Asahi hanya menginginkan cinta dan kehangatan keluarga, namun dari ayahnya, yang ia temui hanyalah kemarahan. Di tengah luka yang ditinggalkan sang ayah, Asahi menemukan pelukan penuh kasih dari bundanya.
"Kenapa Ayah membenciku? Apa aku memang sala...
Tidak ada yang tahu kapan kebencian itu mulai tumbuh. Bagi Asahi, rumah bukanlah tempat yang penuh tawa dan kebahagiaan seperti yang diceritakan di dongeng. Bagi anak empat tahun itu, rumah adalah tempat di mana dia merasa paling kesepian.
Ayahnya, Bobby, selalu memandangnya dengan tatapan dingin. Kata-kata yang keluar dari mulut sang ayah penuh dengan kemarahan, seakan setiap langkah yang diambil Asahi adalah kesalahan. Tapi di sisi lain, ada Dara—ibunya yang selalu melindungi dan mencintainya, seolah pelukan lembutnya adalah satu-satunya benteng dari rasa sakit yang terus menghantam.
Chaeyoung, kakak perempuan Asahi, sering berada di antara mereka—berusaha menenangkan, tapi juga diam-diam terluka melihat adiknya yang begitu dibenci oleh ayah mereka.
Malam itu, saat hujan deras menghantam jendela kamar Asahi, dia bertanya dalam hatinya, "Kenapa Ayah membenciku?"
Dan di situlah perjalanan Asahi dimulai, mencari jawaban yang mungkin tidak pernah bisa ia temukan.
Prolog ini menekankan hubungan yang retak antara Asahi dan ayahnya, namun juga menyoroti cinta dari ibunya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
