"Ehem," Maxim berdeham.
Sepasang mata yang saling menatap itu tersadar kalau di ruangan juga ada orang lain. Seketika mereka menjadi salah tingkah dan jantung mereka berdetak lebih cepat.
Nadean membalikkan badannya guna menghirup udara dan mengatur napasnya.
"Chef, are you oke?" tanya Cia yang mendampingi dirinya sejak tadi.
Nadean hanya menggangguk. Ia membuang napas sekali dan berusaha untuk tetap bersikap seprofesional mungkin.
Sedangkan wanita berkemeja biru muda itu sedang membatin, Kenapa ketemu lagi? Kalau begini, yang ada gue nggak bisa move on.
Mettasha beranjak dari duduknya hendak pergi dari ruangan itu.
Baru saja akan melangkah langsung ditahan oleh Nadean. "Maaf, Nyonya. Karena makan malam belum dimulai, maka anda tidak bisa pergi dari sini. Kalau keluar, selain pergi ke toilet, berarti makan malam ini berakhir sampai di sini," jelasnya dengan suara yang sedikit gemetar karena berusaha menahan gugup.
Enak aja gue dipanggil Nyonya! batin Mettasha sebal.
"Iya, Metta. Kakak udah booking ini mahal, loh. Masa pergi gitu aja? Nikmati dulu makan malamnya. Kan, ini juga pertama kali kita makan bertiga," Maxim berusaha menjelaskan pada Mettasha.
Sayangnya, tatapan tajam harus Maxim terima. Begitu pula dengan Milian. Namun, Mettasha akhirnya menurut juga untuk duduk kembali dengan wajah yang tidak begitu menyenangkan.
Milian berbisik pada Maxim. "Kak, merinding gue diliatin sama Metta."
Maxim hanya menanggapi dengan acungan ibu jari dan senyum segarisnya.
"Selamat malam, Tuan dan Nyonya. Selamat datang di Espoir Resto," sapa Nadean dengan ramah dan sopan seperti biasa kepada para customer VIP-nya. Ia berusaha menutupi gugupnya yang luar biasa karena bertemu lagi dengan wanita yang masih dicintainya setelah delapan tahun berlalu. "Perkenalkan, saya Nadean Leenart, selaku chef utama, sekaligus pemilik dari restoran ini," lanjutnya.
Maxim dan Milian pun saling menyenggol siku melihat adiknya yang hanya menunduk menatap jari-jarinya yang tidak bisa diam karena gugup.
Ternyata dia baik-baik aja tanpa gue. Syukurlah kalau gitu. Kalau dia udah bahagia, gue pun harus cari kebahagiaan itu walaupun tanpa lo, Dean, pikir Mettasha.
"Silakan, Nyonya. Ini adalah makanan pembuka, namanya Escargout," ucap Nadean yang menyadarkan Mettasha yang larut dalam lamunan.
Mettasha pun terkejut sebab pria itu tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya dan meletakkan piring berisi makanan dengan bahan dasar siput yang diolah dengan bumbu khas Perancis itu ke hadapannya.
"Thanks," ujar Mettasha singkat.
Degup jantung Mettasha semakin kuat saat melirik sosok Nadean yang berdiri di sampingnya. Beberapa saat kemudian, pria itu pun kembali ke tempatnya untuk mempersiapkan menu selanjutnya.
"Sorry, kalo gue harus ngomong ini di sini-"
"Wah, kayaknya kalian jodoh!" Milian menyela ucapan Maxim.
"Milian! Diam dulu! Gue mau ngomong!" protes Maxim dengan raut wajah dan nada yang serius kali ini.
Nadean berhenti sebentar dari menyiapkan menu selanjutnya, kemudian menatap ke arah Maxim dan Milian yang duduk berdampingan. Begitu pula dengan Mettasha yang atensinya juga teralihkan untuk menatap kedua kakak tirinya yang duduk di seberangnya.
"Gue sama Milian mau minta maaf sama kalian berdua," ujar Maxim dengan menatap keduanya. "Karena kami dan Daddy juga, tentunya, kalian jadi berpisah selama ini dengan kesalahpahaman yang udah kami buat."

KAMU SEDANG MEMBACA
VIEIL AMOUR | HOSEOK [TERBIT]
FanfictionMettasha terlahir sebagai putri konglomerat ternama yang memiliki banyak hal yang diimpikan semua gadis seusianya. Namun, ia memiliki masa lalu kelam sehingga membuatnya harus menutup rapat dirinya dengan sifat keras dan introver. Sampai suatu har...