EIGHT

1.7K 76 2
                                    

Besok adalah hari minggu. Hari yang paling dinantikan oleh Seline. Kedua orang tuannya akan segera menyusulnya kesini dan Seline akan kembali bertemu dengan mereka. Rasanya rindu sekali sudah satu minggu tidak bertemu dengan orang tuanya.

Seline sedang asyik bertelfonan bersama Yun Seo. Akhir akhir ini mereka sangat jarang untuk hanya sekedar memberi kabar. Mungkin lebih tepatnya banyak beberapa pesan dan panggilan yang selalu Seline abaikan. Bukan Seline lupa kepada pacarnya, tetapi Seline merasa hidupnya disana dan disini sekarang sangatlah jauh berbeda.

"Besok aku akan pindah ke rumah masa kecilku dengan ayah dan bunda." Ujar Seline begitu riang.

Terdengar tawa kecil dari Yun Seo. "Kau senang?"

"Sangat senang."

"Aku berharap kau selalu senang disana sayang."

Mendengar ucapan Yun Seo yang begitu lembut membuat Seline yang tadi tertawa menjadi ingin menangis. Seline merindukan Yun Seo nya. Seseorang yang sudah menjalin hubungan dengannya lebih dari satu tahun. Sikap nya yang dewasa, yang begitu sangat perhatian padanya. Bahkan Seline tidak pernah merasa seberuntung ini saat memiliki pasangan. Yun Seo adalah pasangan terbaiknya.

"Sayang? Kenapa diam?"

"Aku merindukanmu mu. Sangat."

"Aku lebih merindukanmu. Setiap hari, aku selalu berdoa, semoga kau disana selalu bahagia meskipun tidak ada aku bersamamu."

Tangisan yang Seline tahan pun luruh juga. Jika dia tidak pindah, mereka masih bisa bertemu setiap hari. Mereka tidak perlu berhubungan jarak jauh begini. Jujur saja, Seline tidak tega harus meninggalkan Yun Seo. Namun ini juga bukan keputusan dirinya sendiri.

—————

"Halo, kenapa ma?" Seline yang sedang mengeringkan rambut tiba tiba saja mendapatkan panggilan telfon dari Arne.

"Kamu dimana sayang?"

"Dirumah."

"Arga udah sampe rumah?" Seline terdiam. Bukannya Arga akan kembali masih beberapa hari lagi? Bahkan ini hanya baru tiga hari loh.

"Eh? Aku nggak tahu ma."

"Arga pulang Sel. Katanya dia sakit. Tapi mama lagi anterin Oma ke Bandung. Sarga juga pasti belum pulang soalnya nginep dirumah Dewa." Terdengar Arne menghela nafas. Kok perasaan Seline menjadi tidak enak ya?

"Kamu bisa nggak, kalo lihat Arga? Terus suruh makan dulu nanti minum obat." Seline memejamkan matanya. Tuhkan firasat nya benar!

Karena tidak enak hati jika menolak, akhirnya Seline menyanggupi. Dan panggilan pun terputus.

Arghh. Baru saja kemarin dan tadi pagi dirinya merasa senang sekarang sudah memburuk kembali. Bayangkan saja Seline harus menyuruh Arga untuk makan dan minum obat? Baru masuk kamar Arga saja sudah syukur jika tidak diusir.

Tidak mungkin juga jika Seline tidak melakukan perintah Arne. Dia sendiri sudah menyanggupinya. Seline mengacak rambutnya frustasi lalu melangkah meninggalkan kamarnya menuju kamar Arga.

"Eh biii. Tungguu." Seline menghentikan pelayan yang akan masuk ke kamar Arga dengan membawa nampan makanan. "Kak Arga udah sampe?" Bi Sarti mengangguk.

"Sama aku aja bi." Seline mengambil nampan tersebut. "Eh nggak apa apa non?" Seline tersenyum lalu menggeleng.

Seline menegakan tubuhnya menatap pintu kamar Arga yang tertutup. "Tenang Sel tenang. Kamu cuman harus nyuruh minum obat sama makan. Habis itu pergi." Seline membuka pintunya pelan yang ternyata tidak terkunci.

ARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang