Di era baru, yang mana berbagai macam teknologi rakitan para genius sudah kian berkembang menjadi lebih canggih dan mendunia dengan mudah, Halloween yang tadinya hanya populer di negara-negara barat pun turut meluas. Merambah hingga ke Asia, dan secara alami mengalami berbagai perubahan ataupun modifikasi tanpa sungguh-sungguh mengenal sejarah asal-usulnya.
Halloween awal mulanya berasal dari festival Celtic Kuno. Bangsa Celtic hidup dua ribu tahun lalu dan kebanyakan tinggal di wilayah yang sekarang menjadi negara Prancis bagian utara, Inggris serta Irlandia. Bangsa tersebut merayakan tahun baru pada tanggal 1 November. Saat malam tahun baru pada tanggal 31 Oktober, orang Celtic merayakan Samhain yaitu memperingati kedatangan arwah orang mati yang kembali ke bumi.
Di Indonesia secara umum, perayaan Halloween kurang populer, selain karena bukan budaya lokal ada juga anggapan bahwa Halloween bertentangan dengan norma-norma tertentu yang telah melekat erat di dalam masyarakat. Namun, bukan berarti sama sekali tidak ada yang merayakannya, tentu saja akan selalu ada. Biasanya, mereka merayakan hanya karena ikut-ikutan atau untuk seru-seruan.
Bagi siswa-siswi SMA Bina Putra-Putri Bangsa pun hanya seperti itulah makna Halloween, tidak lebih sebagai ajang bersenang-senang dan pamer kostum terbaik dalam kategori seram atau menakutkan. Jauh dari konteks dasar perayaan Halloween yang sebenarnya.
Bara sebagai ketua organisasi siswa, sebenarnya sama sekali tidak pernah berpikir untuk mengadakan perayaan Halloween. Sekarang hatinya terasa rumit, karena rencana kejutan ulang tahun untuk Kyu jadi kacau gara-gara ada yang mengajukan permohonan untuk merayakan Halloween.
Dia tidak bisa langsung menolak usulan itu tanpa terlebih dahulu mendiskusikannya dengan seluruh anggota organisasi. Pada akhirnya, hasil diskusi sepakat memutuskan untuk mengajukan proposal perayaan Halloween kepada kepala sekolah. Meskipun tidak seketika disetujui, tetapi tidak butuh waktu lama juga untuk membuat hati kepala sekolah luluh. Bahkan sekarang persiapan di aula pun sudah mulai dilakukan.
Malam sudah larut. Sementara teman sekamarnya sudah terlelap, Bara masih terjaga. Di kamar asrama yang hanya dihuni oleh dua orang, pemuda itu duduk di pembaringan dan bersandar malas pada dinding. Ponsel ada di tangan dan jempol pun tampak intens bergerak menyentuh layar, tetapi tatapannya tampak menerawang kosong.
Kyu punya trauma sama perayaan Halloween. Tsk, kenapa sih tiba-tiba ada yang ngide ngerayain Halloween segala? Bikin kacau.
Sambil menggerutu dalam hati, Bara tidak sadar jika jempolnya bergerak kian cepat dan tidak beraturan. Namun, tidak lama kemudian dia tersentak dan bergeming. Pandangan yang sudah tidak lagi kosong pun fokus menatap layar ponsel yang menampilkan sebuah foto. Hati pemuda itu serasa berdesir saat memandangi foto dirinya sedang menggendong gadis berambut panjang yang tersenyum lebar. Dagu gadis itu bertumpu nyaman pada bahunya dan jika diperhatikan lebih teliti wajah si gadis cukup familier.
Perlahan sorot mata Bara menjadi sendu dan jempolnya mengusap lembut di bagian wajah si gadis. Satu nama meluncur lirih dari bibirnya yang kaku dan sedikit terbuka, "Kyu."
Segera setelah itu matanya melebar, seperti tiba-tiba teringat sesuatu yang selama ini telah terlupakan. Astaga! Kyu kan punya trauma sama perayaan Halloween. Seharusnya kejutan ulang tahun itu aku batalkan. Ya, Tuhan, apa yang sudah aku lakukan? Dasar goblok! Kenapa malah maksa dia datang.
Bara memukul kepala gemas, lalu dengan jemari gemetar mengoperasikan ponsel untuk menghubungi seseorang. Aku mohon angkat. Angkat, angkat, angkat ....
Sementara itu di kamar Trio Pseudonym, ketiga penghuninya masih asyik fokus di depan gawai masing-masing. Kyu yang hobi menulis sedang mengetik bab baru ceritanya untuk diunggah di salah satu platform kepenulisan. Tulisannya bukan untuk dikomersilkan, melainkan hanya untuk bersenang-senang sekaligus menuangkan ide-ide yang rasanya menumpuk di kepala.
KAMU SEDANG MEMBACA
TEROR DI MALAM HALLOWEEN
Teen Fiction[REMAJA HOROR THRILLER] _____________________________ Liby tidak tahu bahwa ajakan untuk merayakan Halloween di taman belakang sekolah adalah jebakan. Tepat di hari H barulah dia menyadarinya, tetapi sudah tidak bisa lagi dibatalkan meskipun Kyu m...