2.

3 1 0
                                    

Aku lanjut menulis di sini karna aku penasaran dengan cerita gay dan penasaran dengan laki-laki itu. Aku ingin nge-date bareng dia meski di ingatanku ada cowok yang dari UPM. Tahun ini adalah tahun 2024 bulan Oktober hari ke 8. Perjalananku masih sampai di sini, sementara mobil sudah gabus-bagus. Aku ingin mobi bagus seperti yang di jalan. Ingin naikin level gifter yang mustahil. Aku gak tau caranya cari uang dengan cara baik. Bisaku cuma menulis cerita yang gratisan ini. Aku tidak akan mengeluh karna aku tidak usaha apa-apa, usahaku cuma Live streaming di Mico, makan dan minum minuman sisa di jalan, cari buah di jalan, jalan-jalan keluar, mengobrol sama teman, numpang Wifi selesai. 

Aku tidak tahu usaha cari uang banyak, rizki aku adalah apa yang aku lalui dan aku jalani sekarang. Aku cuma prang biasa bukan orang kantoran atau perempuan yang dari kota yang punya rencana untuk buat lapangan tenis dengan bajet jutaan rupiah. Aku adalah Host Live Streaming yang wifinya harus numpang ke kota. Tahun ke tahun bulan ke bulan mentoknya aku ada di Perpus atau nanti balik lagi di hari Kamis. Sekarang Hari Rabu. 

Untung aku laki-laki yang punya kontol, yang masih bisa di fungsikan. Untung aku masih bisa makan, pegang hp, ces hp gratis, tidak bayar uang listrik, punya pinjaman sepeda pancal milik Bapak, Punya Motor milik Bapak. Hihi, jadi ingat cerita aku yang marah di rumah. Jujur aku belum solat duhur karna malu mau ambil wudlu. Biar aku ambil waktu di sini saja mumpung ada kesepatan. 

PR : Cerita aku marah 

Lanjut cerita tentang laki-laki misterius itu, aku jadi ingat kalau aku belum khatam novel Heartbreak Motel yang film-nya masih belum tayang. Syukur-sukur aku bisa nonton Film di Perpustakaan nanti entah di hari yang ke berapa. Mimpi yang tinggi atau ketinggian. 

Aku ikuti laki-laki berjalan di belakang dia, aku ikuti dia beberapa langkah dan melihat bambu yang melintang yang tembusnya ke arah sawah. waktu itu pukul 22.29 wib. Dia menyibak tirai untuk melewati tempat cucian motor itu ke arah sawah yang cukup gelap tapi terang, tidak ada lampu, cukup cahaya dari langit atau bulan sabit. Dia melangkah dulu sebagai penunjuk arah, aku ikuti dia terus sambil melangkah dia antara semak-semak tenaman yang lebat dan empuk. Tanaman itu buat aku senang karena efeknya empuk saat jalan melewati bumi. Aku suka itu. Laki-laki itu lalu belok kanan dan mencari tempat yang aman. Awalnya aku pikir dia tidak seberusaha itu, cari tempat sampai belok-belok arah sampai di tepian tembok tetangga bagian belakang. Cukup aman dan sepi, tingga aku dan dia. 

"Di sini saja." tunjuknya padaku. 

"Iya." aku setuju.

Tempat yang aman dan nyaman. 

"Tunggu sebentar ya." katanya padaku sambil meninggalkan aku. Aku mengiyakan, aku tidak tau dia mau jalan ke mana, aku tidak tanya. Aku biarkan saja dia pergi meninggalkan aku sendiran di tempat itu, di semak-semak belukar dengan cahaya bulan. Saat dia pergi aku lalu pindah cari tempat untuk buang air kecil. Aku pipis di situ beberapa lama agar aku bisa lebih leluasa saat ngewek bersama dia. Ya aku akan ngewek bersama dia di semak-semak itu. Setelah selesai aku balik ke tempat semula, sebelumnya aku taruh tas di bawah di semak-semak itu biar tidak berat. Setelah aku balik, dia datang dengan membawa sesuatu. 


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KINDLEWhere stories live. Discover now