[Bagian 1] - Penyangkalan

13 2 4
                                    

"Maaf ya, tapi kayaknya kita mending udahan aja".

Itu adalah suatu kalimat yang terakhir kali kudengar dari pacar bukan, mantanku.

"Kayaknya, aku diputusin? Maksudnya udahan itu kayak gimana sih? Kayak di undur dulu gak sih? Makanya dia bilang 'udahan' dari pada bilang 'putus' . Yep, kayaknya itu sih yang dia maksud, kayaknya." Itu yang kupikirkan pada saat itu.

Maybe karena aku terlalu clueless, atau udah kelamaan single hingga pada akhirnya aku udah sampai pada tahap hopeless romantic yang membuat diriku sendiri sampe kebingungan dengan apa yang mantan gw ucapkan pada saat itu.

"I mean, serius nih, gw diputusin dalam waktu seminggu doang?" ucap diriku di dalam hati.

Sejujurnya, gw bingung bagaimana cara bereaksi dengan kalimat "kita udahan" itu.

Sebenarnya gw paham bahwa dia aslinya pengen break-up sama gw. Tapi ya rasanya kayak... menolak percaya aja gitu. Makanya aku buat-buat alasan dan konklusi yang menganggap bahwa aslinya itu dia pengen rehat dari hubungan relationship yang kita jalin bersama. Padahal aslinya aku udah tau dari awal, bahwa dia mutusin gw.

"Eh ga mungkin ga ya? Masa beneran kayak gitu sih? Ini baru satu minggu loh" ucapku, lagi.

Hingga pada titik ini pun, aku terbaring dalam tempat tidurku, merasa denial dengan situasi yang kuhadapi saat ini. Namun, baiklah. Mari aku akan menjelaskan situasinya dengan lebih baik.

Jadi, aku menyukai seorang kakak kelas di SMA Swasta yang saat ini aku jalani. Dia adalah seorang gadis yang berkarakter layaknya... kakak kelas. Hmm, bagaimana ya cara gw jelasinnya? Ya.. kayak gitu deh. Eh kayaknya makin gak jelas deh ya?

Oke akan gw jelasin lagi. Jadi pada dasarnya berkarakter seperti "kakak kelas" itu bertingkah layaknya seorang gadis yang bersikap dewasa, namun tidak cukup dewasa untuk dikategorikan "wanita dewasa", mengerti? Ya pada dasarnya seperti itu deh, aku tidak bisa menjelaskannya dengan kata-kata yang akurat. Seperti itulah gadis karakter gadis yang kusukai.

Nama gadis itu adalah Rinda, dia adalah seorang gadis berusia 17 tahun yang saat ini bangku kelas 11 SMA. Dan namaku adalah Rean, aku adalah seorang cowok yang saat ini berusia 16 tahun yang saat ini duduk di bangku kelas 10 SMA. Awal pertama aku mengenalnya itu ketika aku sedang duduk di bangku kantin, sendirian, dan alasan kenapa aku masih sendirian ya karena aku belum memiliki seorang teman untuk diajak bicara. Itulah alasan kenapa aku datang ke kantin sendirian.

Di saat aku sedang duduk menyantap sebuah makanan yang aku beli di kantin dan duduk di sekitar sana, dia pun datang menghampiriku dan menanyakan beberapa hal tentangku.

"Permisi, kayaknya aku kayak belum pernah liat kamu di SMA ini sebelumnya. By any chance, apakah kamu seorang murid baru di SMA ini?" ucap Rinda ketika dengan penasaran.

Di saat itu, aku berpikir. "By any chance? Ini cewek beneran nyelipin kata Bahasa Inggris?" dan dengan spontan, aku pun membalas ucapannya: "Iya, aku murid baru di SMA ini, kenapa emangnya?"

"Oh, ngga, gapapa. Aku cuman penasaran, soalnya aku cuman gak familiar dengan wajah kamu. Kayak.. gak pernah liat gitu." ucap Rinda dengan ekspresi penasaran.

Aku pun bingung, terheran-heran dengan kenapa ada seorang kakak kelas yang menghampiriku dan melontarkan suatu pertanyaan dengan menyelipkan beberapa kata Bahasa Inggris di dalamnya. Namun karena aku tidak ingin terlalu melanjutkan percakapan dengan menanyakan alasan kenapa dia menyelipkan Bahasa Inggris ketika berbicara, aku pun lanjut menjawab ucapannya dengan "Oh..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketidakpahaman RomansaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang