener banget. Setiap hari sama kamu, aku selalu merasa lebih bahagia," lanjut Sunoo dengan nada lembut, jemarinya kini menyusuri tangan Jungwon yang kecil dan hangat.
"Aku juga, Kak. Kamu bikin hidup aku jadi lebih cerah. Apa pun yang terjadi, aku mau tetap kayak gini, terus bareng kamu." senyuman wajah jungwon tak berhenti.
Sunoo menyentuh pipi Jungwon, jari-jarinya mengusap kulit halus di sana dengan hati-hati, seolah takut merusak sesuatu yang begitu berharga. Jungwon memejamkan mata sejenak, merasakan sentuhan itu, lalu membuka mata lagi dan melihat Sunoo dengan tatapan yang mengisyaratkan kepercayaan penuh.
Perlahan, Sunoo mendekatkan bibirnya ke bibir Jungwon. Ciuman mereka lembut hanya sebuah sentuhan ringan, seakan memastikan bahwa mereka benar-benar saling menginginkan. Namun, saat ciuman itu berlanjut, ada kehangatan yang tumbuh di antara mereka, membawa keduanya ke dalam arus perasaan yang lebih dalam.
Sunoo memperdalam ciumannya, menggerakkan bibirnya dengan lembut namun mantap, mengisyaratkan rasa cinta dan hasrat yang ia simpan selama ini. Jungwon merespons dengan manis, tangan kecilnya melingkar di leher Sunoo, menariknya lebih dekat.
Saat ciuman mereka berlanjut, waktu seolah berhenti. Sunoo menelusuri rahang Jungwon dengan ujung jarinya untuk memperdalam ciuman. Jungwon tersentak pelan, tapi tak menolak justru ia menerima itu semua menunjukkan bahwa ia merasa aman dan nyaman di dekapan Sunoo.
Jungwon mendesah pelan di sela ciuman, seolah melepaskan rasa rindu dan kebahagiaan yang terpendam. Tangannya mengusap tengkuk Sunoo dengan lembut, membuat Sunoo merasakan sentuhan yang hangat dan penuh kasih sayang.
Saat mereka berdua berhenti sejenak untuk mengambil napas, Sunoo mengusap bibir Jungwon yang sedikit bengkak karena ciuman mereka. Jemarinya menyeka lembut jejak liur yang tersisa di sudut bibir Jungwon, membuat Jungwon tersenyum malu.
"Aku cinta kamu, Wonnie," bisik Sunoo, menempelkan dahinya ke dahi Jungwon.
"Aku juga cinta kamu, Sunoo. Selalu," jawab Jungwon, sunoo menatap Jungwon dengan tulus dan penuh kasih sayang.
"Kalau nggak ada kamu, aku mungkin masih tersesat... Jadi gelandangan di kota besar ini. Tapi ternyata, pertemuan kita adalah keberuntungan terbesar dalam hidupku," ucap Sunoo tulus, suaranya penuh syukur.
"Aku cuma ngikutin kata hatiku saat itu, Kak. Memang awalnya bikin aku takut, tapi aku nggak pernah nyesel nolong kamu," jawab Jungwon dengan senyum manis.
![](https://img.wattpad.com/cover/376234871-288-k536520.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MIN FÖR ALLTID💦
Ficción históricaJungwon yang sedang belajar dikagetkan oleh pintu yang ditutup dengan keras dia kira karena angin kencang ternyata betapa kagetnya dia melihat seorang pria yang terluka bersandar di pintunya, orang itu masuk ke rumahnya tanpa izin.