Bagian 5. Alasan

167 46 9
                                    

Haaaloooiiiooo gayssss

Happy weekend🥰

Happy reading and Enjoy the story gays!

.

.


.



.

Tidak seperti biasanya, hari ini rora berangkat sekolah jauh lebih pagi. Ada beberapa hal yang harus dia lakukan sebelum ke sekolah. Dan hal yang tidak biasa lainnya adalah ia mengendarai mobil pemberian mama nya, ini merupakan kali pertama rora mengendarai mobil ke sekolah.

"Aku pergi" teriak rora yang baru turun tangga, papa nya rora refleks melihat jam mahal ditangannya dan langsung menatap anak gadis semata wayangnya itu keheranan "Baru jam segini loh, yakin mau berangkat?"

Rora yang sudah siap dengan beberapa barang bawaan di tangan kanan dan kirinya itu hanya mengangguk "yakin pa, aku harus melakukan sesuatu dengan ini" rora mengangkat barang bawaannya itu

"Wah sibuk sekali sepertinya anak mama" ujar mama nya yang muncul membawa dua piring sandwich, "betul ma, kalau begitu aku berangkat sekarang ya" pamit rora mengecup pipi kedua orang tuanya.

"Ini sandwich nya bawa saja kalau begitu" rora menahan mama nya saat akan hendak mengambil kotak bekal. Rora mengambil sandwich dengan mulutnya lalu pergi "awu wegi" ujar rora dengan mulutnya yang menggigit sandwich

"Astaga itu anakmu sayang tidak sopan sekali" mama nya melirik papa yang memperhatikan rora sedari tadi, "biarlah untuk kali ini, dia terlihat sangat sibuk dan buru-buru" papa nya hanya tersenyum melihat tingkah anak gadisnya itu

Rora melajukan mobil hitam yang baru pertama kali ia pakai itu menuju suatu tempat yang sering ia kunjungi, toko buku milik chisa unnie.

"Lain kali jangan sampai kelupaan lagi ya" ujar chisa memberikan buku pada rora, "iya unnie, maaf banget kali ini aku benar-benar lupa" rora mengambil buku yang diberikan chisa unnie dan siap masuk kembali kedalam mobilnya

"Tumben banget jam segini udah berangkat sekolah? Ga bawa bumblebee juga?" Tanya chisa unnie sesaat rora masuk kedalam kursi kemudi nya. "Aku ada urusan unnie, nanti aku ceritakan semuanya jika sudah selesai ya. Rora pamit pergi dulu ya unnie, bye unnie"

Rora menginjak gas menuju rumah sahabatnya, hyein. Rora dan hyein bersahabat sejak kecil dikarenakan kedua orang tua mereka merupakan rekan bisnis. Hyein juga sudah tahu Rora luar dalam.

"Lama banget sih" kesal hyein masuk kedalam mobil dan duduk tepat disamping rora, "itu kandangnya masukin" perintah hyein sedikit membuat rora jengkel, jika bukan sahabatnya mungkin sudah rora caci maki. Tapi sayangnya rora tak bisa mencaci maki hyein sahabat satu-satunya yang ia miliki. Rora menarik napas dan turun dari mobil, membuka pintu belakang dan memasukkan dua kandang yang berisi tikus putih.

"Sudah semua tuan putri, kita berangkat sekarang?" Nada bicara rora penuh dengan ejekan, tapi hyein sangat menikmati saat dimana rora bertingkah memanjakan dia. "Tentu, ayo kita berangkat" hyein menyilangkan kedua tangannya di dadanya membuat rora meliriknya kesal.

***

Sementara itu di sekolah doyoung sudah menunggu kedatangan rora dan hyein. Tak butuh waktu lama, tepat pukul 6.15 pagi rora dan hyein sampai.

"Hai ra, hyein" sapa doyoung sesaat hyein dan rora turun dari mobil. "Hai dobby, tolong bawain barang-barangnya ke lab yuk" rora yang sudah sibuk menurunkan barang bawaannya. Melihat itu dengan sigap doyoung langsung mengambil alih barang-barang yang dibawa rora, tapi hyein tahan. "Lo bawa kandang tikusnya aja dob, biar itu rora yang bawa" kali ini rora setuju dengan hyein. Alhasil doyoung nurut dan membawa kandang tikusnya. Mereka bertiga membawa semua barang itu menuju lab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DENIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang