CHAPTER 12

4 2 0
                                    

"Nak? Asal kamu tau, bunda sangat khawatir sama kamu, bunda sebenernya ga mau kamu jauh dari bunda, bunda pengen selalu ada di samping kamu. Ga kerasa kamu sekarang udah mau menginjak 16 tahun, padahal kemaren baru bunda ajarin jalan" Kata Carolline dengan sedikit tawa.

"Bunda sayang bangen sama Ken, bunda bakalan selalu ada disamping Ken apapun yang terjadi, Ken jangan sedih ya? Bunda akan selalu ada dihati Ken, dan begitu pula dengan Ken yang akan selalu ada dihati bunda" Lanjutnya dengan raut wajah yang sedih.

"love you my son" Kata itu berhasil membuat tangis Carolline pecah.

Keesokkan harinya

"Eunghh" Lenguhan terdengar dari tempat tidur, Carolline yang mendengar itu pun segera bangun dari tidurnya.

"Ken? Kamu udah sadar? Sakit badannya? Mau bunda pijitin? Atau haus? mau minum?" Tanya bertubi-tubi dari Carolline.

"Engga bun, Ken cuma mau duduk aja" Jawab Kenzie dan segera dibantu oleh Carolline. "Kenapa Ken ada di sini bun?" Tanya Kenzie.

"Kan kamu abis kena barang jatoh pas kamu lagi nyari buku di toko buku toh? Masa lupa" Jawab Carolline sambil menoel hidung mancung anaknya itu.

'Toko buku? Jangan-jangan mereka?' Batinnya bingung. "Karel sama temen-temen yang lain yang antar Ken ke sini ya bun?" Tanyanya lagi dan Carolline pun mengangguk.

"Udah jangan dipikirin lagi, mending kamu istirahat ya, bentar lagi mereka bakal dateng mau jenguk kamu lagi" Ujar Carolline dan Kenzie hanya mengangguk.

"Kamu mau makan apa? Mau bunda pesenin makanan?" Tanya Carolline. "Ga usah bun, bunda sendiri gimana? Udah makan? Jangan ga makan loh bun, nanti bunda sakit" Ucap Kenzie memperingati.

"Bunda tadi udah sarapan kok, tenang aja, kamu mau makan apa?" Kata Carolline. "Ken mau bubur aja bun" Jawab Kenzie dan Carolline pun mengangguk, ia meminta Kenzie untuk menunggu sebentar karna ia ingin membeli bubur itu di kantin rumah sakit.

Saat Carolline kembali sesudah membeli bubur di kantin, di ruang inap Kenzie sudah dipenuhi oleh teman-temannya. "Loh? Kalian udah sampe ya?" Tanya Carolline basa basi.

"Iya tante" Jawab mereka bersamaan dan menyalami Carolline. "Udah makan?" Tanyanya lagi. "Udah bun, tadi kami sebelum ke sini abis makan bakso" Jawab Paramita.

"Bener nih? Oh ya bunda titip Ken ya, bunda mau ngurus kantor dulu" Ujar Carolline. "Bener kok bun, oke bunn jangan cape-cape yaa ngantornya" Jawab Salsa.

"Iya sayang, Vio? Tolong suapin Ken ya" Kata Carolline sambil memberikan bubur yang baru ia beli tadi, Olivia yang dipanggil pun mau tak mau harus menurutinya, meskipun dengan wajah yang merah.

"Ken? Bunda pergi dulu ya, nanti bunda ke sini lagi kok, bunda mau ngurus kantor bentar, oke?" Ucap Carolline. "Iya bun, jangan cape-cape ya? Bunda kalo abis ngantor mau istirahat di rumah juga gapapa kok, Ken bisa di sini sendiri" Ujar Kenzie.

"Ga ah, kalo bunda cape, bunda mau istirahat deket Ken aja" Jawab Carolline sambil tertawa, lalu ia pergi keluar Rumah Sakit.

Mereka semua hening sesaat, "Ken, kenapa lo sembunyiin ini semua?" Tanya Salsa memecahkan keheningan.

"Maksudnya?" Tanya Kenzie. "Udah deh Ken, kita semua udah tau kalo lo nyembunyiin rasa ketakutan lo sendirian" Lanjut Salsa yang sudah sedikit emosi.

"Aku ga tau maksud kalian apa Sal, nyembunyiin apa??" Tanya Kenzie sekali lagi. Karel mulai mengotak-atik ponselnya dan menunjukkan gambar kepada Kenzie.

"Ini? Lo ngejauhin kita semua gara-gara ini kan?" Ujar Karel. "K-kenapa kalian tau?" Tanya Kenzie kaget. "Kita udah selidiki sikap aneh lo akhir-akhir ini" Ucap Verrel.

"Kenapa lo gini? Cerita Ken, jangan dipendem sendiri, kita semua sahabat, kamu lagi kesusahan bisa minta tolong ke kami, kami siap bantu lo ken" Kata Paramita.

"Aku cuma gamau kalian ikut sengsara, kalo kalian deketin aku, nyawa kalian taruhannya" Ujar Kenzie dengan sedikit berteriak.

"Terus? Kalo lo ngejauh dari kita-kita, masalah bakalan selesai gitu? Engga Ken, malah masalah bakalan lebih besar karna lo sendirian, kita sahabat, masalah sebesar planet pun bisa kita hadapi kalo kita bersatu" Ujar Bimo.

"Gue tau lo mikirin nyawa kita, tapi kenapa lo ga mikir nyawa lo ken? Kasian sama orang yang masih sayang lo, Bunda, keluarga besar lo, kita, gue, lo ga mikirin perasaan kita semua kalo lo ga ada di sini Ken" Lanjut Olivia.

"Maaf, maafin aku, a-aku juga gatau harus gimana lagi, rasanya aku mau ma-"

"Gak!! Berhenti ngomong gitu, lo ada gue, ada kita, kalo lo butuh bantuan, bilang, jangan dipendem sendiri" Potong Karel, mereka pun berpelukan.

Mereka tertawa bersama kembali. Tanpa mereka sadari, ada seorang wanita yang menguping dari luar pintu ruang inap Kenzie.

Di tempat lain

"Gimana? Berhasil? Dia pasti udah mati" Tanya seorang wanita.

"Ga, dia masih idup" Jawab temannya.

"Hah? Apa? Masih idup gimana? Orang udah jelas-jelas dia dikeroyok sama pembunuh bayaran anjing, kok masih idup aja tu orang?" Tanya wanita itu.

"Kita gatau bos, tapi dari yang kami denger dia masih baik-baik aja, dan dia sama temennya balik akrab lagi" Jawab salah satu temannya lagi.

"Bajingan!!!" Teriak wanita itu murka sembari melempar kursi yang ada di sebelahnya. "Lo bener-bener nguji kesabaran gue anak sialan!! Karna lo udah berani ga turuti perintah gue, maka lo harus terima konsekuensinya!!" Ujar wanita itu murka. Kedua wanita itu adalah Ruby dan Nanda.

Kembali ke Rumah Sakit

"Ken, kenapa gue jarang liat lo ikut audisi lagi?" Tanya Salsa. "Ah aku udah daftar kok, besok malem dimulai" Jawab Kenzie dan Salsa hanya ber'oh' saja.

"Ken, kapan lo bisa pulang?" Tanya Olivia. "Katanya sih hari ini udah bisa pulang, nanti malem kayaknya udah pulang deh" Jawab Kenzie.

"Oh ya, besok kan libur nih, gimana kalo kalian nginep aja?" Tanya Kenzie. "Nginep? Boleh deh, rumah gue juga lagi kosong" Jawab Verrel.

"Asikk nginep, kalo gitu gue mau ambil baju dulu, Mit, anter gue yok" Ujar Salsa sembari menarik tangan Paramita.

"Sabar anjir, lo ga liat gue lagi apa??" Tanya Paramita kesal, dan saat Salsa melihat kearahnya, ia hanya cengengesan. Paramita yang sedang touch up liptint tergeser hingga ke pipi karna Salsa menarik tangannya, teman-teman mereka yang melihat tingkah laku mereka pun tertawa terbahak-bahak.

Selesai Paramita membersihkan wajahnya, ia bersiap untuk menghantarkan Salsa menuju rumahnya, "Tunggu" Ujar Olivia, "Kenapa liv?" Tanya Paramita.

"Gue ikut" Ujarnya, "Oh yaudah bagus kalo gitu, daripada lo cewek sendirian di sini, mending lo ikut kita, ayo!" Ucap Salsa sambil menarik tangan Olivia dan Paramita.

Di malam harinya

"Loh? Kalian belum pulang ya?" Tanya Carolline kaget saat melihat teman-teman anaknya masih berada di ruang inap Kenzie.

"Belum bun, hehehe, kami diajak Ken nginep bun, boleh kan?" Tanya Bimo. "Oh ya boleh dong, kenapa ga boleh coba? Yaudah ayo siap-siap, kita langsung pulang sekarang" Ujar Carolline dan semua anak di sana mengikuti perintahnya.

"Udah siap semua?" Tanya Carolline, "Udah bun" Jawab mereka secara bersamaan. "Yaudah ayo kita pulang" Ujar Carolline dan mereka semua keluar dari rumah sakit itu.

Tanpa mereka sadari, pergerakan mereka sedang diperhatikan oleh seseorang, "Terus, teruslah tersenyum, suatu saat nanti, senyum kalian akan jadi tangisan, aku pastikan kau dan semua orang yang didekatmu akan mati, Kenzie!!" Ujarnya lalu melangkah pergi.

Dear BundaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang