19

32 5 2
                                    

"Nghh.."

"Lihat dia sudah bangun"

"Ya iyalah,kau pikir dia mati?!"

"Gadis cantik~"

"Apakah dia yang kau maksud,Akaza-dono?"

"Hn"

"Mã mã,dia darah Marechi bukan? bisakah kita memakannya?"

"'Dia' tidak mau gadis ini di makan siapapun,entah apa jalan pikirannya "

"Tidak asik!"


Semua orang— apakah bisa di sebut orang para makhluk abstrak ini?

Semua tatapan mahkluk itu tertuju pada gadis yang baru saja bangun,mereka menatap gadis itu dengan rasa penasaran.

Sedangkan sang gadis tetap diam,perlahan duduk sambil memegangi tengkuk lehernya yang sakit.

Mata gadis itu perlahan melihat ke arah makhluk-makhluk itu,namun ekspresi yang dikeluarkan nya hanya datar.

Salah satu makhluk dengan enam mata mendekat ke arah gadis itu. Kukoshibo.

Kukoshibo mendekat,lalu bersimpuh di samping sang gadis, menatapnya dengan 6 mata merahnya.

(Name),sang gadis itu; ia terdiam sejenak,menatap balik kukoshibo,tidak ada rasa takut dalam dirinya.

(Name) Diam sejenak,sebelum tatapannya berhenti pada mahkluk berambut pink. Akaza.

(Name) Mengerutkan kening,'apa-apaan ini..'

Srakkk

Drakk

Bukk

Tiba-tiba saja sebuah sulur muncul dan langsung mengikat (Name).

Mata (Name) melebar, tak kalah saat merasakan sulur-sulur itu memiliki duri tajam yang membuat kulitnya tergores.

"Ahk.."ringis (Name) pelan.

Tak memperdulikan si gadis,semua mahkluk berbalik dan langsung bersimpuh saat seekor raja iblis muncul di balik kabut tipis.

"Bawah dia mendekat."

"Baiklah.."

Sulur-sulur itu tiba-tiba bergerak dan langsung mendorong (Name) maju,dengan beberapa sulur yang masih melilitnya.

Sang raja iblis, Kibutsuji Muzan; perlahan mendekat,tangan nya bergerak mensuk sedikit dagu (Name) untuk membuatnya mendongak.

"Ugh..apa mau mu." Ucap (Name) meringis pelan.

"Aku dengar...kau mempunyai sihir hebat ya.. bergabunglah dengan ku"

"Apa maksudmu."

Jujur saja,(Name) tak tau apa yang dimaksud makhluk didepan nya ini.

"Bergabunglah dengan ku menjadi Iblis."

"Iblis...aku tidak mau. Let me go— AHKK!"

Ucapan nya tak di selesaikan,saat sebuah cakaran melayang dan langsung menggores bagian perutnya. Goresannya tak membuat isi perutnya keluar,namun dapat membuat banyak darah yang mulai berceceran.

Semua iblis di sana menahan napsu,mencium buah darah Marechi yang terbuang sia-sia itu.

Darah yang terkena sedikit di kuku runcing Muzan,ia jilat sedikit,matanya menggelap menatap (Name).

"Jika kau tak ingin bergabung,beri tau aku dimana kediaman Ubuyashiki."

(Name) Diam, sejujurnya tidak ada perjanjian diantar dia dan juga Ubuyashiki Kagaya,namun entah kenapa mulutnya mengatakan ,"Aku tidak tau."

SRAKK

"AHKK"

Sebuah serangan kembali melayang,mencakar bagian dadanya.

"Beritahu aku."

"Tidak akan—AHHKK!!"

Brakk

Bukk

Srakk
















"Aamon?Ada apa?"

"Aku tidak tau..Firasat ku buruk.."

Mereka kini berada di sebuah gubuk tua yang ditemukan Benedetta.

Semuanya sedang beristirahat disana,dengan api unggun kecil untuk menghangatkan.

"Kak,aku tidak yakin,tapi aku juga...ada yang buruk.." ucap Gusion.

Aamon gelisah,namun tertutup oleh ekspresi datar yang tak pernah luntur itu.

"Lalu? Kita apakan mahkluk ini?"

Ucap Natalia melihat ke arah pemuda berambut kuning itu.

Valentina diam,menatap dengan teliti pemuda itu,"dia seperti memakai seragam,tadi dia juga membawa pedang, apakah dia samurai?"

"Bisa saja"

Balas Benedetta.

"Malam ini kita istirahat saja dulu,kasian Harith,dia masih tergolong anak-anak." Ucap Cici melihat harith yang tertidur bersandar pada Natan.

"Ya..tidak buruk.."

Srakk

Kpak

Trak

Aamon perlahan menoleh ke arah luar gubuk, pendengaran nya mendengar sesuatu.

"Kalian istirahat saja dulu,Natalia akan menjaga di sini,aku dan tuan Aamon akan melihat kedepan." Ucap Benedetta mengambil pedang nya.

Mereka berdua perlahan keluar dari gubuk, melihat sekeliling dengan teliti.

Tapi tatapan mereka berhenti, melihat banyak mata merah di dalam kegelapan.

Srak

Tak

Srak

Makhluk-makhluk itu perlaha menampakkan diri, wujudnya berbeda-beda.

"Apakah mereka iblis..." Gumam Aamon.

"Iblis?"

Benedetta menyeringai lebar.

"Hajar mereka, waspada dan tetap hati-hati."

"Baiklah.."

T.b.c

The dark moonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang