KG-01

2.6K 65 1
                                    

HAPPY READINGS!!!

***

"Aaahhhh... aaahhhh... aaahhhh..."

Gusdi dengan gagahnya terus menggenjot Ranti yang ia himpit di sebuah pohon besar yang ada di sekitar sungai. Lelaki itu terus menggerayangi tubuh montok Ranti sembari menggenjotnya tanpa henti.

"Ketagihan kamu sama ew* kaya gini, kan?" Tanya Gusdi.

Ranti mengangguk kesetanan, ia benar-benar dibuat kalap oleh genjotan Gusdi yang pastinya selalu membuatnya ketagihan. Ranti sendiri bahkan rela meminta lelaki ini untuk memuaskan dirinya daripada menunggu Gusdi yang meminta. Karena memang Gusdi selalu menuruti permintaannya.

Tapi, Gusdi sendiri hanya menuruti permintaan Ranti disaat-saat tertentu saja. Karena Gusdi juga tidak melibatkan perasaannya disetiap hubungan ini, apalagi hanya karena sex saja. Gusdi sekedar menikmatinya saja tidak lebih.

Plok... plok... plok...

"Aaahhhh... aaahhhh... aaahhh..."

"Terussshhhh, Gusdiii... ouhhh..."

Kedua payudara Ranti yang terguncang langsung Gusdi raup dan remas dengan sangat kencang. Saking sukanya dengan ukuran payudara Ranti, lelaki itu sampai menenggelamkan wajahnya di kedua gundukan daging yang empuk dan hangat itu.

Slurrrpp... sluurrrrpppp... sluurrrrpppp...

"Arrrgghhh... susu kamu enak, neng!!" Tutur Gusdi.

Plak!

"Aaauhhhh..." lenguh Ranti kala Gusdi menampar salah satu payudaranya gemas.

Plok... plok... plok...

Sex yang mereka lakukan bisa saja dilihat oleh orang lain yang datang ke sungai, tapi untungnya keadaan sedang sepi dan sore yang sebentar lagi akan menjelang malam pun sudah dipastikan tidak akan ada orang yang datang juga ke sungai.

"Aaaahhhhh... mem*k kamu masih aja sempit, neng. Padahal sering diew* sama saya," ungkap Gusdi.

Ranti tak bisa membalas setiap perkataan Gusdi karena tidak fokus, ia terlalu menikmati genjotan Gusti di lubang vagina nya yang kini terasa semakin gatal.

Plok... plok... plok...

Semakin lama, sex yang mereka lakukan pun semakin panas dan racauan keduanya semakin tak terkendali. Apalagi Ranti, ia blingsatan bak cacing kepanasan kala menerima genjotan ganas dari Gusdi.

"Aaaahhhh... anjing... enak kieu mem*k kamu, neng! Uhhhhh..."

"Aaaahhhh... aaahhhh... aaahhhh..."

"Jepit kont*l saya terus, neng! Terushhh jepit lagi... arrrghhhh..."

Plok... plok... plok...

Gusdi yang merasa dirinya akan segera orgasme pun langsung menghentikan genjotannya dan...

Plop!

Lelaki itu mencabut kont*lnya dari lubang vagina Ranti, dan Ranti sendiri tak bisa berkomentar selain melenguh panjang seraya memandangi Gusdi yang sedang mengocok kont*lnya dengan cepat sambil menengadah keatas.

"Arrrggghhhhh..." lenguh panjang Gusdi.

CROTTT... CROTTT... CROTTTT...

Setelah mengeluarkan sperma yang lumayan banyak, Gusdi pun menghampiri Ranti yang terlentang diatas batu besar dalam keadaan berantakan namun terlihat sangat jelas jika wanita itu terpuaskan oleh Gusdi meskipun permainan mereka terbilang sebentar saja. Lagian, Gusdi sebelumnya juga memuaskan Ranti di gubuk sawah, tapi sekarang Ranti malah meminta lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Gusdi [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang