Katanya, ada tiga hal yang bisa secara drastis mengubah diri seseorang. Pertama, kehilangan harta. Kedua, kegagalan yang berulang. Ketiga, menghadapi kematian.
Ini bukan sekadar omong kosong. Karena aku mengalaminya sendiri. Aku tahu persis bagaimana ketiga hal itu mengubah diriku menjadi aku yang sekarang.
Karena itu, aku pun berpikir. Apa aku harus mati dulu, baru mereka akan berubah? Aku tak punya kuasa menghilangkan harta atau membuat mereka mengalami kegagalan. Tapi aku bisa menyuguhkan kematianku sendiri ke hadapan mereka.
Kurasa hanya kematianku satu-satunya cara untuk membuat mereka sadar. Hanya jika aku menutup mata selamanya, baru mata mereka akan benar-benar terbuka.
Untuk melihat.
Bahwa mereka menyakitiku. Bahwa aku manusia dan bukan butiran debu tak kasat mata. Bahwa aku terluka dan membutuhkan bantuan.
Untuk mereka yang beramai-ramai menggiringku ke tepi jurang. Untuk mereka yang hanya diam, memalingkan wajah, dan berpura-pura tak tahu. Untuk mereka yang mendengar teriak putus asaku tapi memilih abai.
Aku tidak marah. Aku hanya lelah.
Langit yang kulihat terlalu sempit. Semua dinding ini terasa menghimpit. Aku tak bisa bernapas. Aku tak berhak bernapas. Aku hanya ingin terbang. Lepas. Bebas. Lalu hilang tanpa bekas.
Jika ini satu-satunya cara yang tersisa. Jika menghentikan waktuku adalah satu-satunya yang bisa kulakukan. Akan kulakukan.
Aku cuma berharap, ada malaikat yang akan menjemputku di ujung jalan nanti.
...
Haloo..
Ini pertama kalinya aku nulis cerita tentang mental health awareness.
Membaca ini, kamu akan ikut jungkir balik bersama Kamila. Menyelami sisi tergelap dari benak manusia dan mencicipi rasa putus asa.
Beberapa bagian dari cerita ini memuat verbal & mental abuse, depressive behavior, juga suicidal tendency yang mungkin akan terasa agak mengganggu atau triggering.
"Cry and scream if you must, but don't give up." (Sara Topolewski)
Dukung HAPPINESS dan drop your ⭐ here yaa... thank youu
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness
Ficción GeneralPada akhirnya, Kamila hanya ingin bahagia. Tapi bahagia tidak datang begitu saja buat Kamila. Tidak semudah itu diraih. Harus dicari dan dikejar. Perlu waktu. Perlu perjuangan. Pada akhirnya, akankah Kamila bertemu bahagia? Atau dia memilih menyerah...
