1. Marry Me(?)

751 79 11
                                    

—Sederhana, itulah yang mungkin tergambar didepan mata. Rumah dua tingkat yang nantinya akan Sunghoon tinggali dengan Heeseeung ekhm-suaminya disulap menjadi rumah bunga indah nan wangi.

Tidak banyak tamu undangan yang datang, karena mereka hanya mengundang beberapa teman saja, dan mungkin keluarga dekat. Terlihat di pojok sana sang suami sedang bercengkrama dengan teman kantornya.

Sunghoon berdiam diri, sesekali tersenyum menyapa tamu undangan.

"Kenapa diem aja? Ini hari bahagia lo" Ini Jake sobat dari jaman SMP nya dia.

"Sedih gue, lo lama banget ditoilet" rengutnya.

"Ehmm— itu tadi" dengan gelagapan

"Oh paham gue—" Sunghoon terkekeh geli, "—lo abis digarap, noh pacar lo lewat"

"Shhhttt, jangan kenceng-kenceng ege nanti yang lain denger, lagian cuma cium doang. Nanti yang nikah siapa yang digarap siapa, eh tapi lo udah siap belum digarap Heeseung?" Jake menyesali kalimat pertanyaan terakhir, pasalnya wajah mendung langsung ia temukan pada sahabatnya.

"Lo berharap apa sama perjodohan".

"Ya tapikan namanya udh nikah, pasti malamnya anu—"

"Hahaa... ga mungkin, udh ah laper gue. Yuk makan"

__________________________________

Benar saja, tidak terjadi apa-apa semalam. Mereka tidur sekamar hanya saja Sunghoon tidur disofa, ia saja tidak ingat kapan dia tidur. Perasaan dia sedang main game.

Ia mencoba melihat ke arah kasur seonggok tubuh Heeseung terbaring, tidak ia tidak kesal melihatnya. Dia sadar rumah ini milik Heeseung sebebas Heeseung saja mau ngapain.

Sunghoon beranjak dari sofa, untung sofanya empuk jadi punggungnya aman-aman saja. Ia dekati dan menyentuh piyama tidur Heeseung ditariknya pelan.

"Heeseung hmm ka heeseung bangun, lo kerja ga pagi ini? Takut telat" Heeseung membuka matanya. Sunghoon sadar sih ini pertanyaan gila, pengantin mana yang langsung kerja setelah kemarin hari pernikahannya, tapi sekali lagi, ini perjodohan.

"Kopi—" kata pertama heeseung yang Sunghoon dengar setelah ikrar kemarin.

"Hah? Oh iya, kopi sebentar." Sunghoon turun ke dapur dan menyeduh kopi instan yang memang sudah tersedia didapur. Rumah mereka sudah sepi tidak seperti kemarin, bundanya sudah pulang, ayah mertuanya juga sudah pulang. Hanya tinggal mereka saja disini berdua, untuk saja kemarin mereka memakai jasa wo + catring untuk jamuan. Jadi tidak perlu repot membersihkan sisa sisa acara pernikahan.

Lalu dengan tergesa menaiki tangga, membawanya ke kamar. Karena agak terburu-buru air kopi nya sedikit tumpah mengenai tangannya, "Nih kopi apasih pagi-pagi udh cium-cium gue? Gue kan maunya di cium Ka Heeseung bukan lo, panas tau."

Memasuki kamar yang kosong, hanya suara gemercik dikamar mandi. "Kak, kopinya"

"Apa gue kelamaan ya bikin kopinya?" Soal pertanyaan ada kerja apa ngga ke Heeseung, soalnya mereka sekantor cuma beda Divisi doang.

Kalau Sunghoon bagian penjualan, sedangkan Heeseung bagian Keuangan. Mereka sering bertemu tiap hari, karena setiap tiga hari sekali Sunghoon akan menghadap Heeseung untuk melaporka hasil penjualan mereka.

Sebenarnya Heeseung bisa saja mengambil posisi Ayahnya sebagai kepala perusahaan, namun ia menolak. Dia ingin merasakan dari menjadi karyawan dari bawah.

Sunghoon? Tentu saja dia mendapat cuti nikah selama 3 hari dari perusahaan, ya dia bisa leha-leha dirumah, sebelum nanti berkutat dengan penjualan.

Sedang asik membereskan kasur, Heeseung keluar dengan hanya mengenakan handuk di pinggang. Lalu melepasnya, untung saja Sunghoon langsung memalingkan wajahnya, Heeseung sialan, ya walaupun mereka sama, tapi tetap saja.

'Dia nih beneran ga lihat gue ya? Pakai baju dikamar mandi ke, apa mau pamer-pamer abs dia? Gue juga punya kali, walaupun belum kelihatan banget sih'

Dengan santainya Heeseung mengganti baju di depan Sunghoon. "Kopinya mana?"

"Itu, sudah dingin. Mau di angetin lagi ga?" . Pertanyaan Sunghoon mengudara, Heeseung langsung menyeruput kopinya begitu saja tanpa repot-repot menjawab pertanyaan Sunghoon.

"Dapat kado berapa, buka aja sekarang, amplopnya juga"

"Ga kerja?" Sunghoon bertanya.
"Cuti"

Heeseung mengambil plastik besar untuk sampah-sampah biar ga berserakan.

"Mau mandi dulu, kakak duluan saja buka"

Sunghoon mengambil handuk dan baju ganti, tidak mungkin kan dia mengganti baju didepan Heeseung? Malu.

Hanya butuh 30 menit untuk Sunghoon mandi, ia keluar dengan pakaian lengkap. Dia duduk bersila di hadapan Heeseung. "Ko belum di buka"

"Nunggu."
Sunghoon hanya mengangguk, lalu ikut membuka kado.

"Woah boneka? Puppy? Ko agak familiar ya? Hmm tau ah, gpp lucu..."

Heeseung menatap Sunghoon, sedikit berdehem untuk mengembalikan ekspresinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heeseung menatap Sunghoon, sedikit berdehem untuk mengembalikan ekspresinya.

Sunghoon lihat ya tadi Heeseung tersenyum.

"Dari siapa? Inikan pernikahan ngapain ngasih bonek dikira ulang tahun apa?"

"Ish, yaudah sih buatku ini kan, ga ada pengirimnya. Yaudah siapapun terimakasih"

"Itu isinya apa?" Sunghoon menunjuk kado yang dipegang Heeseung.

"Dua Tiket ke Jepang, sama—"
Heeseung menggeleng, Jay SIALAN.

"Sama apa?" Sunghoon penasaran akan sebuah kotak kecil yang ada dibawah tiket.

"Bukan apa-apa, hanya obat-obatan, untuk ke jepang" Sunghoon mengangguk saja.

"Udh dibuka amplop semuanya?"

"Sudah, ini uangnya kakak pegang. Gantiin uang tabungan kakak yang dipakai buat acara kemarin."

"Ga usah, simpan saja"

"Ga, kebanyakan itu dari rekan kerja kakak. Temanku tidak banyak yang hadir mereka mentransferkan amplopnya, sisanya kado"

"Ka maaf, kakak dipaksa bunda buat nikah sama aku, padahal aku sudah berusaha cegah bunda. Aku tau kakak merasa berhutang budi sama bunda karena dulu bunda cangkokin sedikit hatinya buat kakak, tapi seharusnya kakak nolak saja."

Diam.

"3 bulan. Tunggu sampe tiga bulan, aku bakal bilang ke bunda kalau pernikahan kita tidak berjalan sesuai rencana bunda. Setelah itu kita akan cerai"

Setelahnya Sunghoon bangkit dan membawa plastik sampah keluar.

'Bener ga sih gue ngomong begitu, kenapa dia diam saja sih, respon iya ke, tolak ke. Dia sebenernya serius ga sih suami gue, suami terpaksa anjir, ya senggaknya dia suami gue, tau ah pusing'

Kkeut~

____________________________________

Hallo, ini awal mula sebelum "Kak, ayo cerai"
Mian kalau banyak kekurangannya. Udh lama banget ga nulis wp. Dulu ini akun pinkishlova dulu nulis kukpi xoxo.

Boleh lihat versi pov slide di akun tiktok @hihunhoheng
Thanks.

Kamu-Kita | ENHYPEN HeehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang