Masih percakapan hari minggu versi anak-suami

271 35 56
                                    

Lain sama para bini, lain juga sama para lakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lain sama para bini, lain juga sama para lakinya. Siang ini para bapak-bapak komplek yang muda ditampang–tua diumur itu, lagi pada duduk santai di pinggiran salah satu empang milik Mengsha. Ceritanya sih mereka gabut. Makanya Mengsha yang emang notabene-nya sipaling ngajakin ini-itu, langsung mutusin ngajakin tuh bapak-bapak buat mancing ngisi waktu.

Ya.. Biar kata mereka gak ngerti mancing tapi gak papalah sekali-sekali. Biar sekalian gak kalah eksis juga dari bapak bapak selebuk, alias seleb fesbuk yang suka bikin reels pamer ikan gede hasil tangkepannya dia dengan captionnya 'mancing mas bro..!' nah kurang lebih kayak gitulah. Walaupun, yang dipancing mereka ini ikan lele, beda sama yang dipancing bapak bapak fesbuk tersebut. Tapi gak papalah, yang penting kan masih sodaraan, hidupnya masih sama sama di air.

Cuman yang jadi permasalahannya, mereka mancing udah 1 jam 30 menit, tapi satupun dari mereka kagak ada yang dapet lele kecuali Mengsha. Jelaslah kan pemiliknya, lele-lelenya otomatis pada nurut sama dia. Tapi justru itu yang bikin yang lainnya badmood, ditambah pantat mereka udah pada kesemutan saking lamanya. 

Yang paling keliatan badmoodnya sih udah jelas Wen Kexing, si bapak paling crazy rich. Bener-beber crazy rich ya! Bukan crazy nya doang kayak Dingzhi sama Mengsha.

Ya masih mending Mengsha sih sebagai juragan empang lele rumahnya udah tingkat dua. Lah Dingzhi? Ngarep apa dari yang cuman pegawai kantoran yang gajinya baru mepet 7jt. Udah mah Dongjun banyak maunya, ditambah lagi satu tuyul yang kalau ngambil nasi suka ngabisin tiga piring sekali makan, mana jajannya banyak pula lagi sehari gak cukup 100rb. Belum bayar sekolahnya juga yang pengeluarannya gak kira-kira, sebab Dongjun ngeyel pengen masukin Wuxin ke SMA swasta karna katanya gengsi sama tetangga yang lain. Mending kalau anaknya mencerminkan didikan sekolah swasta, lah ini ujungnya malah tetep sama aja. Malah jatohnya mirip mirip anak STM, badungnya gak ketulungan. Mau heran tapi dia juga dulu gitu. Ya intinya turun-temurun lah.

Kembali ke Wen Kexing, dia ini dari tadi udah gelisah banget kayak orang nahan boker. Garuk ini, garuk itu. Pindah sini, pindah situ. Sampe gaya duduk aja dia ubah-ubah, sampe yang lain puyeng sendiri liat tingkahnya dia.

"Mana lelenya sih anjir? Muak gw lama-lama." Dia akhirnya buka suara mecahin keheningan.

"Hooh dah, curiga Jangan-jangan ini cuman empang doang gak ada isinya lagi." Cetus Xiaohei hingga berujung mendapat lemparan segenggam pakan lele dari Mengsha.

"Sembarangan kalau ngomong!"
"Gw gak bakalan jadi juragan lele ya, kalau empang-empang gw gak ada isinya."
"Lo pikir rumah gw gede itu hasil dari mana kalau bukan dari penjualan lele-lele gw, bahlul!"

"Ya siapa tau pesugihan." Celetuk Dingzhi, yang mana omongannya itu sontak mendapat perhatian dari bapak-bapak yang lain.

Sedangkan Mengsha sendiri langsung berdiri, gak terima dituduh gitu aja. Mana didepan bapak-bapak komplek langsung lagi, kalau pada percaya gimana? Kan fitnah jatohnya. Udah mah mereka dikit-dikit gampang kemakan hoax pula.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐊𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐤 𝐉𝐚𝐝𝐢-𝐣𝐚𝐝𝐢𝐚𝐧 [𝐩𝐫𝐞𝐪𝐮𝐞𝐥 𝐂-𝐁𝐫𝐨𝐦𝐚𝐧𝐜𝐞]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang