JENGGALA : Dekat

65 36 48
                                    

Setelah melewati malam, pagi pun datang sebuah cahaya yang menusuk mata cantik Amora yang masih setia tertutup, kemudian Amora bangun dengan mata beratnya dan menatap sekeliling.

"Gue kira mimpi, ternyata nyata." Gumam Amora

Kemudian dirinya membereskan matras tidurnya, seketika terhenti saat merasa ada yang janggal, Amora menatap ke samping tempat Abian tidur semalam, laki-laki itu tidak ada di sana.

"Gue beneran ketemu tu cowok semalem? Atau cuma halusinasi doang?" Amora bertanya pada dirinya sendiri

"Gue kira belum bangun." Ujar seseorang dari belakangnya, sontak membuat Amora berbalik, dan melihat laki-laki yang dia temui semalam yang ternyata bukan sebuah halusinasinya; sedang memakan buah di tangannya

"Ngagetin lo ah, anyway sorry gue bangun siang." Kata Amora

Abian mengangguk "It's okay, gue tau lo cape."

"Gue mau itu dong, bi." Pinta amora

Abian mengangguk dan mengambil buah di sakunya lalu dilemparkan pada amora, untung saja amora memiliki refleks yang bagus jika tidak mungkin buah itu akan mencium keningnya.

Amora menghela nafas. "Bukan ini. Tapi cuci muka, lo main lempar aja belum juga selesai gue ngomong." Kata nya

Abian tertawa kecil. "Ohh lagian lo ngomong dipotong-potong, gue kira lo mau buah ini"

Amora mendelik. "Buruan deh, gue mau cuci muka ga enak banget nih." Kata Amora kesal

"Iya ga enak, soalnya abis bikin sungai amazon." Abian tertawa setelah mengatakannya

"BIANASU!!" Teriak amora membuat tawa laki-laki itu semakin menggelegar dan langsung melarikan diri sebelum kena tamparan maut dari gadis itu.

♣♣♣

"Itu tuh yang itu."

"Ini?"

"Itu mah kecil, yang sebelahnya atas dikit"

"Ini dah kena makan ulet ra, yang ini aja udah ga kuat gue banyak semut." Ujar Abian lalu melemparkan buah jambu air merah pada amora, dan turun dari pohon

Amora menatap buah ditangannya. "Huft padahal yang tadi gede."

Setelah selesai mencuci wajahnya, di perjalanan menuju goa amora melihat pohon buah jambu air yang memiliki beberapa jambu sudah merah dan meminta laki-laki itu mengambilkannya

Abian menghela nafas. "Kan udah gue bilang yang itu udah kena makan ulet, lagian kalo gede belum tentu manis juga." Ujarnya sambil menepuk-nepuk pakaiannya yang selimuti dengan semut

"Iya-iya, thanks btw." Kata nya, lalu membersihkan buah itu menggunakan air yang mereka dapat dan memakannya

"Ga ada rasanya." Gumam amora saat merasakan buah itu hanya mengeluarkan air tanpa rasa.

Sambil berjalan, Abian terlihat sedang berpikir kemudian melirik Amora yang berjalan di belakangnya sedang melihat-lihat sekeliling, lalu dirinya berhenti

Amora menatap laki-laki didepannya yang berhenti tiba-tiba. "Kenapa lo?" Tanyanya

Abian tidak langsung menjawab, lalu tak lama kemudian suara perut terdengar seketika raut wajah Amora menjadi tercengo

"Lo laper?" Tanya Amora

Abian berbalik dengan cengirannya

"Elah kirain apaan, ya udah ayo." Ajak nya lalu berjalan di depan menarik tangan bian untuk mengikutinya, namun baru dua langkah amora berhenti membuat bian yang bingung kali ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JENGGALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang