αrkαnα thє trαnsmígrαsí sєríєs 3

45 3 1
                                    

Arkana
Directed:
Vee_lilac

Takdir yang tak diinginkan!!

  Pagi ini gadis dengan sweater denim nya tengah sibuk merapikan pakaiannya kedalam tas, dia cila. Sudah 3 hari cila dirawat dirumah sakit dan sudah waktu nya dia pulang dokter sean yang menangani nya mengatakan kondisi nya saat ini sudah membaik dan bisa langsung pulang. Tapi yang cila herankan adalah dimana sosok ibu nya cila.

    

  Yang cila tau ibu pemilik tubuh ini bernama Leona seorang perawat di salah satu rumah sakit milik reno. Sekilas yang cila tau awal mula bertemu nya Leona dengan reno disaat ada jadwal dimana reno harus berkunjung ke salah satu rumah sakit miliknya yang ternyata tempat Leona bekerja.  Mungkin bisa disimpulkan oleh cila bahwa kedua orangtua nya ini mengalami cinta lokasi.

“ibu nya cila kemana sih? Kok gue gak pernah liat ya?” gumam cila sambil merapikan baju baju milik nya

  Saat belum menempati tubuh cila ayu sering melihat kehidupan reno dan sang istri walau hanya sebagian saja, saat usia cila 3 bulan, 3 tahun, dan 13 tahun setelah nya iya tidak tahu.

  Apa sebenarnya sosok ibu cila tidak pernah ada dan cila memasuki dunia novel sequel dari kisah gea dan anta? Mau di kehidupan ayu, gea maupun cila sampai saat ini ia tidak paham dengan takdir yang dia alami saat ini. Apa ada kehidupan setelah meninggal?  dan bisa menempati tubuh orang lain, Itu hal yang sangat tidak masuk akal dan tidak masuk dalam logika.

                                                                                     ||

  Remaja laki laki dengan rubik di tangan nya itu menatap kearah luar jendela diiringi dengan rintik hujan bagai alunan musik yang menenangkan, dia arkana remaja tampan ber-iris hitam dengan kulit putihnya. Remaja yang memiliki visual yang sangat amat sempurna terlihat diluar tapi nyatanya dia memiliki ke istimewaan.

  Nama Arkana Antana Ghazi yang berarti suci dan berhati terang,nama yang diberikan oleh dinda sebagai nama putra kesayangannya.

  Anak yang selama ini diimpikan oleh ayahnya namun akhirnya di acuhkan di buang bahkan di sembunyikan. Arkana bagai aib untuk anta, arkana bagaikan sebuah dosa yang tak sengaja ia lakukan.

“ arka gak gila ayah!” ucap arkana lirih

   Arkana bangkit dari ranjangnya lalu melangkah kearah jendela membuka balkon kamar nya, harum tanah basah menguar masuk kedalam penciumannya.

  Tangan itu masih apik memegang rubik itu sesekali ia menghela napas “arka gak mau gini yah!” arka mulai menangis histeris sesekali dia membentur kan kepala nya dengan pembatas balkon. Cairan merah mulai mengalir dari pelipis pria itu.

   Arkana terduduk lemah menyandarkan tubuhnya kearah pembatas balkon,tangannya memukul kepala nya dengan kencang. “ aku gak gila yah! Aku gak gila!”

“kenapa semua orang bilang aku gila? Aku gak mau kaya gini, aku mau kaya orang orang. Aku mau disayang ayah. Aku mau main rubik sama ayah

Tapi kenapa ayah bilang aku gila? Kenapa ayah bilang aku adalah kesialan? Sialan itu apa yah? Apa itu sejenis mainan? Kenapa ayah bilangnya sambil marah-marah? Kenapa ayah berantem sama ibu? Ibu nakal? Atau arka yang nakal? Kenapa Oma benci arka?“ Arkana berbicara dengan rubik kesayangan ditemani suara hujan juga hembusan angin yang lumayan kencang.

Seorang gadis menatap arkana dari bawah dengan tatapan yang rumit “anta kamu bener bener brengsek”

Gadis itu melangkah mendekat kearah arka, gadis itu memanjat gerbang rumah milik arka yg bisa dibilang cukup tinggi itu.

Gadis itu menatap balkon kamar arka yang berada di lantai 2 dia mengedarkan pandangan nya ke sekitar mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk naik keatas.

Mata hazel itu menemukan tangga di samping rumah dengan cepat dia mengambil nya lalu mulai menaiki tangga itu untuk menemui Arkana.

Sampailah ia diatas gadis itu turun lalu dari pembatas balkon menghampiri arka. Gadis itu duduk disamping arka lalu memasang salah satu headset miliknya ke telinga arka.

Iris hitam itu terpaku sejenak menatap iris hazel yang sangat amat indah itu “gak usah nangis, lo jelek!“ gadis itu tersenyum mengelus surai coklat milik arka

“banyak orang yang lebih parah takdirnya dari pada lo!“ ucap gadis itu lembut

Melihat arka yang seperti nya tak paham membuat gadis itu berdecak “bodoh! Untung ganteng!“ gadis itu bangkit dari duduknya lalu menjulurkan tangan nya kearah arka

“Ayo gue obatin luka lo“ arka menatap gadis ini bingung

“otak Lo kecil gak usah banyak mikir“ gadis itu membawa arka menuju kamar nya lalu mendudukkan arka di ranjangnya lalu setelah itu mencari kotak p3k

Gadis itu duduk dan mulai mengobati arka dengan hati hati sesekali meniup nya “jangan pernah ngelukain diri sendiri, ngerti?“ Arka hanya menatap iris hazel itu tanpa menjawab

“ck, susah ngomong sama bocil!“ gadis itu mengacak surai coklat milik Arkana

“biar gue yang bales perbuatan bapak lo“ gadis itu bangkit dari duduk nya lalu menyimpan kotak p3k di tempat semula

“Ayo berteman Arkana Antana Ghazi!" Gadis itu mengulurkan tangannya sedangkan arka hanya diam dengan cepat dia mengambil tangan Arka “berteman!“

“gue pergi bye“ gadis itu melangkah keluar dan melompat kebawah arka hanya diam mengamati

“gadis hazel“ gumam Arkana

Arkana come back!!

Chapter 3.

Jangan lupa vote dan komentar nya

Maaf lama ya?



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝓐𝓻𝓴𝓪𝓷𝓪 (𝓞𝓷 𝓖𝓸𝓲𝓷𝓰)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang