BAB 2:TRAUMA RASA SAKIT

21 14 3
                                    

                       TRAUMA RASA SAKIT
Tin
Tin

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam, ayah, " Eliza yang baru turun dari kamarnya di lantai dua melangkah mendekati ayahnya DANU RAHARDIAN yang baru saja pulang dari perusahaan,Eliza langsung menciun tangan ayahnya

"Mama, sama kakak kamu mana? " Tanya danu

"Mama sama kak arsyila ada di dapur. " Jawab Eliza

Eliza adalah anak bungsu dari empat bersaudara, dua kakak kembar ZARINA dan ARSYILA. Zarina anak pertama sekarang tinggal di medan bersama suaminya aldi dan anak ketiga SAMUDRA kuliah di luar negri. Di rumah Eliza hanya tinggal bersama Danu ayahnya, Dira ibunya, dan kakaknya Arsyila yang bekerja sebagai dosen.

"Ayah udah pulang, mau mandi atau makan dulu? " 

Eliza dan Danu menoleh mendengar suara Dira

"Makan dulu deh ayah udah laper banget. "

Ketiganya pun melangkah menuju meja makan. Semua menikmati makan malam tanpa ada percakapan. Usai makan dan membantu membereskan alat maka  yang kotor Eliza segera kembali ke kamar ia ingin segera tidur.

Derrt
Derrt

Suara dering ponsel membuat Eliza mengurungkan niatnya apalagi saat melihat nama yang tertera. Entah mengapa ayah dan anak itu selalu menggangu hidupnya, jika bukan Farel maka Rio ayah Farel yang menelfon. Dengan berat hati Eliza mengangkat telfon Rio

"Halo Eliza selamat malam, apa kamu sibuk sekarang? " Tabya Rio basa basi

"Malam om, aku baru aja mau tidur. " Jawab Eliza jujur, ia memang sudah mengantuk.

"Sebelumnya om mau minta maaf sudah ganggu jan tidur kamu. " Ujar Rio tidak enak hati.

"Enggak papa kok om, ada apa ya om nelfon saya malam malam? " Tanya Eliza to the point

"Begini nak Eliza kamu tau nggak Farel di mana, soalnya sejak beberapa bulan ini dia jarang pulang ke rumah om khawatir sama keadaan dia. Om takutnya dia itu kena pergaulan bebas  atau dia kenapa napa di luar sana kamu tau sendiri kan bagaimana anak anak muda di luar sana. "

Eliza mengerti bagaimana khawatirnya Rio terhadap putra tunggalnya itu, apalagi ia hanya memiliki putranya seorang,istrinya sudah meninggal lama.

"Kalau boleh om minta tolong kamu bisa tolong tanyain ke Farel besok di sekolah suruh dia pulang, selama ini kan dia selalu dengerin kamu. Om sebenernya udah coba telfon dia tapi nggak pernah di angkat. "

Terdengar jelas Kekhawatiran Rio namun Eliza sudah tidak ingin lagi berurusan dengan Farel.

"Om udah coba telfon temen temennya Farel? "
Eliza berusaha mencari alasan agar ia tidak di minta untuk mencari Farel, sudah cukup ia tidak ingin lagi bersangkutan dengan pria itu
Kata posesif selalu terngiang di kepalanya.

"Om udah coba telfon  semua temannya yang om kenal tapi mereka semua nggak tahu Farel di mana. " Rio benar benar pusing menghadapi putranya itu dan satu satunya orang yang bisa membantunya saat ini hanya Eliza"Eliza om minta tolong banget sama kamu, kamu kan pcaranya Farel dia cuman mau dengerin omongan kamu. "

Deg

Eliza terdiam mendengar Rio mengatakan  pacar apakah Rio tidak tahu jika ia dan Farel sudah putus beberpa bulan lalu.

"Emm ta tapi om Aku sama Farel-"

"Eh Eliza maaf ya telfonnya om tutup dulu soalnya ada klien om yang nelfon, besok jangan lupa sampein ke Farel suruh dia pulang. Om tutup dulu ya, maaf mengganggu kamu malam malam. "

LOVE SHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang