“Kepercayaan adalah kunci utama dalam hubungan tapi sepertinya kepercayaan itu mulai menghilang.”
— KEYNARA FLORENCIA.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Assalamu'alaikum, Key pulang!" Key baru membuka pintu rumahnya, berjalan lesu masuk ke dalam rumah, tidak ada tenaga yang ia perlihatkan seperti tadi pagi yang begitu ceria buatnya.
Jevan yang baru duduk di sofa mengerutkan kening saat melihat perubahan dalam diri Key. "Tumben adek gue ini cemberut, lesu gitu?"
Namun Key seolah tidak peduli dengan perkataan Jevan dan lebih memilih pergi ke kamarnya. Bagaimana tidak, semua orang sudah tahu tentang kehamilannya, yang sudah ia pertahankan untuk tidak ada yang mengetahui ini.
Ryder. Dia adalah orang yang membocorkan semua rahasia ini, padahal dia la orang yang mengatakan akan merahasiakan semua ini, tapi nyatanya tidak. Ia malah membocorkan kepada semua orang.
Key hanya duduk di atas kasurnya, sambil mengelus perutnya yang sudah mulai membuncit. Key ingin menangis sejadi-jadinya tapi ia tahu, ia tahu dirinya bukan perempuan lemah, tidak seperti perempuan yang hanya akan menangis di saat dirinya terpuruk.
Setelah merenung beberapa menit, pikiran Key sekarang teralih pada sebuah buku novel di atas meja belajarnya. Iya, mungkin sedikit yang tahu, membaca novel dapat membuat hati kita tenang, asalkan itu bermanfaat dan berguna.
Mulai Key membuka halaman pertama, judul novelnya adalah SMA, yang lebih menariknya adalah, novel ini mirip dengan kisahnya, seorang perempuan yang dihamili oleh teman satu sekolahnya.
"Aku bakal bertanggungjawab, kamu tenang saja Naya!" seorang laki-laki tengah berbicara dengan seorang perempuan dengan perut yang sudah mulai membuncit.
"Tanggungjawab? Cihh, hanya manusia bodoh yang percaya denganmu, Azhar!" Perempuan tadi berpaling, ia tidak ingin melihat wajah laki-laki yang telah membuatnya hancur, bukan saja dirinya tapi masa depannya.
Tanpa terasa air mata Key mulai menetes saat membaca salah satu percakapan tokoh utama di novel yang ia baca. Dalam batin Key bermohon agar Ryder benar-benar bertanggungjawab dengan dirinya.
Tok tok tok, suara ketukan pintu terdengar dari luar, segera Key menutup buku novelnya lalu menghapus air matanya, ia tidak ingin jika kakaknya tau.
Pintu terbuka memperlihatkan Ryder di depan pintu kamarnya. Ia, Ryder sedang menatapnya namun seolah-olah Key muak dengan wajah polos Ryder, Key ingin menutup pintunya namun terhalang oleh tangan Ryder.
"Key jangan marah, gue khilaf! Harusnya gue ngga kelepasan pas lo pingsan!" dari wajahnya terlihat penyesalan dari Ryder namun tidak segampang itu untuk Key percaya sekarang. Seolah-olah Ryder yang berdiri di hadapannya bukan Ryder yang pernah ia kenal.
"Mending lo pergi dari sini, gue gamau liat muka lo lagi!"
"Tapi Key-"
Pintu sudah di tutup rapat Key, sekarang ia tidak bisa berkata-kata lagi, Ryder tahu ini kesalahannya. Memang dirinya yang bersalah.