8. Bad Day

148 26 3
                                    

Happy Reading
Jangan lupa vote dan coment nya ya



Lakta yang sekarang sedang duduk di meja makan dengan kedua orang tuanya, situasi ini cukup canggung baginya. Lantaran tumben sekali Damian dan Serra berada di rumah pada saat jam makan malam, biasanya Lakta hanya makan malam dengan salah satu orang tuanya atau bahkan seorang diri dan menurutnya itu lebih baik dibandingkan harus makan malam dengan anggota keluarga yang lengkap seperti ini, bahkan menyebut ini keluarga rasanya Lakta enggan

"Lakta, nanti kuliah ambil jurusan dokter. Untuk spesialisnya itu terserah." Ucap Damian dengan menatap lekat mata anaknya itu

"Lakta mau coba ambil hukum."

"Kenapa?" tanya Damian yang semakin menatap tajam

Lakta rasanya ingin menghilang saja dari meja makan ini dan berlari menuju kamar atau bahkan menuju rumah Zaen dan Zavell yang ada di sebelah rumahnya dan bermain dengan Leano

"Lakta, papa tanya." tekan Damian

"Lakta merasa cocok aja kalau ambil hukum."

"Zaen ambil apa?" Tanya Damian yang membuat Lakta seketika murung

"Dokter." Sebab pada dasarnya Zaen memang sudah akan menetapkan dirinya untuk mengambil jurusan kedokteran karena mendiang ayah Zaen dulu adalah dokter dan pemilik rumah sakit terkenal di Jakarta, dan pasti Zaen akan melanjutkan apa yang sudah ditinggalkan oleh orang tuanya. diluar daripada itu Zaen memang ada minat di dunia kedokteran

"Kamu pikir kalau Zaen itu dokter terus kamu bukan dokter, Zaen mau sama kamu?" Tanya Damian yang dengan sadar benar-benar melukai perasaan Lakta

"Mas, biarin Lakta memilih masa depannya sendiri." Ucap Serra berusaha mendukung anaknya

"Nggak, ini nggak cuman masalah masa depan Lakta aja tapi ini jug masa depan buat anak-anak Lakta nanti. Dan semua harus berjalan sesuai semestinya."

"Tapi pa, mendiang Tante Brriana juga bukan dokter."

"Ayahnya Brianna itu kerjanya apa?" Tanya Damian yang sebenarnya ia sudah tahu bahwa ayah dari Brianna juga seorang dokter yang dimana pertanyaan itu hanya untuk membuat anaknya semakin sadar

"Iya pa, aku paham."

"Kamu tahu kan, kalau papa ini bukan dokter. Jadi kamu sebisa mungkin harus bisa buat diri kamu pantas dan berharga untuk orang lain." tekan Damian yang hanya bisa diangguki pasrah

"Sudah, ayo Lakta makan dulu." Ucap Serra lembut

"Serra, kamu juga mulai sekarang kurangi tawaran model iklan kamu atau apapun itu dan mulai fokus sama Lakta." Ucap Damian tegas

Serra hanya menghela nafas dan mengangguk, toh dirinya juga tidak bisa berargumen apapun. Lebih tepatnya tidak akan pernah diterima argumennya

"Pa." panggil Lakta lagi

"Hm?"

"Kalau dokter gigi boleh?"

Damian diam sebentar untuk berpikir, "Tapi tetap lanjut spesialis."

Lakta mengangguk sepertinya dokter gigi tidak terlalu buruk

(belum tau aja kamu dek, kedokteran gigi itu seperti kuliah sambil nukang😭😭)

🍒🍒🍒

Elliot pemuda usia 23 tahun itu yang sudah menjabat sebagai CEO dari salah satu cabang perusahaan Leonard, pemuda itu kini tengah duduk di balkon kamar sembari memetik gitar kesukaannya dan sesekali bersenandung menyanyikan lagu-lagu yang terlintas di pikiran, hingga panggilan pelan seseorang membuatnya menoleh

Eirene Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang