ternyata, itu kamu ya?

31 14 7
                                    

Selamat, karena kamu akan segera mencintai tokoh utamaku.


...

"Mas Rangga!"pekik dua bocil kembar melambai-lambai kan tangan. Membuat sang empu menoleh dan tersenyum kearah dua gadis kembar itu.

Yang di lemparkan senyuman semanis madu itu adalah adik-adiknya. Tetapi, mengapa jantungnya yang berdegup dengan kencang?

Ini adalah tentang kisah nyata, seorang manusia yang benar-benar jatuh hati pada seseorang yang memiliki mata teduh, dan senyuman yang menenangkan.

Aku menjadikanmu aksara, pada kata yang tak sanggup diucapkan, pada rasa yang tak sanggup di rasakan.

Ini tentang seorang manusia, yang jatuh hati pada manusia, juga jatuh hati pada nabastala.

Entah nabastala yang akan lebih indah dari pantulan bola matamu, atau kamu yang akan lebih indah jika nabastala berada tepat di atasmu.

Lengkara tersenyum, saat isi kepalanya merangkai kata untuk sosok laki-laki yang berada tepat di depannya.

Seorang laki-laki berparas manis, dengan berperawakan tinggi, hidungnya yang mancung, dan suara khas Jawa nya. Bagaimana bisa seorang lengkara tak menyukainya?

"Kara.."

"Kara?"

"Lengkara!" Kara tersadar dari lamunannya.

Ah, ternyata ia sedang melamun. Karena berhadapan dengan orang yang ia sukai, setelah sekian lama. Membuat fikirannya kacau begini.

"A-ah, iya, hah?" Kini ia sudah seperti orang bodoh, entah seperti apa wajahnya di depan orang yang ia sukai.

"Pftt, kamu kenapa toh, ra?." Pria yang di sukai kara itu, memiringkan kepalanya menatap mata coklat milik lengkara, dengan tersenyum.

Gadis yang di tatap malah melotot terkejut, apa-apaan? Tidak sopan. Hampir saja jantungnya jatuh ke perut.

Setidaknya kalau mau tersenyum seperti itu, beri aba-aba dulu dong!

"E-enggak kok hehe, i-ituu tadi aku lagi liatt..Ah senja, Iya senja! Wah, senjanya cantik banget ya!" Pekik kara menutupi perasaannya, dengan heboh.

Satu keluarga besarnya menatap aneh kearah gadis itu, bagaimana tidak? Lengkara yang beberapa jam pendiam itu tiba-tiba bersikap aneh.

"Mana senja nya? Ini kan udah malam, langitnya gelap lho, kak." Hana, adik kembarnya itu mengikuti arah pandang lengkara dengan wajah datar.

Lengkara merutuki kebodohannya sendiri, bisa-bisanya ia melakukan hal bodoh di depan Rangga. Bagaimana jika laki-laki itu menganggapnya aneh?

"Wah, jangan-jangan, kak kara!" Pekik Hani, menutup mulutnya, seakan terkejut. Padahal ia menyeringai seakan sudah tau sebuah rahasia besar yang di sembunyikan lengkara.

Gawat, apakah wajahnya terlihat terlalu kentara bahwa ia menyukai Rangga?

"J-jangan-jangan apa sih!?" Kara tersentak, bagaimana ini? Apa ia akan ketahuan.

"Jangan-jangan kak kara suka sama hmpp" sebelum adiknya yang ember itu memberitahu keluarganya, ia sudah lebih dulu membekap adiknya dan menjepit kepala adiknya dengan gemas.

"Berisik!." Lengkara yang gemas menjitak kepala Hani dengan pelan.

"Hmpp huek ketek kakak bau nyong nyong!." Pekik Hani membuat raut wajah mau muntah.

Lengkara yang di tuduh
seperti itu, melotot tak terima.
"Sembarangan kamu kalo ngomong, sini kamu!." Kara mengangkat sedikit rok nya dan bersiap mengejar Hani, adiknya yang paling ember diantara keluarganya.

"Gak mau, bundaa tolongin Hani bunda!." Teriak Hani menggelegar, membuat seisi ruangan hidup. Dan yang mendengarnya pun hanya bisa menggelengkan kepalanya frustasi.

Akhirnya, terjadi lah aksi kejar-kejaran antara antara kak Ros dan ipil. Namun Hani memelankan larinya dan berbisik pada telinga lengkara yang tertutup Khimar.
"Kakak berhutang penjelasan, sama aku."Hani, dengan tatapan yang menuntut penjelasan.

Membuat lengkara, tersenyum. Bagaikan logo kumon.

....

Spoiler time!

"Kalau bumi ini hancur, siapa yang akan kamu cari lebih dulu, nan?"

"Kalau bumi ini hancur, kita sudah mati." Ucap anak laki-laki berusia 12 tahun itu, membuat teman sebayanya jengkel.

"Ck, iya sih gak salah, tapi kan misalnya lho nan, orang yang pertama kali kamu cari itu, siapa?"

"Orang yang pertama kali aku cari..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

surat cinta untuk lengkaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang