♡ Six ♡

361 65 10
                                    

.
.
.

Author Pov

"AHYEONN" Rora mendobrak pintu kamar mandi dan melihat air memenuhi lantai kamar mandi. Rora merosot lemah di depan pintu saat melihat Ahyeon yang menatap bingung padanya. Ahyeon mengunakan airpods ditelinganya. Ahyeon memandang heran Rora yang menangis dan terduduk didepan pintu.

Ahyeon cepat-cepat mematikan air keran saat menyadari kamar mandi mereka dibanjiri air dari bathup. Lalu Ahyeon melepas salah satu airpods di telinganya.

Rora coba menenangkan diri lalu melihat tidak ada tanda-tanda Ahyeon menyakiti dirinya sendiri.

"MONYED! Gue udah hancurin pintu taunya lu pake airpods" Ucap Rora kesal seraya mengusap air mata dan melihat tubuhnya basah karena duduk di genangan air.

"Maaf gue gak denger" Cicit Ahyeon pelan. Rora langsung menatap Ahyeon, baru Rora sadari ada bekas air mata di wajah Ahyeon.

Rora bangkit menghampiri Ahyeon, Rora berlutut di samping bathup, tidak peduli air dari bathup membasahi dirinya. Ia memeluk Ahyeon yang kaget akan perlakuannya.

"Lu gak papa? Ada gue disini, jadi lu gak perlu takut" Ucap Rora lembut sambil menepuk kepala Ahyeon.

Ahyeon terdiam, air mata yang ingin ia sembunyikan akhirnya menetes lagi. Begitu lemahnya hati Ahyeon saat mendengar pertanyaan Rora. Tangisan Ahyeon semakin keras dan Rora masih memeluk Ahyeon erat.

"Gue disini, gue disini" Cuma kata sederhana namun membuat Ahyeon sedikit lebih tenang dan membalas pelukan Rora lalu melanjutkan tangisannya.

Cukup lama mereka dalam posisi yang kurang nyaman. Pegal bagi Rora tapi bisa ia tahan, ia hanya ingin ada disaat Ahyeon seperti ini. Disaat tidak terdengar lagi tangisan dari Ahyeon, Rora bangkit dan mengambil jubah mandi/kimono untuk Ahyeon.

"Pake ini dan cepet bangun. Nanti lu bisa flu" Ucap Rora lembut sambil memberikan jubah mandi ke Ahyeon.

Rora mengusap kepala Ahyeon dan mengambil airpods dan handphone Ahyeon. Rora juga membereskan kekacauan yang baru saja dia buat.

Ahyeon diam dan menuruti perkataan Rora. Ia melihat Rora berberes dan berniat membantu. Namun Rora menggeleng sambil tersenyum lembut.

"Gak usah, biar gue aja. Lu langsung pake baju aja" Tatapan Rora begitu teduh hingga Ahyeon larut dalam tatapan itu "Udah sana" Dorong Rora, Ahyeon mau tidak mau masuk kekamar.

Tanpa suara Rora menitikan air matanya, Rora akan terluka saat Ahyeon kembali mengalami gangguan panik atau anxietynya. Rora tidak akan memaafkan siapapun jika gangguan mental Ahyeon membuatnya melukai diri sendiri seperti dulu.

Setelah beres, Rora juga mengganti pakaiannya. Lalu menyusul Ahyeon yang sudah berbaring di ranjang mereka. Ahyeon menyadari jika Rora habis menangis, bukan sebentar tapi lumayan lama.

"Maafin gue" Ujar Ahyeon pelan dengan nada sedih. Rora yang baru naik keranjang dan masuk selimut langsung menoleh ke Ahyeon yang sedang menatap langit-langit.

Rora tak menjawab namun langsung memeluk Ahyeon dari samping. Ahyeon kaget dan merasakan sengatan karena sentuhan Rora. Ahyeon akhirnya membenarkan posisi dirinya agar menghadap Rora dan membenamkan wajahnya ke dada Rora. Sedangkan Rora menopangkan dagunya ke kepala Ahyeon.

Rora menepuk-nepuk punggung Ahyeon berusaha menenangkan sahabat dan teman hidupnya itu. Ahyeon merasakan ada yang aneh dalam dirinya. Memang ia selalu merasa aman dan nyaman saat di peluk Rora. Namun kali ini perasaan lainnya datang dan menyebar ditubuhnya.

"Ahyeon, lu gak bakal nyesel nikah sama gue?" Tanya Rora lembut, Ahyeon bergerak ingin menatap wajah Rora namun Rora mendekap Ahyeon agar gadis itu tetep ada di pelukannya.

"Kenapa lu ngomong gitu?" Tanya Ahyeon karena merasakan hawa yang tidak enak dari pertanyaan Rora.

"Jawab aja pertanyaan gue" Rora ingin menangis karena sebenarnya ia tidak ingin mengatakan hal yang sekarang ingin ia katakan.

"Yang ada gue akan nyesel kedua kali dalam hidup, kalo gue gak nikah sama lu" Jawab Ahyeon lancar tanpa ragu.

"Kalo gue gak bisa cinta sama lu seumur hidup, lu gak keberatan?"

Degg

Pertanyaan Rora sukses membuat hati Ahyeon merasakan nyeri. Ahyeon mengigit bibir bawahnya.

"Sebenarnya kenapa lu nanya gini sih Ra?" Ahyeon ingin melepaskan pelukan mereka tapi Rora mendekapnya sekuat tenaga.

"Jawab aja dengan posisi ini Ahyeon. Gue mohon, gue gak sanggup liat mata lu" Susah payah Rora menyelesaikan kalimatnya karena menahan tangis.

"Gue bohong kalo gue gak minta di cintai atau dikasihi Ra. Gue cuma manusia biasa" Air mata Ahyeon menetes tanpa permisi.

Bibir Rora bergetar, ia tidak mampu melanjutkan apa yang harusnya ia katakan. Rora hanya mengusap rambut Ahyeon.

"Tapi apa daya gue Ra? Dari awal kita gak saling cinta. Mungkin juga lu ada di samping gue karena rasa kasihan. Ditambah keadaan gue yang gak akan pernah bisa punya anak. Apa yang gue harapkan Ra?" Setiap kata-kata Ahyeon seperti pisau yang menusuk dada Rora. Ia ikut menangis saat bisa Rora rasakan dadanya basah karena air mata Ahyeon.

"Gue ngerasa gue gak pantes jadi pendamping hidup lu, disaat gue gak mampu ngelepasin Rami" Ahyeon tertegun saat menyadari Rora menangis seperti dirinya.

"Siapa gue Ra? Siapa gue bisa nyaingin Rami. Gue bukan siapa-siapa di hidup lu. Gue orang baru diantara kalian. Gue tau lu amat mencintai Rami, gue tau itu. Tapi jangan lupa gue pun belum bisa ngerelain Rami" Ahyeon terisak didada Rora. Rora mengepalkan tangannya, merasa menyesal saat ini malah membuat Ahyeon menangis.

"Maafin gue, maafin gue Ahyeon" Rora menangis tersedu dan melonggarkan pelukan mereka. Ahyeon yang menyadari itu langsung melepaskan pelukan mereka dan tidur membelakangi Rora. Rora ingin menyentuh bahu Ahyeon namun ia urungkan. Rora memilih merubah posisi dirinya menjadi telentang dan menangis menatap langit-langit. Sedangkan Ahyeon menangis lagi hingga air matanya membasahi bantal.

"Kehilangan Rami adalah penyesalan terbesar dalam hidup gue Ra. Gue baru sadar gue jatuh cinta saat dia udah pergi ninggalin gue. Bahkan gue gak mampu minta maaf saat gue dengan sengaja nyakitin dia. Gue abai sama perasaan dia padahal gue tau dia suka sama gue. Gue abai sama benang takdir yang mengikat kami. Hingga Tuhan ambil Rami" Ahyeon menangis keras hingga suaranya serak.

Rora yang mendengarnya juga menangis makin kencang. Dirinya dan Ahyeon sama-sama menderita. Mereka sama-sama terluka dan berusaha sembuh.

"Gue juga gak pernah berniat ngelepasin Rami. Tapi gue janji akan nempatin Rami di tempat khusus dalam hati gue. Gue akan terus kenang dia dengan cara gue sendiri. Bukan dengan kesedihan" Lanjut Ahyeon, masih terdengar isakan dari suaranya.

"Maafin gue, gue udah bikin lu nangis dan inget luka hati lu" Ucap Rora sambil menangis.

"Engga, bukan luka hati gue tapi luka hati kita. Gue tau lu lebih terluka dari gue karena kehilangan Rami" Rora dan Ahyeon bisa mendengar suara tangis mereka masing-masing.

"Gue cuma gak mau ikatan kita nanti jadi penyesalan. Gue takut nyakitin lu"

"Gue yang pilih lu Ra, gue akan Terima semua konsekuensi dari pilihan gue" Rora menoleh menatap punggung Ahyeon.

"Ahyeon..." Belum selesai Rora mengucapkan kalimat, Ahyeon langsung memotongnya.

"Gue capek, gue mau tidur Ra. Selamat malam" Ucap Ahyeon dingin. Rora terdiam dan mengusap air matanya. Besok pasti wajahnya bengkak karena ia terus menangis sejak ditaman tadi.

Sedangkan air mata Ahyeon masih menetes. Ahyeon merasakan sesak didadanya. Ia menutup mulutnya sendiri agar Rora tidak mendegar isakannya. Ahyeon menutupi kepalanya dengan selimut.

'Ra, gue jatuh cinta, gue bisa jatuh cinta lagi dan itu sama lo'

To Be Continued

See you di next chapter 🖤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

COUPLE GAJE - ROYEON PINKSOZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang