sixteenth chapter 🍒

222 16 3
                                    

Seseorang menatap penuh dendam kearah Rafael " Lo bakal mati Rafiel. Gue ga bakal biarin Lo rebut mereka dari gw. "

****

Dengan wajah datar Rafael berkata "Albian, There are many two-faced people in this world. But I just remind you that there is a traitor near you."

( Albian, banyak orang yang bermuka dua di dunia ini. Tapi aku hanya mengingatkan bahwa ada seorang pengkhianat didekat mu. )

Kemudian Rafael pergi dari sana, saat melihat itu Axel juga mengikutinya. Sebelum pergi Axel melontarkan kata ejekan pada Albian dkk.

"If you're still a kid, there's no need to sing along, kid" ujar Axel pergi dari sana

( Masih bocil ga usah belagu ya, cil. )

"Sial. Kenapa semua rencana ku gagal?" Batin Allen kesal

Kembali ke Rafael

Rafael memandang datar papan tulis. Sungguh dia sangat malas untuk belajar materi anak SMA seperti ini, jangan lupa dia adalah seorang laki-laki yang hampir kepala 3 jadi dia malas belajar lagi.

Dirinya memilih untuk menelungkupkan kepalanya pada lipatan tangannya. Memilih tidur sampai jam istirahat tiba, Axel yang melihat itu tak menganggu tidur Abang tertuanya. Dirinya memilih menutupi badan Rafael dengan jaket yang dirinya bawa.

Ting tong

"Happy break to all the students, I hope you have happy eyes and stories.. Ting... Tong.."

( Selamat istirahat untuk para murid murid semua, semoga kalian tatap bahagia dan juga cerita..  Ting.. tong.. )


Suara bel berbunyi pertanda jam istirahat sudah tiba. Axel dan yang lain menatap Rafael yang sedang tertidur, Sagara menghelan nafas dirinya menatap ketiga adiknya.

"Biarkan bang fael istirahat, gue sama El yang bakal kekantin. Dan kalian berdua jaga bang fael disini." Ujar Sagara menarik kerah belakang Elvino

Yang ditarik hanya pasrah tapi masih dengan wajah datarnya, Leo menarik satu kursi disamping Alex.

Hening melanda, sebelum suara perkelahian masuk keindra pendengaran mereka. Leo dan Axel saling tatap, kemudian Leo bangkit dari tempat duduknya untuk melihat apa yang sedang terjadi sekarang.

Bisa Leo lihat seseorang tengah di pukuli oleh segerombolan orang. Sebenarnya Leo hanya acuh tak acuh dan ingin kembali masuk namun, saat melihat orang yg dipukuli membuat Leo murka. Tiba tiba..

Bruk

Leo memukul salah satu orang itu "hei dude. Berani sekali mengusik seseorang yang seharusnya tidak kalian usik." Sarkas Leo

Mereka langsung mundur, Leo tau persis siapa mereka. mereka adalah Kaynen dkk. Leo menatap tajam kearah Allen untuk kesekian kalinya Leo sangat muak dengan wajah Bajingan satu ini.

Leo membantu orang yang di pukuli tadi "Your okay, darling? Sorry If you're late, Jay." ujar Leo dengan nada lembut

Yap, kalian benar orang yang dipukuli oleh Kaynen dkk adalah Jayden. Itulah yang membuat Leo murka dan memukul salah satu sahabat Kaynen.

"It's okay, brother. I'm fine" balas Jay mengusap sudut mulutnya yang terluka.

"What is this? Is there anything you want to explain about all this Jayden? or Leo?" suara dingin mengalihkan tatapan mereka semua

( Ada apa ini? Ada yang mau kalian jelaskan tentang ini semua Jayden? Atau Leo? )

Deg.

Jantung Leo berdetak kencang. Leo bisa melihat bahwa disana ada Rafael dengan wajah datarnya dan dibelakangnya ada Axel yang juga sama datar nya dengan Rafael.

"A Abang" gugup Leo namun masih dengan wajah datarnya

Axel berjalan mendekati Jayden. Menatap beberapa memar yang ada di sekitar wajah Jay dan berkata "Luka, memar, darah, perkelahian." Singkat Axel

Rafael mengangguk singkat. Dirinya memandang datar Kaynen "Apa kalian melupakan peringatan yang sudah saya berikan, Kaynen." Dinginnya

"Apa yang Lo maksud? Peringatan? Cih. Lucu sekali omongan mu." Sarkas Kelvin Jayden Martinez. Salah satu teman/ sahabat dari Kaynen.

Alis Axel terangkat "See? Apa ini cara mu berbicara dengan yang lebih tua, bocah.?" Tanya sinis Axel

Puk

Sebuah tepukan dilayangkan Axel pada bahu Kelvin "Benahi dulu bahasa mu. Sebelum ku robek mulut sampah mu itu, dude." Dingin Axel

Mendengar itu Kelvin langsung terdiam. Namun, tiba tiba saja ada yang menepis tangan Axel dari pundak Kelvin.

"Singkirkan tangan mu Dari adik ku." Dingin orang itu. Dia adalah, Reno Klein Martinez.

Axel menatap remeh kearah Reno "Ck. perusak." Kesal Axel

"Ekhm. Are you guys done arguing?" Suara dingin Rafael mengudara

( Apakah kalian sudah selesai berdebat? )

Mendengar itu Axel mundur. Rafael menatap datar kearah Reno "ini. bukan. urusan mu." Tekan Rafael dingin

Reno mengangkat sebelah alisnya "This is clearly my business." Balas Reno

( Ini jelas urusan ku )

Rafael terkekeh "Are you serious?" remeh Rafael

Keduanya sama-sama mengeluarkan hawa dingin mereka. Semua orang yang ada disana dibuat merinding dengan percakapan dan hawa dari keduanya.

Rafael berjalan menuju kearah Reno "Stupid." Hina Rafael

"Tak sopan." balas Reno dingin

Rafael menatap sinis Reno "Who are you? That I have to speak politely to you?" Sarkas Rafael

( Siapa kau? Hingga saya harus berbicara sopan terhadapmu? )

"Aku senior mu." Datar Reno

"Gue ga perduli." Dingin Rafael

Sebelum Reno menjawab ucapan Rafael sebuah Suara memotong ucapannya.

"Kamu- "

"Ada apa ini?" Suara seseorang mengudara, membuat semua orang langsung memusatkan perhatian mereka kepada orang yg baru saja berbicara itu.

****

Hi, hehehe maafken author ya karena lama ga update 👀

Sibuk author tuh jadi ga sempet, nanti deh author mulai rajin up di sini hehe.. sorry ya💋

















Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 16, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Benitez Or Sapphire. ( Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang