Prolog

17 3 6
                                    

Sekolah yang besar dan elit, Lina berjalan menuju kelasnya. Lina merupakan siswi baru di kelas 3 SMA, tinggal sendiri di sebuah apartemen elit yang berada di pusat kota. Menyusuri koridor sekolah Lina memperhatikan banyak yang memandangnya dengan pandangan meremehkan dan merendahkan dirinya, setelah melewati beberapa kelas Lina akhirnya sampai dikelasnya, Lina melihat bangku yang masih kosong dan duduk di sana.

Melihat Lina yang duduk di bangku kosong yang ada tepat di belakang, teman sekelas Lina memandangnya dengan terkejut seakan-akan dipikiran mereka "berani sekali dia duduk di bangku itu" Lina yang tidak paham hanya bisa mengabaikan dan mulai mengeluarkan buku beserta alat tulis lainnya.

Kriinggggg..... Suara bel pun berbunyi yang menandakan kelas akan segera di mulai.

Semua murid sudah duduk di bangku masing-masing, hanya saja bangku yang ada di samping Lina masih kosong "apa bangku di samping ku ini kosong ya?" Ucap Lina dalam hati. Guru pun masuk kedalam kelas dengan membawa buku absen ditangannya.

"Selamat pagi anak-anak" ucap guru itu setelah duduk di tempatnya.

"Pagi Bu" saut para murid

"Hari ini kita kedatangan teman baru, Lina maju kedepan, perkenalkan dirimu" ucap sang guru.

Lina pun berjalan kedepan dan dengan percaya diri mulai memperkenalkan dirinya, hingga di saat terakhir Lina ingin mengucapkan terimakasih, namun kata-katanya tidak sampai selesai dikarenakan ada seseorang yang memotongnya.

"Sorry gua telat" ucap orang itu yang ternyata seorang laki-laki.

"Rendy, kamu terlambat lagi. Berdiri di depan" ucap sang guru, kemudian ia melanjutkan "Lina silakan duduk" Lina yang sudah selesai dengan urusan memperkenalkan diri, iapun berjalan menuju bangku yang ia tempati.

Tanpa di sadari Rendy memandang Lina dengan tatapan yang sedikit menakutkan, matanya tidak lepas dari Lina sampai ia menoleh saat di panggil oleh guru yang ada disampingnya.

"Rendy, dari mana saja kamu? Kenapa baru datang?" Tanya sang guru.

"Oh ayolah tante, Tante tau sendiri kan klo Rendy mu ini tinggal sendiri dan belum terbiasa bangun pagi" ucapnya seakan mengejek.

"Rendy, panggil aku ibu bukan tante. Ingat ini disekolah" ucap ibu guru yang ternyata Tante Rendy itu sendiri.

Rendy tidak menjawab ia hanya memandang kedepan dan mata tajam itu memandang Lina. Lina yang merasa ada orang yang melihatnya akhirnya ia mengangkat kepalanya dan pandangan mata mereka bertemu. Wajah itu sangat tampan, Lina merasa baru kali ini ia melihat wajah yang begitu tampan, mata itu sangat tajam dan dingin seakan-akan siapa saja yang mengganggu dirinya orang itu wajib mati.













Gimana apakah lanjut?
Jangan lupa vote + komen. OK👍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Obsessive love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang