2

181 18 0
                                    

" mas, ini udah H-2 dan kamu belom sama sekali nyiapin pesta buat pernikahan marsha? "

" siapa bilang aku mau ngadain pesta? cukup ijab khobul udah cukup " ucap ronal dengan masih fokus menatap layar ponselnya

" maksud kamu apa? marsha nikah tanpa pesta? "

" aku juga tidak mengharapkan pesta dipernikahanku mah " saut marsha berjalan menghampiri kedua orang tuanya

" aku tau papah tidak mengadakan pesta karena papah malu aku nikah dengan laki laki BIASA!!, tapi tidak apa karna aku dan zeeva juga nggak mau ribet "

marsha menaruh beberapa barang dimeja didepan sang ayah, satu kunci mobil satu black card dan tiga kartu atm biasa. " ini aku balikin semua fasilitas dari papah " ucap marsha

" sayang kamu gak perlu melakukan hal itu, itu hak kamu. mobil kartu atm dan bahkan rumah ini pun hak kamu juga " ucap sang mamah

" biar. biarkan saja, biar tau gimana susahnya nyari uang diluar sana, kita lihat seberapa jauh dia bertahan dengan laki-laki yang tidak punya masa depan itu "

" STOP PAH STOP!!! udah cukup papah ngerendahin zeeva!! "

                 

dirumah yang nampak sederhana terdapat 3 manusia yang hidup didalamnya menampakan seorang remaja dan wanita paruh baya sedang duduk santai, nampak mereka sedang berbincang ringan.

" kenapa sih kak bengong mulu, masih kepikiran yang kemarin? "

" kenapa zeeva jadi ragu gini ya bun?, "

" kamu pernah denger gak ada beberapa cobaan ketika akan menikah dan itu salah satunya RAGU "

" apa dulu bunda juga gitu sama almarhum ayah? "

" semua pasti pernah dilanda hal semacam itu kak, yang harus kamu mantabkan saat ini adalah fikiran kamu, kamu berhak bahagia zeeva "

" bun, maaf jika zeeva secepat ini untuk mengambil keputusan. zeeva bahkan belum bisa membahagiakan bunda "

shani indira, wanita cantik yang kini berada didepan zeeva  kini meraih tangan anaknya memberikan kekuatan memberikan keyakinan penuh terhadap apa yang akan zeeva ambil " zee, kamu kuliah 3,5 tahun tanpa meminta bantuan biaya sepeserpun kepada bunda, bunda udah sangat bangga sekali , kamu anak yang bertanggung jawab "

" mesra amat nih anak sama ibu,  nih bang kopinya dan ini teh hangat spesial untuk bunda " seorang remaja cantik datang membawa nampan berisikan satu gelas teh dan satu gelas kopi panas,

" makasih dek " / " makasih cantiknya bunda "

" abang jadi pindah kerumah warisan dari ayah itu? " tanya adik zeeva yang kini ikut bergabung

" jadi dek, kasian kamu bunda sama marsha kalo aku ajak dia tinggal disini, sempit "

" bang tapi kan tu rumah jelek bang ? emang kak marsha mau tinggal dirumah kayak gitu. inget bang kak marsha itu anak orang kaya dia biasa tinggal di rumah mewah fasilitas lengkap "

" dua tahun marsha pacaran sama aku dan dia sama sekali tidak pernah mengungkit tentang latar belakang keluarga kita, tentang harta, kekayaan dan apapun itu. jadi menurut abang itu adalah bentuk kesiapan marsha mau hidup sama abang dan masalah rumah abang udah renov kok dikit dikit "

" oh iya kuliah kamu gimana? "

" aman bang, christy udah mulai bisa beradaptasi juga kok sama jam kuliah dan jam kerja "

" bagus deh " shani hanya melihat kedua anaknya itu berinteraksi, didalam hatinya ia sangat bangga kepada zeeva dan christy, dari sejak sang suami meninggal dunia kedua anaknya ini berubah menjadi remaja yang sangat mandiri tidak pernah merepotkan bundanya bahkan mereka berkuliah dengan biaya hasil kerja jeripayah mereka sendiri.

" mas, anak-anak kita udah dewasa, mereka sudah tumbuh menjadi anak anak yang mandiri "  shani mengukir senyum simpulnya dengan air mata yang sedikit demi sedikit mengalir

" tuh kan!! ah males ah bunda mah kalo lagi ngumpul gini pasti nangis " ucap christy yang malas dengan kebiasaan sang bundanya itu

" engga kok sayang, bunda agak sedikit terharu aja, anak bunda yang dulu suka banget berantem suka usil sekarang udah jadi anak dewasa yang bisa bunda andalkan "

" keinget ayah ya bun ? " ucap zeeva

shani hanya tersenyum tipis mendengar penuturan anak laki lakinya itu " udah yok bubar-bubar " saut christy dengan beranjak dari kursinya, jujur ia sangat malas jika bundanya sudah menangis,  bukan apa-apa, ia hanya tidak suka saja melihat orang terkasihnya itu berlarut larut dalam kesedihan

shani dan zeeva hanya tertawa menanggapi ucapan christy

                       

terlihat zeeva sudah memasuki gerbang rumah marsha dengan shani dan christy. hari ini hari pernikahan marsha dan zeeva, ia datang menggunakan mobil yang ia pinjam dari temannya.

tidak terlalu banyak orang karena memang ayah marsha sengaja hanya mengundang saudara nya saja. acara ini sangat tertutup. zeeva memarkirkan mobilnya disana

" bang serius ini rumah kak marsha? " tanya christy keheranan, pasalnya ia sangat kagum dengan kemegahan rumah keluarga admatja itu.

shani mengusap lembut lengan putranya " gausah gugup, bunda disini " ucap shani yang melihat bahwa sekarang zean benar-benar seperti gelisah

kerabat kerabat ronal memandang heran mobil tersebut, pasalnya ini mobil yang sangat biasa, bukan mobil mewah.
" kamu yakin ronal mau menikahkan marsha dengan laki-laki itu? "

" aku udah capek mas , biarkan saja. setelah ini akan aku lepas marsha " jawab ronal menanggapi pertanyaan sang kakak

mereka bertiga keluar dari mobil dengan pakaian sederhana namun itu tidak sama sekali melunturkan kecantikan dan ketampanan mereka bertiga.
" ganteng sih!! tapi kok kayak dari keluarga biasa-biasa aja ya? " celetuk salah satu sepupu marsha

" lo bisa diem gak? kakak gue yang mau nikah aja santai kenapa kalian yang ribet sih " ucap kathrina kesal. pasalnya sedari tadi ia hanya mendengar cibiran yang saudara-saudaranya lontarkan kepada keluarga zeeva.
" aelah santai aja kali tin "  kathrin acuh tidak menanggapi ucapan saudara saudaranya itu lalu berjalan meninggalkan sepupu sepupunya dan menghampiri keluarga zeeva yang baru saja keluar dari mobil
" ganteng banget kakak ipar gue " ucap kathrina
" bisa aja lo dek " jawab zean
kathrina menyalami shani dengan sopan menyambut keluarga calon kakak iparnya itu dengan baik, berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain yang sedari tadi menatap sinis kepada zeeva dan keluargannya.

jujur, sepanjang lamanya mereka disana, shani dan christy sangat merasa tidak nyaman, semua orang seperti memandang mereka remeh, zean mengetahui ketidak nyamanan sang bunda dan adiknya. didalam lubuk hatinya, ia merasa sangat sakit hati kepada keluarga besar marsha yang memandang bundanya remeh.

hanya indah mamah dari marsha dan kathrina lah yang menyambut mereka dengan baik, shani merasa sedikit lega karena diantara banyak keluarga besar marsha yang berada disana masih ada orang yang mau menerimanya dengan baik.

" saya nikahkan engkau zeeva xavian harlan bin gracio harlan dengan putriku marsha maysha admatja binti ronal admatja dengan maskawin seperangkat alat sholat dibayar tunai "

" saya terima nikahnya marsha maysha admatja binti ronal admatja untuk diri saya sendiri zeeva xavian harlan bin gracio harlan dengan maskawin tersebut dibayar tunai........ "

tangis haru seorang ibu yang melihat anaknya kini sudah menjadi istri/suami orang, indah dan shani tidak dapat membendung tangis bahagianya, namun disisilain ronal ayah dari marsha sedari tadi tidak memperlihatkan senyumnya. wajahnya selalu datar.

                             

bantu vote dan komen ya teman-teman🙏

MAAFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang